Lamaran

2.3K 99 2
                                    

Ayah dan Ibu , Pak De dan Bu De dan keluarga besar lainnya sudah berkumpul di ruang keluarga Aku mengenakan gamis Pink cerah, dengan aksen pita di sampingnya dan Pashmina yang menjulur menutupi dadaku, kulihat juga Mas Faqih sedang berbincang dengan Mas Danish sahabatnya itu.

“ Yuk kita berangkat sekarang “ Ajak ayah.

Awalnya aku mau satu mobil dengan ayah dan Ibu, tapi Mas Faqih mengajakku untuk semobil dengannya dan Mas Danish.

Sepanjang jalan aku penasaran, gadis beruntung manakah yang akan dilamar oleh Mas Faqih. Sampai detik ini Mas faqih masih merahasiakannya dari ku.

Mobil kami berhenti disebuah rumah yang tak asing bagiku. Ini rumah Nabila sahabatku, ‘trus siapa yang akan dilamar Mas Faqih ‘ tanya ku dalam hati .’jangan jangan Mbak Nada????’ batinku lagi. Mba Nada adalah Kakak dari Nabila yang berbeda 2 tahun darinya. Aku gak bisa membayangkan bagaimana perasaan Nabila saat ini.

Satu persatu keluarga memasuki rumah Nabila, aku hanya membuntuti mereka dari belakang. Aku cemas dengan keadaan Nabila.

Sesampai di dalam aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan, mencari Nabila. Tapi aku tak menemukannya. Yang aku lihat hanya keluarga besar Nabila, serta Mbak Nada yang duduk disamping orangtuanya.

Setelah beramah tamah, Ayah memulai mengutarakan maksud dan tujuan datang kesini  untuk melamar Putri dari Bapak Bambang dan Ibu Maryam orang tua Nabila. Setelah Ayah menyampaikan maksud dan tujuannya, ku lihat Mbak Nada berdiri dan memasuki sebuah kamar. Ku lihat Nabila dengan kebaya muslim modernnya keluar dari kamar dengan di dampingi Mbak Nada. Sekarang  Nabila duduk di tengah tengah kami, Ia tersenyum manis ke arahku.

‘Mas Faqih ngelamar Nabila ? Kok dia ga bilang bilang? Nabila juga diem diem aja’ Batinku

Setelah acara selesai aku langsung meghampiri Nabila mengucapkan selamat seraya meminta penjelasan dari sahabatnya itu .

“ Maaf ya Sha, Mas Faqih nyuruh aku diem diem aja , katanya mau ngasih kejutan ke kamu “ Jawab Nabila merasa bersalah.

“ Iya gpp kok, tapi sejak kapan ? “ Ayasha masih penasaran.

“ Waktu pas ulang tahun Mas Faqih , aku memberikannya sebuah Al-Quran, dan aku memberi tanda pada Surat An-Nur ayat 32, Ayat yang berisi tentang menikah. beberapa hari kemudian Mas Faqih datang bersama Mas Danish untuk bertemu dengan Ayah, dan akhirnya sekarang Mas Faqih melamar ku secara resmi ” Jawab Nabila sambil tersenyum.

Aku sangat mengetahui kebahagiaan Nabila saat ini. Ya, Nabila sangat cocok dengan Mas Faqih.

“ Aku bahagia Bil, lihat kamu bahagia”

“ Aku juga akan bahagia Sha, jika kamu segera menemukan sosok pengganti Kak Faiz” Jawab Nabila sambil tersenyum kecil.

Aku tau aku lemah, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakan Kak Faiz. Tapi aku janji akan mencintai suamiku nanti

‘Ya Robbi ampuni kelemahan aku ini’ Batinku.

“ Ayo Sha kita pulang, yang lain sudah menunggu kamu !” Mas Danish memanggilku.

Aku mengangguk dan berpamitan pulang dengan Nabila. Sedangkan Mas Danish sudah jalan duluan ke luar.

“ Mas Danish juga baik kok Sha, apa kamu gak minat ?” Tanya Nabila  polos.

Aku hanya tersenyum, sampai saat ini aku belum ingat tentang dia. Aku juga masih takut untuk mencintai seseorang, Aku lebih mempasrahkan hati aku kepada Allah, untuk mencintai jodohku kelak.

“ Kalo ada yang mau menikahiku, tinggal minta aku pada Ayah” Jawab Ayasha yang langsung membuat Nabila kaget.

 Ayasha langsung masuk mobil yang dikendarai oleh Mas Danish, dan ada Mas Faqih juga tentunya, tau akan Panjang lagi kalo meladeni pertanyaan pertanyaan dari Nabila yang masih penasaran dengan jawaban ki

Ayasha melambaikan tangan sambil tersenyum kearah Nabila, saat mobil berjalan pulang.

Disepanjang perjalanan pulang pun Ayasha hanya terdiam,  bingung mau bicara apa.  Sedangkan Mas Danish pun serius mengendarai mobil ini.

Danish POV

Hari ini Ayasha sangat cantik,  walaupun sebenarnya dia memang cantik.  Tapi baru kali ini aku melihat dia begitu anggun untuk ikut ke acara lamaran Faqih.
Ayasha dan Faqih ikut dengan mobil ku,  di sepanjang jalan Ayasha masih menanyakan siapa gadis yang akan di lamar kakaknya itu,  tapi aku dan Faqih hanya tersenyum.  Faqih sengaja tidak memberi tahu Ayasha, buat kejutan katanya.
Ku lihat Ayasha dari balik kaca spion ku,  dia selalu diam dengan ku jika tidak ditanya terlebih dahulu. Dia biasanya hanya tersenyum jika berpapasan dengan ku, sambil menundukan wajahnya, Sangat berbeda dengan hubungan ku dulu,  seperti ada jarak yang begitu nyata.  Ya aku hanya bisa maklum karena dia tidak mengingatku.
Dan aku tau sekarang dia sudah menjadi gadis yang sedang berusaha menundukan pandangannya dari pria lain. Sesuatu yang makin menguatkan perasaan aku untuk segera menikahi ya.
' ayo segera pinang dia' batin ku menyemangati.

##

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang