Chapter 9

37 6 0
                                    

Kini aku sudah didalam mobil, kali ini yang menyetir adalah ayahku, Jooan duduk didepan dan aku duduk diantara Jooheon dengan Kihyun oppa. Suasana sangat hening, sampai akhirnya ayahku angkat bicara.

"Kihyun..." panggil ayahku.

"Iya yah?" Responnya.

"Bagaimana kabar MX di Indonesia? Mereka semua betah disini? Rencananya kapan kembali ke Seoul?" Tanya ayahku.

"Semuanya betah disini yah, terutama Jooheon dia sepertinya sangat cocok dengan budaya di Indonesia. Iyakan Jooheon?" Tanya Kihyun.

"Ah iya hyung, samchun." Jawabnya sambil berusaha tak menatap mataku.

"Dan aku dengan member lainnya pulang ke Seoul lusa. Oh iya Kimra,," Ucap Kihyun.

"Hmm Waeyo Oppa?" Responku.

"Oppa tidak bisa menjemputmu ke Indonesia. Paling nanti oppa jemput kamu di bandara, maaf ya.." ujar Kihyun sambil membelai rambutku.

"Memangnya ada apa?" Tanyaku heran.

"Bulan depan MX schedulenya padat, jadi oppa gak sempat jemput kamu ke Indonesia. Bukankah begitu Jooheon?" Timpal Kihyun.

"Hmm iya " jawab Jooheon singkat.

Aku melihat wajah Jooheon yang sangat datar, ia seperti menyembunyikan sesuatu tapi tak bisa ia ungkapkan.

"Joo- Jooheon are you okay?" Tanyaku sambil memegang pundak Jooheon.

"Gwaencanha." Jawabnya singkat sambil menyingkirkan tanganku dari pundaknya.

Seketika aku mengekerutkan keningku ketika melihat tingkah Jooheon yang sangat aneh. Tiba-tiba Kihyun oppa merangkulku sambil menepuk-nepuk pundakku.

Kini aku telah tiba di sekolah, semua teman-temanku sudah tampak cantik dan ganteng. Aku berjalan sambil menggandeng Kihyun oppa.

"Ini tidak seperti yang kuharapkan." Ujarku pelan.

Kihyun oppa tiba-tiba melepaskan gandengannya dan menarik Jooheon dan menyuruh Jooheon menggandengku. Kini, aku dan Jooheon begandengan tangan. Aku hanya diam mematung sambil mengkerutkan keningku dan bingung.

"Apakah sudah seperti yang kau harapkan?" Tanya Kihyun oppa dengan berbisik.

Mataku terbelalak sambil menatap wajah Kihyun oppa yang tanpa dosa itu. Semua mata menatap Kihyun oppa, aku dan Jooheon. Mereka menatapku sambil fokus kepada gandengan tangan Jooheon terhadapku. Sesekali wartawan memoto kami bertiga.

"Apakah ini rasanya menjadi idol?" Tanyaku sambil memasang wajah sedikit kesal.

Aku berjalan beriringan menuju ruang wisuda, tapi saat aku masuk kedalam semua murid yang akan wisuda mengerubungi Jooheon dan Kihyun oppa. Seketika gandengan tanganku dengan Jooheon terlepas karna berimpitan dengan fans MX.

Tiba-tiba ada seseorang yang menarikku kebelakang.

"Jangan terlalu dekat, nanti kamu bisa terimpit." Ujar Hyukjae sambil merapihkan rambutku.

Aku menyingkirkan tangan Hyukjae dengan sedikit kasar.

"Aku tidak apa-apa." Jawabku dengan wajah sedikit judes.

Aku duduk sambil menunggu acara dimulai, ayahku sedang diluar karna bertemu dengan ayah Hyukjae. Jooan? Dia sedang bertemu gebetannya yang ternyata seangkatan denganku. Hyukjae? Entahlah. Biji? Maksudku Kihyun dan Jooheon? Sepertinya mereka masih bertempur.
Dengan nafas terengah-engah Jooheon duduk disampingku.

"Hey, kamu seperti lomba lari maraton." Ucapku sambil memberikan air mineral.

Jooheon langsung meminum air itu sampai habis, perlahan ia merebahkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Kau sendirian? Dimana Jooan, ayahmu? Atau mungkin tunanganmu?" Tanya Jooheon.

"Entahlah." Jawabku singkat.

"Kau sendiri tadikan bersama oppa, oppa mana?" Tanyaku heran.

"Hyung belum berhasil lolos dari pertempuran." Jawab Jooheon sambil tersenyum.

"Jooheon, aku boleh bertanya sesuatu?" Tanyaku.

"Wae?" Responnya.

"Hmm, kau--" ujarku menggantung.

"Kim Ra." Seru Mc yang memanggilku untuk maju ke atas panggung untuk penobatan kelulusan.

Aku yang terkejut langsung menoleh kedepan.

"Namamu sudah dipanggil, cepatlah kedepan." Ucap Jooheon.

Tanpa basa-basi aku berdiri dan berjalan keatas panggung. Aku sudah dinobatkan lulus dari SMA, setelah selesai acara formal aku dan Jooheon langsung keluar gedung.

"Ayah, Oppa, Jooan kemana ya?" Tanyaku yang tanpa sadar sudah menggenggam tangan Jooheon.

Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang.

"Akhirnya kita lulus..." ujar Yoora sambil memelukku.

"Iya, pasti kau akan rindu bertengakar denganku." Jawabku sambil tertawa kecil.

"Kimra, itu mereka ada disana." Ujar Jooheon sambil menarikku untuk mengikutinya.

"Eh loh, Jooheon oppa. Kenapa aku gak sadar biasku ada didepan mataku. Yoora temanmu adalah adik biasmu." Gerutu Yoora.

Kihyun oppa langsung memelukku bersamaan dengan Jooan.

"Hey, sesak. Sudahlah,," ucapku sambil tersenyum kecil.

"Congratulation adikku sayang!! " seru Kihyun sambil mencubit kedua pipiku.

"Congratulation nuna!! Akhirnya kita lulus, tahun depan kita pindah ke Seoul." Seru Jooan sambil menggenggam tanganku.

Setelah Kihyun oppa dan Jooheon memberi ucapan selamat, kini giliran Ayahku. Ayahku membelai rambutku dan mencium keningku.

"Selamat ya nak, anak ayah sudah besar." Ujar ayahku sambil tersenyum bahagia.

"Hey Jooheon hyung. Kau tidak ingin memberikan ucapan selamat?" Tanya Jooan kepada Jooheon.

"Hmm, congratulation my best friend!! " seru Jooheon.

"Ucapan macam apa itu?" Tanya Kihyun oppa.

"Memang seharusnya seperti apa?" Tanya Jooheon heran.

"Peluk..." jawab Jooan singkat.

"Ah tidak-tidak." Jawabku bersamaan dengan Jooheon.

"Bahaya Jooan, oppamu dan Jooheon seorang idol." Jawabku meyakinkan Jooan agar tidak memaksa Jooheon memelukku.

"Tidak apa-apa, justru media akan bingung kalian kok tampak sedang bermusuhan. Dn kemudian, mereka melahirkan gosip baru yang beritanya belum tentu benar." Jelas Kihyun.

"Oppa, stop it. Tak perlu." Timpalku.

"Ayolah c'mon Jooheon. Jadilah lelaki sejati." Ujar Kihyun.

Perlahan Jooheon hendak memelukku, tapi sayangnya usahanya gagal ketika Hyukjae sengaja mendorong Jooheon untuk menjauhiku.

"Hey Hyukjae, pelan-pelan kalau lewat." Ucapku.

"Tak peduli lah, congratulation tunanganku!! Akhirnya kita berdua lulus." Ucap Hyukjae sambil memegang pundakku.

Aku diam mematung sambil menatap wajah Hyukjae yang tampak aneh.

"Kau tidak menyapa orang-oramg disekelilingmu?" Tanya ayahku.

Saat Hyukjae mendengar ucapan ayahku, ia langsung berdiri dan menyalami satu persatu dan memperkenalkan dirinya.

Ketika aku hendak pergi meninggalkan Hyukjae, tiba-tiba Hyukjae menahanku. Hyukjae menggenggam tanganku dengan sangat erat. Aku berusaha melepaskan genggamannya. Saat aku hampir bisa melepaskannya, Hyukjae tiba-tiba menarik tanganku dan akupun jatuh tepat didalam pelukannya.

Aku hendak melepaskan pelukan itu, tapi Hyukjae mempererat pelukannya.

"I love you so much." Bisik Hyukjae.

Aku tak berkutip dan berusaha melepaskan pelukan itu.

-BERSAMBUNG-

DISTINCT TIES [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang