Pertemuan

4.1K 109 0
                                    

Kurapihkan pakaian ku sambil menatap ke kaca disudut kamar.

Rok jeans panjang, kemeja polos lengan panjang berwarna biru muda, dan pashmina corak bunga dengan warna senada.

TOK TOK TOK

“ Iya masuk “

CEKLEK

“Sha, kamu berangkat kuliah sendiri aja ya “. Ucap suara yang berasal dari daun pintu.

“ emang kenapa ?  kan aku mau nebeng !” Gerutu Ayasha.

“ Aku mau buru buru ke kantor Sha, ada Meeting sama atasan aku “ Ucap Faqih, yang merupakan kakak kandung Ayasha.

“huuh, yaudah nanti aku nanti bawa motor sendiri aja”.

“Oke,  Aku berangkat duluan”. Ucap Faqih seraya menutup pintu kamar Ayasha.

Faqih merupakan kakak kandung aku yang terpaut 4 tahun. Ia sudah bekerja di perusahaan cukup ternama di sini.

“ Shaaaa….!!!” .

“ Ayasha!!!”,terdengar suara yang memanggilku dari kejauhan. Aku menoleh mencari sumber suara

“ Heii, Bil”, Sapa aku pada Nabila, Sahabat terbaik aku dari SMP. Nabila adalah gadis yang manis, Ia yang selama ini selalu ada buat aku. Sebenarnya tidak hanya Nabila, ada juga Shafiya tapi aku biasa memanggil Fhiya, dan Jihan. Namun mereka berbeda kampus dengan kami, dan kami biasanya kumpul seminggu sekali untuk sekedar jalan jalan atau curhat.

“ Sha, temenin aku ketoko buku yuk, aku mau beli beberapa buku untuk referensi “

“ Hmm, yaudah aku temenin, Tapi aku gak bisa lama lama yaa, soalnya aku mau ada acara dirumah”

“ wahh acara apaan sha ?? “

“ Ulang tahun Mas Faqih , sekalian syukuran naik jabatan,  rencananya dia mau ngajak temen kantornya makan makan dirumah, jadi aku mau bantu Ibu masak”. Ya, hari ini adalah ulang tahun Mas Faqih yang ke 25.

“Oiya hari ini Mas Faqih Ulang Tahun yaa??”  Ucap Nabila terlihat kaget.

Aku hanya mengangguk mengiyakan Nabila,

 Aku tau sebenarnya Nabila sudah lama mengagumi Mas Faqih. Terlihat dari sorot matanya yang tidak bisa dibohongi ketika sedang berpapasan dengan Mas Faqih. Aku juga rela kok kalo Nabila jadi Kakak Ipar aku,  tapi sepertinya Mas ku itu belum berminat untuk jatuh cinta lagi, setelah Kak Sheena meninggalkan Mas Faqih selama lamanya karena kecelakaan pada waktu itu.


Setelah memarkir motor ku di parkiran aku segera memasuki Toko Buku langganan kami, Nabila sudah langsung mencari buku untuk referensi tugas dari Pak Danu. Aku sudah menyelesaikan tugas itu, dengan bantuan dari Mas Faqih tentunya, pokoknya Mas Faqih itu pinter lah buat membimbing aku, sabar , dan humoris. Calon suami idaman banyak kaum hawa, seperti Kak Faiz.

Aku tersenyum ketika mengingat akan Kak Faiz, calon suami ku itu.

BUGGGH

Aku menabrak rak buku dan langsung menjatuhkan buku buku dari rak tersebut

“Ehh, terima kasih mas, maaf ngerepotin “ Ucapku saat pada seseorang yang membantu merapihkan buku tersebut.

“ Iya, sama-sama.” Sambil tersenyum kepada ku.

Aku hanya membalas senyum tersebut dan berbalik untuk menghampiri Nabila yang sedang akan membayar buku.

