Malam Pengantin

2.9K 105 4
                                    

Aku mulai membuka hijab ku di depan meja rias,  banyak sekali jarum dan peniti yang digunakan oleh periasnya sehingga aku kesulitan untuk membukanya. 

TOK TOK TOK

Ceklek
Ku dengar pintu kamarku terbuka,  aku tidak berani menoleh karna aku tahu siapa yang masuk ke kamar ku saat ini.
"Assalamu'alaikum Sha,  mas masuk yaa " ucap mas Danish lembut meminta ijin masuk ke kamar ku.
Ku melihat mas Danish sedang berdiri di depan pintu dari pantulan cermin meja rias ku, Mas Danish masih menggunakan Jas pengantin nya. kemudian aku  memberanikan diri menoleh kearahnya
" Wa'alaikum salam, silahkan  masuk mas " balasku. Sebenarnya aku ingin menghampirinya, bagaimana juga Mas Danish adalah suamiku sekarang, dan aku harus menghormati nya. tapi kaki ku terasa lemas untuk menghampirinya.
Hati ku semakin dag dig  dug  saat mas Danish berjalan mendekati ku.
"  apa mau mas bantuin buka penitinya?  " tanya Mas Danish lembut. Saat aku sedang sibuk membuka penitinya dan Jarum di hijab ku lagi untuk menghilangkan gugupku.
" hmmm..  Ga usah mas makasih" tolak ku , aku malu jika Mas Danish membantu ku.
" yaudah,  mas mau Mandi dulu ya"
"iya mas,  nanti Ayasha siapin baju gantinya " ucap ku.
" iya, terimakasih yaa sayang "
Mas Danish tersenyum ke arahku sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi di kamar ku.
Saat mas Danish sudah masuk kamar mandi,  aku mengatur nafasku.
Aku membayangkan malam ini akan satu kamar dengannya,  bahkan satu tempat tidur dengannya.
Kaki ku semakin lemas,  jantungku semakin berdegup kencang membayangkan semua itu.
Aku segera menyelesaikan membuka hijab ku, dan mengganti nya dengan hijab instan yang aku miliki, aku pun juga menghapus makeup yang masih menempel diwajah dan berganti baju.  kemudian aku mengambil pakaian ganti untuk Mas Danish yang sudah disiapkan di dalam koper nya.
Aku letakkan pakaian itu diatas tempat tidur,  dan aku langsung keluar dari kamar takut keburu mas Danish keluar dari kamar mandi. 
Aku pegi menuju dapur,  mengambil gelas dan membuat kan teh manis hangat untuk Mas Danish.
Jujur aja aku sebenarnya gak tau apa kesukaannya,  tapi gpp lah aku bikinin teh  manis hangat untuk  sedikit menghilangkan lelah nya hari ini.
" kamu bikin apa Sha" tanya ibu saat melihat ku di dapur
" eh ibu,  ini Asha lagi bikin teh manis buat mas Danish "
"  oh yaudah,  jangan lama lama,  kasihan suami mu nanti kelamaan nunggu kamu dikamar " ucap ibu sambil meninggalkan ku di dapur
DEG
apa ini maksudnya??  Kaki ku makin lemas rasanya untuk kembali ke kamar.
Aku takut jika mas Danish  meminta haknya itu pada ku.
Jujur aku belum siap. Tapi aku berusaha memberanikan diri untuk kembali ke kamar dengan membawa teh manis untuk mas Danish.
Saat pintu kamar ku buka,  ku lihat mas Danish sedang duduk di pinggir tempat tidur pengantin kami.
Oia, kamar tidur kami sudah dihias selayaknya kamar pengantin.  Sangat romantis seharusnya. Tapi entah kenapa kamar ini malah membuat ku horor saat memasukinya.
" ehemm,  sini masuk.  Kenapa melamun di pintu " tegur mas Danish yang tiba tiba menyadarkan ku.
"  eh iya mas " ucap ku bingung dan malu.
"  ini mas teh manis hangat untuk mas " ucap ku sambil meletakkan cangkir teh di nakas.
Mas Danish tersenyum kearah ku.
" terimakasih ya sayang " ucapnya ramah.
Aku hanya bisa tersenyum sambil membuang pandangan ke arah lain.
Ya Allah aku gugup banget.
"  sini dong duduk, jangan berdiri aja" tangan mas Danish menepuk nepuk  tempat disampingnya, dan tangan yang satunya memegang tangan ku mengajak duduk.
Aku pun kemudian duduk disamping mas Danish.
" kamu masih grogi ya sama Mas?  " tanya nya sambil menggenggam tanganku.
Aku mengangguk.
"  sama Sha,  mas juga masih gugup kok deket kamu kaya gini"
Aku tertawa kecil mendengarnya,  masa iya mas Danish bisa grogi juga di dekat aku.
" kamu ketawa gtu,  gak percaya ya?  Serius loh!  Sini kamu pegang dada aku " ucapnya sambil mengarahkan tanganku ke dadanya.
Aku merasakan dadanya berdegup kencang seperti yang aku rasakan saat ini.
"  iya iya Ayasha percaya " ucap ku setelah merasakan detak jantung Mas Danish.
"  yaudah,  makanya sekarang kamu gak usah gugup sama mas, kita sama sama saling mengenal lagi aja.  Cuek aja sama mas,  ga usah takut. Mas ga akan gigit kok " lanjutnya.
"  maaf ya mas,  kalo Ayasha masih gugup gini.  Maaf juga kalo Ayasha belom inget mas juga.  Mas mau kan bantuin Ayasha buat inget tentang mas " ucap ku lirih.
" iya sayang, mas akan bantu kamu.  Kamu mandi sana,  belom Mandi kan?  Nanti kita sholat Insya berjamaah"
"  hehehe iya mas,  yaudah aku mandi dulu mas" aku beranjak menuju lemari ku,  mengambil beberapa pakaian,  dan membawanya ke kamar mandi.
" kok,  pakaiannya masih dibawa ke kamar mandi sih? " tanya Mas Danish sambil tersenyum meledek ke arah ku
Wajah ku seketika memerah,
" apaan sih mas.... " aku segera masuk kamar mandi dengan wajah yang merona.
Mana saja mungkin aku berpakaian di kamar,  sedangkan ada Mas Danish disana,  walaupun dia sudah jadi suamiku tapi kan aku masih belum berani seperti itu.
Aku segera mandi untuk memberikan kesegaran pada tubuhku.

Setelah keluar dari kamar mandi,  aku tidak melihat Mas Danish didalam kamar.  'Kemana Mas Danish? Katanya mau sholat bareng '  batinku
Aku merapihkan gaun pengantin dan jas milik mas Danish untuk di Loundry besok.
Kemudian aku keluar kamar untuk merapihkan kado  kado pernikahan yang masih berada di sudut depan kamarku, 
" sini mas bantuin Sha "
Kulihat tangan Mas Danish sudah terulur untuk membantu ku membawa kado kado ini.
" makasih mas "
Aku pun kembali masuk ke kamar bersama mas Danish.
" yaudah yuk kita Sholat " ajak mas Danish setelah meletakkan kado di dekat lemari pakaian.
"  emang mas dari mana tadi? " tanya ku penasaran.
" oh dari luar aja sebentar, lagian kan Mas ga enak  takut kamu mau ganti baju atau apa dikamar,  jadi mas keluar dulu aja "
"  maaf ya mas "
"  gpp kali,  yaudah Mas mau wudhu dulu"

Akhirnya kami sholat Isya berjamaah, begini  yaa rasanya sholat bareng suami.
Setelah sholat mas Danish tidur tiduran dikasur,  aku yang juga ingin tiduran masih canggung.
" sini Sha,  tidur " ucap mas Danish sambil menepuk nepuk kasur.
Aku pun menghampirinya perlahan,rasa  takut,  bingung,  malu menjadi satu.
Akhirnya mas Danish bangun untuk menarik ku ke tempat tidur,
"  kamu masih takut sama mas?  Kalo takut mas tidur di bawah gpp kok"
" gak kok mas,  Ayasha belom terbiasa aja.  Maaf yaa "
"  yaudah kalo gtu kamu tidur aja sini,  mas ga akan apa apain kamu kok "
Aku menatap nya dalam, rasanya air mataku ingin mengalir merasa belum menjadi istri yang baik
" kamu kenapa Sha " tanya Mas  Danish  sambil mengusap kepala ku.
"  gpp mas,  aku cuma takut aja.  Aku cuma belum siap mas " ucap ku sedih.

Cup
Ku rasakan mas Danish mencium keningku, sambil mengusap kepalaku lembut.
"  tenang aja Sha,  mas gak akan maksa kamu kok.  Mendingan kita tidur aja yuk,  udah malam "
Aku pun membaringkan tubuhku ke tempat tidur, 
Tapi Mas Danish mengambil bantal dan meletakannya di bawah,
"  mas,  tidur di kasur aja.  Aku gpp kok"
" yakin kamu gpp Sha?  Mas juga gpp kok kalo tidur dibawah "
"  iya mas aku yakin kok"
Akhirnya mas Danish kembali ke kasur
Saat aku mulai ingin memejamkan mataku untuk tidur,  ku rasakan ada tangan yang membelai kepala ku lembut , dan berbisik "Mas sayang sama kamu Sha"

Huhff..  Kelar juga part ini.
Makasih untuk yang udah voment.
Happy reading 😃

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang