Sepasang orang paruh baya itu tertawa ria di tengah angin semilir dan buliran hujan rintik-rintik menerpa wajah masing-masing. Mereka sedang berada di balkon, berdua, ditemani telepon yang menghubungkan dengan anak mereka.
"Hahaha! Smith. Lihatlah Little Gril-mu, semakin dewasa,semakin menyebalkan saja dia itu" wanita paruh baya itu berbicara sambil tertawa pada suaminya.
"Hey Mom! Kau mengataiku menyebalkan? Baiklah,jika begitu aku akan marah" ujar seorang gadis muda di telepon yang di speaker.
"Oh Jadyn ku masih tidak berubah, Breve. Dia masih gadis kecil yang suka marah" sahut pria paruh baya kepada istrinya yang masih tertawa.
"Oh,oke. Baiklah, dia masih gadis kecil" ucap Breve meledek anaknya kembali.
"Ais! Kalian ini kompak sekali meledek ku" ucap Jadyn di dalam telefon sembari tertawa kecil.
"Jelas! Kita ini selalu sehati. Memangnya kau yang belum punya pasangan. Hahah" sahut Breve, ibu Jadyn itu terkekeh.
"Mom!!!!" geram Jadyn. Breve dan Smith kembali tertawa mendengar anaknya yang tampak sebal.
"Sudah-sudah. Jadyn,kami hanya bercanda sayang. Jangan dimasukkan hati ya, masukkan ke perut saja biar kenyang. Oke?" ujar Smith sembari terkekeh.
"Hahaha! Baiklah Dad, kebetulan aku juga belum makan"
"Benarkah? Kau belum makan? Cepat makan sekarang! Kau ini bagaimana? Kau harus jaga kesehatan Jadyn! Sesibuk apapun pekerjaanmu, kau harus tetap makan. Ingat! Jangan sampai asam lambungmu itu kambuh!" papar Breve khawatir. Jadyn yang mendengar ocehan ibunya memutar bola matanya seraya tersenyum.
"sekarang belum jam makan siang Mommy ku sayang. Pasti aku akan makan tepat waktu sesuai nasehatmu" ujar Jadyn menenangkan.
"Huftt! Kau ini membuat Mommy khawatir saja." Breve bernafas lega. Smith yang berada di sampingnya pun merangkul pundaknya mesra.
"Apa kau bisa lihat wajah Mommy mu yang sedang khawatir ini?" kata Smith kemudian mencium pipi kanan Breve.
"Daddy, Kita ini sedang bertelfon, mana mungkin aku bisa melihat wajah--- Jadyn!!!" ucapan Jadyn terjeda karena panggilan seorang pria memotongnya.
"Smith, apa dia bos nya Jadyn? Lantang sekali dia memanggil anakku sampai-sampai suaranya tembus kesini" gerutu Breve sebal karena mendengar seseorang memotong pembicaraan anaknya.
"Mungkin iya sayang. Sudahlah, lagi pula seorang bos itu wajar jika memanggil pegawainya dengan nada tinggi" ujar Smith sembari mengusap lengan istrinya itu.
"Ya? Ada apa?"
"Ayo makan, Niar sudah menyiapkannya di halaman belakang,sekalian kita menyelesaikan pekerjaan disana"
"Baiklah, aku segera menyusul"
Breve dan Smith mendengarkan pembicaraan antara anaknya dan seorang pria yang diketahui bos nya itu di ujung telfon.
'Mereka terdengar... akrab, atau dekat?' Smith membatin.
"Kau dengar? Bahkan makan saja Jadyn harus bekerja. Huh,Dasar! Tidak pengertian sekali bos nya itu" lagi-lagi Breve menggerutu mendengar percakapan Jadyn dengan pria disana.
"Sayang, mungkin maksudnya adalah setelah mereka selesai makan,mereka akan kembali bekerja" jawab Smith tenang.
"Mom,Dad. Aku tutup telfon nya ya? Aku ingin makan siang lalu kembali bekerja" ucap Jadyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]
Storie d'amoreMature content 21+‼️⚠️ Privat acak! Follow sebelum baca. "Tubuhmu begitu mempengaruhiku, kau selalu terlihat menggoda, like a wine." "Jangan tatap aku seperti itu, jangan melihatku bagaikan jalang yang siap kau terkam." "Seharusnya aku tidak pernah...