“ Udah dapat Bil bukunya ? “

“ Sudah Sha, nih aku mau bayar. Kan kamu juga buru buru mau bantuin mama kamu”

Aku pun mengikuti Nabila yang sedang mengantri di kasir

Sesaat aku menoleh kearah tempat aku menjatuhkan buku tadi, pria tadi masih ada disana sedang serius membaca sebuah buku.

Tiba tiba dia melihat aku dan tersenyum. Aku yang kaget karena ketahuan sedang melihat dia hanya membalas senyum dengan kikuk.

“ Heii senyum senyum aja, yuk kita pulang” Suara Nabila mengagetkan aku yang sedang salah tingkah.

Astagfirullah,

Aku pun langsung  berjalan menuju parkiran bersama Nabila,

 “ Kamu datang aja Bil nanti malam,”

“ Hah?? Gak ah, aku ga enak sama Mas Faqih “

“ Ga papa kok, nanti kita main aja sama aku bantuin Ibu, sekalian ajak Fhiya dan Jihan”

“ Yaudah kamu ajak dulu mereka, kalo mereka mau aku mau deh”

“ Okee !”

Aku hanya tersenyum melihat Nabila yang senyum senyum karena senang.

“ Assalamualaikum Bu” aku mengucapkan salam sambil memasuki rumah.

Tercium aroma masakan ibu yang Subhanallah wanginya menggoda, ingin rasanya segera kedapur dan menyantap masakan ibu.

“ Waalaikum salam Sha” aku pun langsung mengecup tangan ibu .

“ wanginya udah menggoda banget bu, Asha jadi laper nih “

“Yaudah, kamu bersih bersih dulu sana, abis itu makan siang. “

“ Oiya bu Asha nanti malam mau mengundang Nabila, Jihan dan Fhiya juga ya bu?”

“ Iya gak apa, ajak aja temanmu itu. Biar semakin rame”

“ Asha mau Sholat Dzuhur dulu bu, abis itu Asha makan siang dan bantuin Ibu masak untuk acara Mas Faqih nanti malam”, Ayasha langsung segera masuk ke kamar. Karena jam sudah menunjukan pukul 13.30

Ibu hanya tersenyum melihat putri kecilnya kini telah berubah jadi gadis yang sudah pantas untuk dinikahi, jika ada lelaki sholeh yang datang untuk melamar Ayasha. Putri bungsunya itu.

Setelah memasuki kamar, Ayasha langsung mengganti pakaian nya dengan daster lengan Panjang yang nyaman, dan kemudian bersiap untuk Sholat Dzuhur.

Setelah Sholat, Ayasha mengambil Hp nya untuk mengundang ke tiga sahabatnya datang kerumah nanti malam lewat grup Chatt

“Oke, aku bisa “ Balas Jihan

“ Jihan jemput aku dong!” balas Fhiya

“ Yaudah, Habis Magrib aku jemput kamu”

“Oke oke, makasih sayang “

“ Bil, kamu berangkat sama siapa? “ Tanya Jihan

“ Aku nanti naik ojek aja” balas Nabila

“ Udah nanti kamu aku jemput aja yaa, “ Jawan Ayasha.

Ga ada salahnya aku jemput Nabila nanti, rumah Nabila juga gak begitu jauh dari rumahku. Gumam Ayasha.

“ emang ga ngerepotin kamu Sha? “

“ Udah ga apa apa kok, santai aja”

“ Makasih yaa”

Ayasha pun meletakan Handphonenya ke nakas. Lalu menyambar sebuah kerudung instan sederhana berwarna merah muda untuk dipakai, menyusul Ibunya di dapur.

“ Ada yang bisa Asha bantu Bu”

“ Kamu udah selesai Sholatnya? “

Ayasha mengangguk, seraya tersenyum.

“ Kamu makan aja dulu, pasti laper kan ?, abis itu kamu bisa bantu Ibu menggoreng ayam kremes dan membuat sambal”

“ Siap bu!!”, Ayasha pun mengambil piring dari rak dan menyendok nasi dan beberapa lauk yang sudah matang, seperti pepes Ikan Mas kesukaan Ayasha.

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang