Part 26; Move

51.6K 1.5K 30
                                    

"Benarkah? Jadyn pindah ke perusahaanku? Atas dasar apa, Chale?" tanya Marco bingung. Percayalah, itu hanya tipuan semata. Lihatlah wajahnya sekarang. Tersenyum licik!

"Daddy sudah tau bahwa Jadyn anak Smith. Aku tidak menyangka akan terbongkar secepat ini. Maka dari itu ia memintaku memindahkan Jadyn ke perusahaan lain agar tidak tercatat sebagai pegawai Robert Company's" jelas Chale dari balik sambungan telfon.

Seringaian khas terpampang di bibir maut Marco. Yang benar saja? Ini mungkin akan menjadi rejekinya. Tanpa susah-susah ia menggapai Jadyn.

'Umpan datang dengan sendirinya' kata Marco dalam hati.

"Dengan senang hati aku menerima sekertaris seksimu itu, Chale. Hahaha!" guraunya. Beda dengan Chale disana yang sudah mengetatkan rahang geram karena perkataan sahabatnya barusan.

"Jangan pernah berbuat macam-macam padanya, Marco! Jangan jadikan dia sebagai sasaranmu. Jangan sentuh Jadyn sedikitpun!" peringat Chale yang mampu memecahkan tawa Marco.

"Oh, Come on, dude! Kau selalu berburuk sangka padaku. Tapi.. Jadyn boleh juga. Dia sangat menggoda bukan?" balas Marco bergurau yang sebenarnya menguji Chale.

"MARCO!! Hentikan omong kosongmu! Kalau begitu, akan ku cancel perpindahan Jadyn ke perusahaanmu!"

"Eits! Calm down, bro! Aku hanya bercanda. Kenapa kau sangat memperdulikannya? Bukankah dia anak dari musuhmu?"

"Intinya kau mau tidak menerima Jadyn menjadi pegawaimu? Kalau tidak, aku--"

"Baiklah-baiklah. Aku akan menerima perpindahannya dan menjaganya untukmu 'eh?" goda Marco sambil tertawa sinis. Tentu saja Chale tidak melihatnya.

Sambungan telfon dimatikan secara sepihak oleh Chale. Marco tersenyum penuh arti sambil memutar-mutarkan ponselnya. Tangannya terulur menekan digit angka tombol telepon ruangannya kemudian meloudspeaker.

"Anda perlu bantuan, Mr.Marc?" tanya -Irene, sekertaris Marco-.

"Akan ada pegawai pindahan dari Robert Company's. Tempatkan dia di bagian Disnaker ketenaga kerjaan. Siapkan ruangan yang dekat dengan ruanganku. Paham?" pinta Marco.

"Paham. Segera dilaksanakan." sahutan dari sana semakin mengembangkan senyum Marco.

-------------

Jadyn berdiri di meja receptionist. Ia bertanya kepada siapapun yang mengetahui kenapa ruangannya bersih dan tidak terdapat barang-barangnya sama sekali disana. Bahkan pintu kaca itu tertutup rapat, tepatnya terkunci. OB tidak ada yang mau membukakan. Ada apa?

"Maaf, Mrs.Jadyn, saya benar-benar tidak tau." jawab salah seorang pegawai laki-laki yang sedari tadi dituding oleh Jadyn.

Dari jauh, terlihat pegawai perempuan berjalan tergopoh-gopoh dari basement menuju meja receptionist.

"Astaga, aku terlambat lima menit. Semoga Mr.Chale tidak memecatku." rutuknya heboh sendiri. Kemudian matanya melihat Jadyn yang masih berdiri di tempat. Seketika matanya berbinar.

"Ah! Mrs.Jadyn? Tepat sekali anda ada disini, jadi aku tak perlu repot-repot mencari anda" katanya.

"Ada apa Jessie?" tanya Jadyn bingung.

"Begini, kemarin aku mendapat titipan dari kepala HRD kepegawaian untuk menyampaikan surat ini kepada anda. Mr.Filex tidak hadir hari ini karena ada rapat direksi, jadi ia menitipkannya kepadaku." Jessie mengeluarkan sebuah amplop cokelat berukuran lumayan besar dari dalam tas-nya. 

Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang