Chapter 29

15 5 0
                                    

Matahari menyelinap dari sela-sela tirai jendela. Sinar mentari menusuk mataku yang masih tertutup rapat. Mataku terbuka beriringan dengan suara teriakan kegirangan beberapa orang di bawah hotel. Aku bangkit berdiri dan berjalan ke balkon. Aku mengusap-usap mataku dan sesekali berusaha membuka mataku.

Mataku tertuju pada deburan ombak yang terus membasahi tepi pantai. Deburan ombak itu terus menyelimuti sisi-sisi pantai di tanah Bali.

"Chuggiya!!!" Seru Jooheon dari sisi pantai.

Aku tersenyum ketika melihat dia tidak mengenakan baju dan hanya memakai celana pendek.

"Yaaa! Pakai bajumu!" Seruku sambil menatapnya sinis.

"Wae? Disini tidak ada yang mengenalku." Celoteh Jooheon.

"Aigoo." Gerutuku sambil berlari masuk kedalam kamar dan menyambar handuk hotel lalu pergi keluar kamar.

Aku pergi keluar hotel dan berlari menghampiri Jooheon. Aku menyelimuti tubuh Jooheon dengan handuk itu.

"Wae?" Tanyanya santai.

"Kamu gak pernah berbagi ke semua orang tentang absmu. Kenapa kamu buka disini? Kamu lupa? Hanya aku yang boleh lihat itu rahasia publik." Gerutuku.

"Uhm. Neomu kyeopta." Ujar Jooheon sambil memelukku.

"Yaa! Ini masih pagi buta kau sudah memelukku." Celotehku.

"No problem calon istriku." Ujar Jooheon.

Pagi ini aku sarapan dengan seluruh anggota keluargaku kecuali mama. Aku menyantap makanan Indonesia yang sudah lama tak pernah masuk ke dalam mulutku.

"Ayah, mama gak kesini?" Tanyaku.

"Ayah juga tidak tau nak." Jawab ayahku.

"Jadi ini yang dinamakan makanan Indonesia? Enak ternyata" ujar Sora sambil memakan satu tusuk sate.

"Berarti disini yang baru pertama kali ke Indonesia hanya Sora?" Tanya Yoora.

"Iya ini first." Ujarnya sambil memakan beberapa tusuk sate.

"Jooheon? Semua sudah siap? Berarti besok tinggal hari H-nya saja?" Tanyaku.

"Iya." Jawabnya singkat.

"Pembawa acaranya siapa? Kamu mau merahasiakan itu berapa lama?" Tanyaku.

"Lee Jong suk dengan Bae Suzy." Ujarnya sambil menyendok gado-gado.

"Jincayo?!" Seruku.

"Ne. Kalau makan itu diam, jangan sembari berbicara." Ucapnya.

"Kihyun." Bisik Yoora.

"Wae?" Respon Kihyun.

"Tadi pagi, aku menggunakan testpacknya." Bisik Yoora.

"Bagaimana hasilnya?" Bisik Kihyun.

"Positif." Bisik Yoora singkat.

"Jincayo?!" Seru Kihyun sambil berdiri.

Yoora mengangguk.

"Waeyo? Oppa? Gwaencanha?" Tanyaku sedikit terkejut.

"Yaaa! Hyung! Kau mengagetkan seisi ruangan ini." Celoteh Jooheon.

"Hyung waeyo?" Tanya Jooan.

"Istriku hamil!" Seru Kihyun sambil menari-nari.

"Jincayo? Eonni, jincayo?" Tegas ku.

"Ne." Jawab Yoora singkat dengan wajah memerah.

"Yess, ayah akan punya cucu!" Seru ayahku kegirangan.

DISTINCT TIES [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang