Menjadi Istri

2.9K 90 3
                                    

Aku terbangun saat melihat seseorang sedang sholat dikamar ku,  oiya aku baru sadar ternyata Mas Danish yang sedang  Sholat saat ini..  Aku lupa Aku kan sudah menikah dengannya.
Kulihat Jam menunjukan pukul 02.30.
Aku bangun dari tempat tidur ku,  dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu,  ikut sholat tahajud dengan mas Danish.
" kalo  tau kamu mau sholat juga,  tadi mas bangunin Sha " ucap mas Danish saat setelah aku selesai sholat.
"  gpp kok mas,  tp besok bangunin ya " balasku sambil tersenyum.
Aku melipat kembali mukenaku, kupikir mas Danish akan melanjutkan tidur,  tapi ternyata tidak.  Mas Danish menigambil laptop nya dan memainkan laptop nya di tempat tidur.
Aku pun duduk disamping Mas Danish, menemaninya. Tadinya sih aku mau tidur lagi,  tapi sebagai istri yang baik melihat mas Danish tidak tidur akhirnya aku memutuskan untuk menemaninya saja.
"kamu mau lihat foto foto saat dulu gak? "
"  foto foto apa mas?  "
"  nih liat aja " sambil mengarahkan laptop nya ke arahku.
Aku pun mengambil posisi untuk melihat foto foto yang ditunjukkan mas Danish.
Di folder itu terdapat foto foto aku sama mas Danish dan Mas Faqih.
Dan ada juga foto dengan ayah dan Ibu juga.
Ternyata hubungan mas Danish dan keluargaku memang sudah sangat dekat.
Aku saja yang tidak mengingatnya. Jujur aku pun makin kaget saat melihat foto foto aku sendiri yang candid.
Ternyata Mas Danish diam diam suka fotoin aku dulu .
"mas tuh udah mulai sayang sama kamu dari dulu Sha "
"  terus kenapa baru nongol lagi sekarang ?  " tanya ku polos.
"  ya waktu itu kan kamu masih sekolah,  makanya mas ke Jogja dulu, sambil ngerintis usaha, Dan baru kesini lagi pas tau kamu udah  mau lulus, dan emang niatnya mau seriusin kamu "
" owhh....  gtu"
"kok oh doang sih?  "
" ya trus gimana dong mas? "
Ku lihat mas Danish membuang nafas kesal dengan sifat cuek ku. Aku pun jadi tidak enak hati.
"maaf ya mas...... "  ucap ku sambil mengelus tangannya.
"iya sayang,tapi kamu jangan cuek gtu dong" Kemudian mas Danish menggenggam tanganku erat.
Akhirnya aku pun terlibat percakapan seru dengan Mas Danish mengenai foto foto kami dan keluarga beberapa tahun yang lalu. Baru kali ini aku bisa ngobrol bebas dengannya.  Ternyata Mas Danish itu orangnya asik,  suka bercanda dan tidak seperti yang aku bayangkan selama ini.
Hmmm...  Apa aku udah mulai menyukainya?  Entahlah.
Tidak terasa sudah Azan Subuh,  mas Danish segera mandi dan mengajak ku sholat subuh berjamaah.
"Mas mau dibuatin kopi atau teh? " tanyaku setelah melipat dan merapihkan mukena ku.
" kopi susu aja deh Sha" ucap mas Danish sambil menyisir di depan kaca.
Jujur,  jantung ku ga karuan melihat mas Danish mengenakan kaos oblong dan celana training seperti  ini.
Aku ga bisa bohong kalo mas Danish memiliki pesona yang menawan. Ia memiliki wajah yang cukup tampan,  dengan postur tubuh tegap dan atletis. Aku yakin pasti banyak sekali yang ingin menikah dengannya,  nah aku yang udah jadi istrinya malahan begini.
"yaudah Aku buatin dulu ya mas " ucap ku sambil keluar menuju dapur.

Danish POV

"Mas mau dibuatin kopi atau teh? " tanya Ayasha pada ku.
" kopi susu aja deh Sha" jawab ku sambil menyisir rambut.
"yaudah Aku buatin dulu ya mas " ucap nya sambil keluar menuju dapur.
Aku meliriknya saat keluar dari kamar....  Aku sedang mengendalikan diriku dari semalam,  aku takut jika aku tidak bisa mengendalikan diriku padanya.
Rasanya aku tuh ingin sekali memeluknya,  apa lagi saat ia mengelus tanganku untuk meminta maaf.
Aku yang sebagai laki laki normal, tidak dapat membohongi perasaanku.
Namun ku lihat sikap Ayasha sudah mulai melunak,  tak jarang ia sudah memberikan senyumannya  pada ku walaupun masih malu malu, kami  juga sudah berpegangan tangan, dan aku pun juga semalam sudah berani mencium keningnya.
Walaupun untuk masalah intim aku masih memberikannya waktu untuk nyaman bersama ku terlebih dahulu. Aku gak mau memaksakan, karna aku mau semua itu dilakukan tanpa ada paksaan.

Ceklek
Ku lihat Ayasha memasuki kamar dengan membawa nampan berisi  kopi susu dan roti,
" ini mas kopi dan sarapan untuk mas " ucapnya lembut.
" terimakasih ya sayang " balasku sambil membelai kepalanya yang masih tertutup hijab.
" iya mas sama sama"
Aku pun mulai menyeruput kopi yang sudah Ayasha siapkan. Ayasha duduk disampingku sambil menemaniku ngopi,
Aku kemudian mengambil roti dan menyuapi roti tersebut ke Ayasha.
" itu kan roti buat mas Danish " ucapnya menolak.
"  tapi mas kan maunya dimakan berdua sama kamu"
Aku pun mencoba menyuapinya lagi, dan Ayasha pun akhirnya membuka mulutnya untuk menerima roti tersebut.
"nah gtu dong, kan lebih enak kalo dimakan berdua"
"ntar ga kenyang loh "
" kenyang dong kalo disuapin juga sama kamu " ucap ku sambil mengangkat alisku.
Ku lihat wajah Ayasha memerah.
Kemudian Ayasha mengambil potongan roti dan menyuapinya ke aku.
Aku pun langsung menerima potongan roti tersebut dengan senang hati.
Yaa walaupun romantisme kami baru sebatas ini,  namun aku sudah sangat bahagia melihat Ayasha mulai dekat denganku.

Ayasha bangun untuk meletakkan nampan ke nakas,  saat Ayasha bangun aku langsung memeluk Ayasha dari belakang,  jujur aku ga bisa menahan diri untuk memeluknya, 
Memeluk seseorang yang akhirnya aku miliki saat ini,  dialah istriku yang cantik dan sederhana.
" I Love you Ayasha " bisikku ditelinganya.
Ayasha menoleh kearahku, dapat kurasakan dirinya mulai gugup,

Di tangannya masih memegang nampan sisa sarapan kami tadi. Aku mulai mendekati wajahnya yang sudah  menunduk, ku angkat dagunya agar dapat bertatapan dengan ku,  namun Ayasha hanya  memejamkan matanya tak berani menatapku.

Cup

Kucium keningnya cukup lama.
Dan kubelai pipinya yang semakin merona.
Ayasha terlihat pasrah dengan posisi seperti ini,  aku semakin gemas melihatnya.
Aku tahu Ayasha gak akan mungkin menolak,  karna aku tau dia akan berusaha menjadi Istri yang baik untuk suaminya.
" Sha.....  " panggil ku lembut seraya membelai pipinya.
Ayasha membuka matanya dan menatap ku,  Tatapan lembut yang membuat jantungku makin berdegup kencang.
"  kita jalan jalan yuk " ucap ku untuk menghilangkan kecanggungan pada kami.
"  kemana mas?  "
"  ada deh... Rahasia,  kalo kamu mau kamu siapin aja baju bajunya untuk kita pergi sekitar 3 harian.. "
"  3 hari?  "
Ku lihat wajah Ayasha bingung,
" iya 3 hari,  kita honey moon " bisik ku meledek ditelinganya.
Wajah Ayasha kembali memerah.
Aku tau pasti dia kaget mendengar kata honey moon,  hahha dasar Ayasha.
Padahal aku cuma mau ngajak dia ke suatu tempat kok,  tapi memang rencananya paling tidak 3 hari,  jadi kami bisa puas jalan jalan disana.
Aku ingin menikmati waktu berdua bersamanya,  yaa anggap aja pacarannya ala kita. Tapi kan kita sudah halal. Itu juga kalo Ayasha mau diajak perginya.
" yaudah aku mau mas,  nanti aku siapin bajunya. Kita berangkat kapan?  " tanyanya.
"  hmmm,  abis zuhur aja deh.  Mas sih udah bilang semalam  sama Ayah dan Ibu kamu,  tapi mas kan belum tau kamu mau atau gak pergi berdua dengan mas " ucap ku.

Ayasha tersenyum
"Ayasha ikut suami Ayasha aja,  selagi gak aneh aneh"
" yaa anggep aja pacaran sama suami, ga aneh kan Sha? "
" iyaa... Gak aneh kok,  yaudah Ayasha siap siapin dulu perlengkapan kita"
"ayooo mas bantuin"
Dan kami pun Menyiapkan perlengkapan kami.
Aku pun langsung menelepon salah satu temanku yang memiliki penginapan disana untuk memesan salah satu kamar yang cocok untuk kami.

Huhff...
Aku tuh ga bisa bikin part yang romantis gitu,  jadi maaf ya kalo kurang romantis atau kurang dapet feelnya.
Happy reading

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang