Istri Dan Mahasiswi

2.8K 75 3
                                    

Setelah sholat subuh aku langsung  memasak untuk sarapan Mas Danish,  hari ini mas Danish akan mulai bekerja kembali setelah beberapa hari cuti menikah,  aku pun hari ini mulai masuk kuliah untuk menyelesaikan skripsi ku.. 
" masak apa sayang? " tanya mas Danish sambil memelukku dari belakang.
"  aku masak nasi goreng dan telur mas.. Oia aku belum nyiapin baju mas Danish, tunggu sebentar yaa,  biar aku selesaiin masaknya dulu " ucap ku panik.
Ini pengalaman pertama ku melayani mas Danish sepenuhnya, biasanya kemarin aku masih dibantu oleh Ibu untuk memasak, sehingga aku tinggal Menyiapkan kebutuhan pribadi mas Danish saja, dan hari ini juga mas Danish harus berangkat pagi, jadi aku semakin bingung dan panik. Huffhh
" santai aja sayang,  kamu gak usah panik gt.  Yaudah kamu ambilin pakaian mas saja, mas gak tau soalnya kamu kemarin packing pakaian kerja  mas dimana, nanti nasi goreng nya mas yang siapin kepiring. "
"  yaudah,  aku ambilin pakaian mas dulu yaa "

Setelah Mas Danish dan aku rapi, kami pun bersiap siap untuk sarapan bersama.
"  nanti kalo kamu sudah selesai kuliahnya langsung kabari mas yaa,  biar nanti mas jemput." ucap mas Danish setelah selesai sarapan.
" kalo mas ga sempet jemput juga gpp kok mas,  nanti aku naik ojek aja " jujur aku gak mau merepotkan mas Danish.  Biasanya aku juga selalu berangkat kuliah sendiri Pikirku.
" gak! Nanti mas jemput aja.  . Kamu hubungi mas kalo udah selesai oke.. "
"  aku juga bisa kok mas berangkat kuliah sendiri, ada motor juga kan.. Aku juga biasanya berangkat sendiri selama ini,  aku cuma gak mau ngerepotin mas Danish "
Hening...
Aku mulai bingung dan ada sedikit rada takut saat mas Danish menatapku dalam, aku segera menundukan wajahku.  Mungkin aku salah bicara,  sudah seharusnya aku menuruti kemauan suami ku sendiri.
"  Shaaa..  Kamu bisa kan nurut sama mas? Nanti kalo mas sibuk, kamu boleh kok bawa motor sendiri, tp kalo mas masih bisa nganter jemput kamu, ya kamu harus sama mas" ucap mas Danish lembut sambil mengusap tangan ku lembut, aku kembali memberanikan diri menatap wajah mas Danish,  dan seketika aku seperti tersihir oleh kharismanya yang menawan. Yaa..  Dia suami ku. Sosok yang entah sejak kapan bisa menggetarkan hatiku yang selama ini beku akan cinta.  Sosok yang aku terima menjadi suami ku setelah aku takut untuk jatuh cinta  selama ini.  Apakah aku sudah jatuh cinta kepadanya??  Entahlah.  Aku belum mengenali perasaanku saat ini,  aku nyaman bersamanya, bahkan aku tidak dapat menolaknya saat mas Danish akan meminta hak nya sebagai seorang suami,  bukan hanya  karna takut dosa ,  tapi aku tak kuasa jika sudah berada di pelukannya dan melihat tatapan tulusnya.. Aku tak dapat menutupi jika aku mulai takut jika jauh darinya. Apakah ini cinta?  Entah.. Jika benar ini cinta, yang jelas ini adalah perasaan cinta yang halal. Aku yakin perasaan aku ini jauh lebih di ridhoi oleh Allah.
"Sha..  Kok bengong? " tegur mas Danish mengagetkan aku yang sedang menerka nerka perasaan ku padanya.
"  eh..  Gak kok mas. . "jawabku bingung.
"  jangan bohong,  ga baik loh bohong sama suami "
"  heheh,,  iya iya aku bengong "
" mikirin apa sih " lanjut mas Danish tanpa melepas genggaman tangannya dari tanganku,
"  hmmm...  Apa yaa..  Rahasia.. Hehhe " jawab ku malu,  ya gimana gak malu masa iya aku bilang aku lg mikirin perasaan aku ke mas Danish,,  gak lah,  aku belum bisa mengucapkan itu.
" yee...  Rahasia rahasia an nih?? Oke deh.. Yaudah yuk kita berangkat  " lanjut mas Danish ngambek dan langsung berdiri mengambil jaket dan kunci motor.
" mas Danish ngambek? " tanya ku polos sambil tetap duduk.
"  gak!! " ucapnya terkesan ketus dan sambil berjalan ke depan meninggalkan aku yang masih duduk.
Aku yang tak mau kalah diam saja tidak menyusul keluar, agak kesel juga sebenarnya pagi pagi sudah begini. Tak terasa air mata keluar dari sudut mataku,  ihhh cengeng banget sih aku,  baru diginiin aja udah nangis. Aku berusaha menahan air mataku, tapi bukannya berhenti malah semakin banyak.
"  kamu ngapain masih disini, udah siang.  Ayo kita berangkat " ucapnya dari depan  pintu masih dengan nada ketus.
Aku segera  mengusap air mataku, dan mengambil tas kuliahku dan memakai sepatu.
"  kamu kenapa nangis sayang.... ?  " ucap mas Danish lembut sambil  mengusap kepala ku yang sedang menunduk sibuk  menggunakan sepatu.  Jujur aku malu banget seperti ini,udah  jadi istri kok cengeng.  Apa pikir mas Danish tentang aku,,  bisa bisa nyesel kali nikah sama aku yang cengeng begini.
Aku tak berani menatap mas Danish, malu lah dan sedikit takut juga.
"gpp kok mas "
" maaf yaa,,  mas ga ngambek kok.. Mas cuma pura pura aja,  abis kamu ngeselin duluan sih "
Aku yang bingung mau ngomong apa cuma bisa langsung memeluk mas Danish.
"  maafin Ayasha juga ya mas"..
"ssstt..  Udah gpp,  sekarang kita berangkat dulu yuk,  nanti kamu kesiangan.  Kalo mau mesra mesraanya nanti malem aja yaa,,  biar sekalian........... " ucapan mas Danish terputus karna sambil memberikan kode menaik naikan alisnya sambil tersenyum penuh arti.
Aku yang mengerti maksud nya cuma bisa mencubit mas Danish sambil tersenyum malu.

....
"  selamat kuliah sayang,, inget kalo udah mau pulang kabarin yaa " ucap mas Danish sambil tersenyum dan menerima helm dariku.
"  iya mas,  mas juga hati hati yaa dijalannya" ucap ku sambil tersenyum manis dan mencium tangannya.
Bisa di bilang ini kali kedua aku mencium tangan mas Danish, pertama yaa setelah akad nikah,  dan kedua ya hari ini..  Hihihi
Mas Danish kemudian mengendarai motornya menuju salah satu  outletnya di kawasan Mall karna mau bertemu dengan salah satu partner kerjanya.
Aku pun masuk  ke dalam kampus,  beberapa pasang mata melihatku sambil tersenyum, ada apa sih?
Apa mungkin karna melihatku mencium tangan mas Danish tadi?
" ehem ada penganten baru " ucap Salsa teman sekelasku.
"  apa sih Salsa... " balasku malu.
" ya ampun pake malu segala,  tapi kok aku jadi baper yaa ngeliat kamu tadi di gerbang. Aduh romantis banget,  kapan ya aku bisa kaya gitu,  kuliah dianter suami,  cium tangan dan saling memberikan senyum.  Oh indahnya.... " ucap Salsa panjang,  sambil senyum senyum menghayal.
" aku doakan segera yaa..  Aamiin " jawab ku singkat,  aku gak mau Salsa makin bawel dengan ocehannya.
"  amiin,,  udah ya aku mau bimbingan dulu dengan Ibu Dina, bye bye pengantin baru " ucapnya semangat dan mengambil jalur yang berbeda dengan ku.

Aku melangkah kan kaki menuju ruang dosen,  hari ini aku akan bimbingan dengan Pak Zakky,  aku sendiri juga belum kenal dengan pak Zakky,  karena selama ini belum pernah bertemu langsung dengannya,  menurut teman teman ku pak Zakky sangat tampan,  Pak Zakky adalah dosen baru dari Bandung,  masih muda menurut cerita temanku  yang sudah bertemu untuk bimbingan dengan beliau.
" Maaf mbak,  pak Zakky sedang mengajar di kelas. Bukannya pak Zakky sudah mengumumkan jadwal baru bimbingannya?"
"oh begitu ya mbak,  saya juga belum cek. Terima kasih ya mbak " ucap ku kepada slah seorang bagian Administrasi yang kutanyai saat mencari pak Zakky.
Aku pun segera membuka grup WA di handphone ku. Yang ternyata ada pemberitahuan tentang jadwal bimbingan yang baru,  huhhf. Di undur besok jadwalnya.
Kulihat pengirim pesan di grup tersebut,  mungkin ini nomor pak Zakky,  tapi di sana tidak terlihat foto profilnya.. Alias di privasi.

Aku mengirimkan pesan WA ke mas Danish 
" mas aku ga jadi bimbingan,  dosen ya gak ada. Ternyata di ganti besok. "

10 menit kemudian

" mas masih ketemu sama Pak Aditya, kamu tunggu di kantin dulu yaa..  Stengah jam lagi mas baru  selesai dan langsung jemput kamu"

" oke mas " balasku.

Aku pun berjalan menuju kantin,  sekilas ku melihat seorang lelaki tinggi dengan postur tubuh yang cukup familiar dengan ku berjalan ke suatu kelas, seperti kenal tapi siapa yaa??
Tapi kok banyak mahasiswi yang curi curi pandang,  bahkan ada yang senyum senyum tebar pesona kepadanya. Ada apa sih dengan wanita wanita itu, mempermalukan dirinya sendiri dengan cara seperti itu. 'Astagfirullah'  batinku.

Di kantin aku mengisi waktu ku dengan mendengarkan beberapa sholawat dan lagu lagu islami lainnya dengan menggunakan headset. Sambil sesekali memainkan handphone dan berharap mas Danish telah datang menjemput ku.
Setelah 1 jam aku masih belum mendapatkan tanda tanda mas Danish akan menjemput ku, 
Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu mas Danish di dekat parkiran kampus,  biar mas Danish gampang menemukan aku.
Seandainya boleh naik ojek aku mau pulang naik ojek aja deh, huhhf aku pun mulai bete menunggu mas Danish datang menjemput ku.
" Maaf ya Sha lama " ucap mas Danish mengagetkan aku yang sedang melamun di salah satu tiang.
"  eh,  gpp kok mas.. "
Ku lihat raut wajah mas Danish berbeda,  ada apa yaa?  Apa ada masalah dengan outlet nya selama ditinggal cuti?  Aku tanyakan nanti sajalah dirumah.
"  yuk kita pulang" ajak Mas Danish.
" abis ini mas kerja ke outlet lagi atau tidak? " tanya ku agak khawatir dengan kondisi nya.
" gak Sha, mas mau istirahat dulu"
" mas sakit ya?  Kok terlihat pucat begitu mas? " tanya ku sambil memegang kening mas Danish.
"  gak apa apa kok sayang,  mas cuma agak capek aja kayanya.  Mungkin dari kemarin kan sibuk, makanya baru berasa sekarang "
"  yaudah yuk kita langsung pulang aja"
Sepanjang perjalanan mas Danish terlihat lebih banyak diam,  seperti sedang memikirkan sesuatu, aku pun semakin khawatir melihatnya. Ada apa dengan mas Danish??

Alhamdulillah mulai teratur lagi yaa nulis ya,  mumpung lagi sempet makanya langsung dikejar nulisnya.
Terima kasih untuk dukungan nya yaa..
Kritik dan saran sangat diterima olehku.
Jazakumullah khairan katsiran 🙏🙏

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang