Bertemu lagi dengan hari Minggu,berarti Jadyn tinggal di Mansion keluarga Robert sudah 2 minggu lamanya. Tidak terasa hari demi hari Chale dan Jadyn melewati kebersamaan menjadi semakin akrab.
Hari ini Chale bangun lebih awal karena ingin mengajak Jadyn untuk joging pagi di Central Park NYC. Gerald yang melihat anaknya bangun pagi di hari Minggu pun terheran-heran. Tumben?
Jadyn masih terlelap di alam mimpinya pada jam 5 pagi ini. Jadyn memang gadis yang rajin bangun pagi,tapi setidaknya jam 6 pagi. Tiba-tiba pintu kamar Jadyn terketuk,Jadyn mendengarnya tapi ia hanya melenguh dan kembali tertidur menghiraukan suara ketukan itu. Selang beberapa detik,pintu kembali terketuk,kali ini lumayan keras suaranya dan membuat tidur Jadyn terganggu,ia turun dan membuka pintu dengan kondisi setengah sadar.
"Ah.. Niar, Ada apa?" tanya Jadyn yang melihat Niar dengan tangan kosong tidak membawa sarapan. Memangnya ini jam berapa sudah minta sarapan?
"Nona,maaf mengganggumu,tapi aku disuruh Tuan muda untuk membangunkanmu dan--"
"Aku masih mengantuk,Niar" potong Jadyn masih dengan mata setengah tertutup.
"tapi Tuan Chale menyuruhmu mandi,Nona" Niar membujuk dengan suara memelas.
"katakan padanya aku tidak mau,lagipula ini hari Minggu. Maaf aku mau tidur lagi" Jadyn menutup pintu kamarnya dan kembali ke alam mimpinya.
Niar menghela nafas panjang,kemudian ia turun ke lantai dasar untuk menemui Chale yang sudah siap dengan pakaian olahraganya. Ia sudah tampan di pagi ini menggunakan celana pendek,kaos singlet dan topi.
"Tuan,Nona Jadyn menolak untuk bangun, Ia masih mengantuk katanya" ujar Niar. Chale berdiri dari duduknya.
"dasar pemalas" cibir Chale yang tertuju pada Jadyn.
"Dia bukan pemalas,kau saja yang terlalu pagi menyuruhnya bangun. Memangnya kau ini mau kemana?" sahut Gerald dari arah belakang.
"aku hanya ingin mengajaknya joging pagi, Dad" jawab Chale.
"biasanya juga kau mengajak ku atau joging sendirian" Gerald menaikkan satu alisnya.
Chale berdecak. "Apa Daddy juga mau ikut?"
"Tidak,nanti aku jadi obat nyamuk jika ikut denganmu" ledek Gerald.
Chale menghembuskan nafasnya kasar dan memutar bola matanya kesal kepada ayahnya itu,selalu saja menggodanya. Kemudian ia naik ke lantai atas menuju kamar Jadyn. Gerald menggelengkan kepalanya melihat putranya.
Tok.. Tok.. Tok..
Jadyn lagi-lagi merasa terganggu karena pintu kamarnya terketuk keras,menuntunnya untuk bangun dan membuka pintu.
"kau ini bagaimana?! Kenapa tidak mau bangun?! cepat mandi!" cercah Chale. Jadyn langsung terkesiap,baru saja ia membuka pintu langsung mendapat semprotan.
"kenapa masih diam? Apa kau ingin ku mandikan?" Chale berkata dengan ekspresi membunuh.
Jadyn melotot lalu menggeleng cepat dan langsung menutup pintunya. Eh.. rupanya dia melupakan sesuatu. Jadyn membuka lagi pintu kamarnya ternyata Chale masih bersandar di dinding depan kamar sambil memainkan ponselnya.
"Apa lagi?" Chale melirik Jadyn sekilas.
"sebenarnya kita mau kemana pagi buta begini?" tanya Jadyn hati-hati.
"kau tidak lihat pakaianku? Apa aku akan mengajakmu ke kantor dengan pakaian seperti ini?"
Jadyn menggeleng. "So?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]
RomansaMature content 21+‼️⚠️ Privat acak! Follow sebelum baca. "Tubuhmu begitu mempengaruhiku, kau selalu terlihat menggoda, like a wine." "Jangan tatap aku seperti itu, jangan melihatku bagaikan jalang yang siap kau terkam." "Seharusnya aku tidak pernah...