Part 7; Misunderstand

75.9K 2.2K 17
                                    

     Saat Chale masuk toilet, Jadyn mendapatkan telfon dari orang tuanya, Jadyn pun mengedarkan pandangan keseluruh penjuru resto dan ia menemukan orang tuanya berdiri di seberang.

Jadyn segera keluar dari restaurant tersebut dan berlari kecil menuju kedua orang tuanya yang menunggu di seberang jalan. Jadyn berbaur kedalam pelukan mereka. Jadyn amat merindukan kedua orang tuanya itu,setelah dua bulan tidak bertemu.

Kedua orang tua Jadyn mempunyai usaha sampingan,yaitu Cake Store di New York, tepatnya di daerah Fifth Avenue. Maka dari itu, Ayah dan Ibu Jadyn jarang sekali ke Spanish untuk mengunjungi anak mereka, karena usaha di New York cukup membuat mereka kerepotan. Sangat ramai pengunjung.

"Little Girl Daddy, kau sedang apa disini nak?" tanya ayah Jadyn sembari mencubit gemas hidung putrinya.

"aku sedang makan bersama atasanku Dad, tadi aku usai survey tempat untuk kontrak bisnis" jelas Jadyn.

"Woah, anak Mommy ini sudah pintar bisnis rupanya hmm" ucap Ibu Jadyn kembali memeluk Jadyn.

"iya dong Mom, aku kan sudah dewasa" poor Jadyn.

"Kau ini tetap menjadi Little Girl kami Jadyn" sahut ibunya di imbangi kekehan dari semuanya.

"oh ya sayang, bagaimana? Kau nyaman dengan kerjaanmu?" tanya Ayah Jadyn.

"selagi itu menyenangkan, why not?" jawab Jadyn tersenyum sembari menunjukkan giginya.

"memang kau bekerja apa sampai kau di usung kesini? Pasti kau menjabat sangat penting ya di kantormu? Devisi keuangan kah? Atau devisi perkembangan?" tanya Ibu Jadyn beruntun, Jelas! Karena ia belum tau dimana anaknya bekerja saat ini.

"Mommy, Jadyn menjabat sebagai sekertaris pribadi CEO perusahaan" jelas Jadyn tenang.

"Wow, luar biasa, pekerjaan yang bagus untukmu, tapi apa kau tidak kerepotan jika kesana kemari mengikuti CEO mu itu?" Ibu Jadyn mulai khawatir dengan pekerjaan anaknya.

"Sayang, Jadyn ini sudah dewasa, ia tentu bisa mengatur dirinya sendiri. Walaupun Jadyn masilah Little Girl kita, tapi kau harus bisa melihatnya mandiri" ujar Ayah Jadyn menenangkan istrinya.

"iya Mom, lagipula saat berada disini, semua kebutuhan Jadyn terpenuhi, dan Jadyn bisa bertemu kalian setiap saat kan?" ujar Jadyn memegang satu tangan Ibunya.

"Hmm kau benar, sering-sering ya mengunjungi deliciosa pastelería" kata Ayah Jadyn. (deliciosa pastelería= toko kue orang tua Jadyn dalam bahasa Spanyol)

"Tentu dad, akan ku usahakan jika ada waktu senggang"

"Eum...Sayang, Mommy tidak bisa lama-lama disini. Mommy ada urusan yang belum selesai,masih banyak pesanan yang belum Mommy buat" Ibu Jadyn berucap dengan wajah sendu.

"Mommy mu ini memang selalu sibuk sayang. Kau tau, bahkan ia jarang ada waktu untuk Daddy, haduh Daddy jadi tersiksa jika Mommy jauh terus dari Daddy" keluh Ayah Jadyn dengan wajah memelasnya. Yang di sambut pukulan manja dari istrinya di lengan.

"hahaha Daddy bisa saja" Jadyn tertawa lepas mendengar keluhan ayahnya yang mirip seperti anak kecil kurang belaian.

"yasudah Sayang, Mommy sama Daddy pergi dulu ya. I wish you Day always good" ucap Ibu Jadyn mengecup puncak kepala dan kedua pipi Jadyn kemudian memeluknya sayang.

"sayang, aku beli kopi dulu di ujung sana" lanjut Ibu Jadyn yang tertuju kepada Suaminya.

"hati-hati ya, nanti aku menyusul. Aku ingin berbicara dulu dengan Little Girl ku" jawab Ayah Jadyn. Yang mendapat anggukan dari Ibu Jadyn.

Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang