Danish Pov
"Mas ini teh manis hangatnya.. "
" iyaa, terima kasih sayang "
" Mas kenapa melamun terus semenjak pulang dari outlet? Mas bisa cerita sama aku. "
" sebenarnya ada yg mau Mas sampaikan ke kamu Sha.. Tapi mas bingung mesti mulai dari mana untuk ceritanya? "Ku lihat Ayasha menggeser duduknya semakin mendekat kepadaku.
" cerita aja mas, kalo kaya gini Ayasha juga bingung! "Yaa akhirnya aku mulai menceritakan tentang Fira, anak pak Aditya yang ternyata mencintaiku selama ini dan sekarang keadaannya semakin terpuruk selepas aku dan Ayasha menikah, sehingga hari ini pak Aditya memutuskan kontrak kerjasamanya dengan ku agar kami bisa saling menjaga jarak.
Dengan putus ya kerjasama itu, berarti aku harus kehilangan beberapa outlet aku, yaa aku mengalami kerugian yang cukup besar." Apa mas menyesal menikah dengan ku? "tanya Ayasha tiba tiba
" tidak sedikit pun Mas menyesal Sha, mas malah lebih memikirkan keadaan kamu, kita baru saja menikah, tapi kamu harus menjalani ujian seperti ini " ucap ku parau.Jujur aku memang lebih memikirkan keadaan keluarga kecil ku saat ini, aku takut tidak bisa membahagiakan Ayasha.
"jujur Ayasha sedih mas, tapi Ayasha sedih bukan karena Ayasha takut untuk hidup dalam keterbatasan, Tapi Ayasha sedih melihat Mas Danish seakan berfikir jika Ayasha selama ini hanya memandang materi. Ayasha mencintai Mas Danish karena ketulusan Mas Danish! " ucap Ayasha lembut sambil mengusap pipiku.
Ada rasa sejuk di hati ini saat Ayasha mengucapkan itu, " jadi kamu gak takut Sha kalau kita harus hidup sederhana? "
" kenapa harus takut? Kita kan bisa memulai semuanya dari awal lagi. Malah Ayasha senang bisa ikut berjuang membangun bisnis kita lagi "
Subhanallah, memang tidak salah aku menikahi Ayasha.
Aku hanya bisa memeluknya erat saat ini.
Segala beban di hati seakan sirna melihat senyumnya yang penuh dengan kesejukan.
Aku semakin bersemangat memulai lembaran baru bisnis untuk keluarga kecil ku. Untuk masa depan istri dan anak anak ku kelak." terima kasih ya Sayang untuk segala kebaikan dan ketulusan kamu "
" Terimakasih juga Mas, sudah memilih aku untuk menjadi Istri kamu "Udahan akh sesi mesra mesraannya. Bikin baperan.
pagi ini aku dan Mas Danish mengurus barang barang yang tersisa di outletnya, yaa.. Mas Danish sekarang hanya memiliki 2 outlet, sisanya akan di ambil alih oleh Pak Aditya.
Ku lihat Mas Danish mulai sibuk memeriksa stock barang yang tersedia, karena bagian produksi pun diambil alih oleh Pak Aditya, kasihan Mas Danish, padahal semua ide ide bajunya, teknik pemasarannya berasal dari Mas Danish.
Beberapa karyawan masih setia untuk ikut dengan mas Danish, seperti Reza dan beberapa karyawan lainnya yg belum aku kenal.
" kamu hari ini jadi bimbingan? " tanya Mas Danish mengejutkan aku.
" eh, iya mas jadi "
" jam berapa bimbingannya? "
" Jam 10 mas "
" yaudah nanti mas anterin kamu yaa.. "Aku tau sebenarnya mas Danish lagi sibuk, tapi aku gak mau akh merusak suasana nya lagi , nanti kalo aku tolak dia kesel lagi. Jadi mendingan aku nikmati saja fasilitas kemanjaan yang diberikan sama suamiku ini. Hihihi
" terimakasih ya Mas udah anterin aku, hari hati dijalan.. "
" iya sayang, selamat belajar. Nanti kalo sudah selesai hubungin mas yaa, nanti Mas jemput kamu. "
" iyaa mas nanti aku hubungin kok"Aku kemudian mencium tangan mas Danish, dan setelah Mas Danish pergi aku menuju lorong ruang dosen.
" Pak Zakky nya ada di ruang 401 " ucap bagian Administrasi saat aku menanyakan Pak Zakky.
" oh begitu, terima kasih yaa mbak "Waduh lumayan juga yaa lantai 4 , ayoo ah Sha semangat, biar cepet lulus dan bisa bantuin mas Danish bangun usaha lagi.
Kulihat ada beberapa mahasiswa yang sedang menunggu di luar ruangan, jadi ini mah seperti ngantri ke dokter pikirku . Yasudahlah aku menunggu disebuah tangga sambil memainkan handphone ku.
Tidak terasa giliran aku yang masuk untuk bimbingan, ternyata aku mahasiswi terakhir yang akan bimbingan.
Aku memasuki ruangan yang tidak terlalu besar, aku berfokus pada ornamen hiasan yang terdapat di ruangan itu,
" Yaa silahkan" ucap seseorang di balik laptop nya, pandangannya masih tidak lepas dari laptop tersebut.Seketika jantung ku bergetar sangat keras, sampai sampai secara tidak sengaja aku menjatuhkan kertas bimbingan aku.
" Astagfirullah, kak Faiz.. !!!! " ucap ku lirih
Laki laki tersebut sudah dalam posisi berdiri dari kursinya karena terkejut.
" Ayasha....! " panggilnya tak kalah lirih dengan ku.Saat itu juga air mata ku sudah berlomba lomba untuk mengalir ke pipi, menumpahkan segala sesak, sedih dan rasa tidak percaya.
Aku segera Merapihkan kertas kertasku yang sudah berserakan karena lepas dari jepitannya. Aku berusaha secepat mungkin untuk Merapihkan nya dan ingin segera pergi dari ruangan ini , semakin aku ingin cepat semakin sesak dada ini.
" Sha tunggu kakak.. Ada yang mau kakak bicarakan ke kamu"
" Maaf kaa.. Sudah cukup semuanya, semuanya sudah berakhir ka! " ucap ku dan kemudian berlari meninggalkan ruangan itu.
" Sha... ! "
"SHA... !! "
"AYASHA!!! "Aku masih mendengar Kak Faiz memanggil ku dari tangga, tapi aku sudah tidak peduli. Karena yang ada di pikiran ku saat ini adalah ingin memeluk mas Danish. Yaa aku terus berjalan cepat menembus lorong kampus sambil mengusap air mataku, untungnya suasana kampus tidak begitu ramai sehingga tidak ada yang memperhatikan keadaan aku saat ini.
Sesampainya di luar aku memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan sedang mangkal di dekat kampus, yaa.. aku akan menuju outlet Mas Danish.
Karena hanya Mas Danish yang bisa menenangkan perasaan aku saat ini.Ya Allah..
Aku kembali terisak di dalam taksi. Mengingat bagaimana bisa orang yang selama ini aku cintai dan aku yakini telah meninggal, sekarang dia ada di hadapan aku setelah setahun lebih kita berpisah..
Dan sekarang dia hadir disaat aku sudah bersama Mas Danish, orang yang tulus memilih aku dan mencintai aku meskipun harus kehilangan bisnisnya.Yeayy.. Akhirnya bisa ngepost lagi.
Maaf yaa..
Terima kasih untuk yang sudah membaca, vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Ayasha
ChickLitMudahkan aku ya Allah untuk mencintai makhluk ciptaan mu ini.. Hanya Engkau yang dapat Membolak balikan hati ini AYASHA NAZEERA AFSHEEN