Prolog

216 11 1
                                    

Kimra, begitulah namaku. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana tapi elite. Ayahku bekerja di departemen Luar Negeri dan ibuku bekerja sebagai salah satu manager bank. Aku? Masih SMA. Rumahku sangatlah besar menurutku, entahlah mungkin karna rumah sebesar ini hanya ditempati oleh 2 orang.

Ayahku kini tinggal di Korea Selatan mungkin, karna ia selalu berpindah negara. Sedangkan ibuku diluar kota kembali kerumah 1 bulan sekali. Aku tidak terlalu dekat dengan ibuku, aku sangat dekat dengan ayahku, walau sesekali ayahku selalu menuntut apapun yang ia inginkan.

Dirumah, aku tinggal bersama adikku, jooan lelaki berumur 15 tahun. Kami berdua hanya selisih 3 tahun, tapi sikap seperti tidak memiliki selisih.

"Dramama ramama ramama hey!! Dramama ramama ramama hey!!" Seruku sambil menyetel musik korean boyband yang aku kagumi.

Dengan muka bantal setelah bangun tidur, aku pasti mulai kebisingan ini. Dengan mengenakan piyama aku menyanyi di atas kasur lebih tepatnya berteriak-teriak. Dengan modal lightstick sebagai microphone aku menyanyikan lagu yang belum lama dirilis.

"Kak!! Silent please!!" Seru Jooan.

"Dasi ne mami dolgodora tteo gateun jari, day dream kkumeul kkuji--!!!" Seruku yang tak menghiraukan teriakan jooan.

Tiba-tiba musik yang aku setel berhenti. Aku yang masih memasang mic atau lightstick didepan mulutku lantas langsung menoleh kearah speaker.

"Apa? Mau angry? Ini masih pagi buta kak, mandi, dandan nanti kan berangkat sekolah. Pantas saja, kakak jomblo dari lahir. Coba kakak liat sendiri, buruk sekali." Ujar Jooan.

"Apa kamu bilang? You can speak again?" Tanyaku sambil memasang wajah sinis.

"Kakak, kakak tuh perempuan. Tapi lihat gayanya, orang-orang diposter-poster itu juga gak akan suka sama kakak kalau kakak saja begini, feminim sedikit aja."  Jelas Jooan.

"Speak again please." Timpalku sambil mengepal tangan kananku.

"Kakak lebih seperti babi dengan Kuda pony yang gagah." Ujar Jooan.

"Ya!!" Seruku sambil turun dari tempat tidur dan mengejar Jooan.

"Hey Adek songong, berhenti kau!! Dengar tidak!!" Seruku sambil mengejar Jooan.

Aku berlari dengan sangat cepat sampai akhirnya saat selesai menuruni anak tangga aku menabrak seseorang. Aku terjatuh tepat dibawah seseorang itu.

"Aduh... siapa sih ganggu gua lari aja sih." Ujar aku sambil memegang Lututku.

Lelaki itu membantu aku berdiri.

"Hey! Ini sudah jam berapa?! Jooan!!" Seru pria itu.

Jooan yang berhenti tepat didepan sofa langsung menghampiri lelaki itu.

"Iya kak?" Respon Jooan.

"Segeralah berangkat sekolah, kakakmu biar kakak yang urus." Ujar lelaki itu.

Jooan langsung menuruti perintah lelaki itu. Aku yang sadar ketika melihat wajahnya hanya diam mematung menatap lelaki itu.

"Ya!! Mau sampai kapan kamu melamun sambil menatapku?" Tanya lelaki itu.

"Kapan kamu pulang dari USA? Kenapa kamu ada diIndo?" Tanyaku heran.

Lelaki itu memelukku sambil membelai rambutku.

"Bosan. Aku rindu bertengkar denganmu." Ujarnya.

"Aku gak pernah berharap kamu kembali setelah 5 tahun pergi." Jawabku singkat sambil diam mematung tanpa membalas pelukannya.

DISTINCT TIES [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang