Dia Dan Dirinya

2.2K 84 11
                                    

Aku sudah sampai di parkiran area pertokoan, tapi aku masih terdiam di sini. Aku bingung apa yang harus aku katakan ke Mas Danish nanti, bagaimana perasaan Mas Danish kalo melihat aku menangis seperti ini, apalagi kalau sampai tau siapa orang yang aku tangisi. mungkin Mas Danish akan bertanya tanya dengan perasaan aku yang sesungguhnya. Aku juga gak mau menambah beban Mas Danish, dia sedang banyak masalah disini.

Tunggu tunggu... !! Bagaimana dengan Kak Sheena?? Apakah kematian nya juga tidak benar?
Apakah Kak Faqih mengetahui semua ini??
Kenapa aku menjadi bodoh?? Apa saja yang selama ini aku tidak ketahui?? Kebohongan apa saja yang sudah di ciptakan Kak Faiz?

Mengapa Kak Faiz jahat meninggalkan aku dengan cara seperti itu?? Apa maunya??

BRUGH !!!

"Sha.... Bangun sayang "
Aku tersadar dan mendapati diriku sudah berada di sebuah sofa outlet Mas Danish, disana ada seorang karyawati yang sedang mengkipasi aku dan ada lagi yang baru datang membawakan minuman untuk ku.

" Mas Danish... " ucap ku lirih,sambil berusaha bangun.
Tapi Badan ku masih lemas, dan kepala ku pun pusing, sehingga aku hanya bisa menggeser posisi ku.
" udah Sha.. Kamu istirahat dulu, jangan langsung bangun"
Ku melihat karyawati tersebut pamit meninggalkan kami berdua di sini.
"kamu kenapa sayang? Kok kamu bisa sampai pingsan di parkiran? Kenapa kamu tidak hubungi mas kalo kamu sudah selesai? "

Hening
" yaudah kamu istirahat dulu yaa.. Nanti kalau kamu sudah fit kamu boleh cerita sama Mas " ucap Mas Danish sambil. mengusap mengusap kepala ku lembut.

" Mas..... " aku berusaha mengangkat tubuhku dan memeluk Mas Danish erat.
" Mas Janji yaa gak akan ninggalin aku.. "
" Kamu itu ngomong apa si Sha...? "
" Janji! " ku menatapnya lekat, tak terasa air mataku kembali turun.
" Mas Janji gak akan ninggalin kamu. Tapi Kamu kenapa sayang? Tolong cerita, mas bingung dan khawatir dengan keadaan kamu yang tiba tiba seperti ini "
Aku tidak bisa menjawab, aku kembali terisak di pelukan Mas Danish. Hanya ini yang membuat aku nyaman.
" Sha... Please.. "
" Ayasha cuma gak mau di tinggalin lagi dan di bohongin sama orang yang Ayasha sayang mas..  "
"  siapa yang membohongi kamu Sha?  "
" Kak Faiz..  Dia masih hidup Mas.  Dan ternyata dia sekarang adalah Pak Zakky,  dosen pembimbing aku "
"  Faiz?? "
Ku lihat  raut wajah Mas Danish menegang saat menyebut nama Kak Faiz.

" apa mas juga tau kalo kak Faiz masih hidup?? "
"  Demi Allah Sha..  Mas gak tau masalah itu Sha .  Bahkan Mas aja belum pernah bertemu dengan Faiz"
" Apa Kak Faqih tau?  Bagaimana dengan kak Sheena?  Apa kak Sheena juga masih hidup? "
" entahlah..  " jawab Mas Danish pelan sambil melepaskan pelukan ku.

Dret Dret Dret
Handphone ku bergetar. Karena memang aku silent saat akan bimbingan tadi.
Ku lihat Handphone ku dan mendapati sudah banyak sekali Chatt dan telp dari sebuah nomor yang tidak ku kenal.

Sha..  Kakak mau jelasin semua.  Please Sha..  Kasih kakak waktu untuk kita bicara

Sha..  Kakak mohon. Kakak tau kamu pasti benci sama kakak. Tapi kakak cuma mau jelasin ini saja

Sha..  Maafin Kakak

Sha..  Tolong jawab Sha

Sha.. Kakak mohon maafin kakak dan kasih kakak kesempatan untuk jelasin ini semua.

Aku terdiam melihat semua Chatt dari kak Faiz.
"Kak Faiz Chatt aku mas " sambil memberikan handphone ku ke mas Danish
"  punya nomor kamu dari mana dia? " tanya Mas Danish sambil mengambil handphone ku
"  aku kan emang ada si grup bimbingannya Pak Zakky, dan selama ini aku gak tau kalo Pak Zakky itu adalah Muhammad Faiz Muzakky,  karena memang dia tidak memasang foto profil disana. "

Mas Danish membaca Seluruh Chatt Kak Faiz di handphone ku.. Tak bisa di tutupi jika rahang Mas Danish menegang saat membacanya. Aku yang sadar jika Mas Danish mulai tidak nyaman dengan keadaan ini berusaha mencairkan suasana.
Padahal aku juga masih sangat shock jika mengingat semua nya.

"  Mas...  "  aku mengusap lembut tangannya.
Mas Danish mengembalikan handphone ku dan kemudian membanting dirinya duduk di sofa dengan kasar, tangannya berusaha menutupi wajahnya.
Baru kali ini aku melihat mas Danish seperti ini.  Apa mas Danish cemburu?? 
" Mas...  Mas masih inget kan janji mas?  Mas gak akan ninggalin aku dan bohongin  aku kan? "
"  iyaa mas inget kok.. "
Aku mengusap wajahnya dan mengarahkannya untuk menatap wajah ku.
"  lihat aku mas.. , Aku juga janji akan tetap bersama dengan mas Danish.  Kita harus saling menjaga hubungan kita ya mas "

" kamu yakin akan tetap bersama Mas? Meskipun untuk keadaan ekonomi mas harus memulai semuanya dari awal? Dan Apa kamu yakin sudah tidak memiliki perasaan dengan Faiz? "
" aku yakin Mas..  " ucap  ku sambil menatap manik manik mata Mas Danish .
" Jujur mas takut Sha..  Pas kamu menyebut nama Faiz aja , mas rasanya sudah cemburu.  "
Aku hanya tersenyum mendengar pernyataan cemburu dari Mas Danish.
" sudahlah Mas..  Kita pulang saja yuk.  aku capek"
" yaudah kamu siap siap sana,  mas mau pamit dulu sama Reza. Minta tolong handle kerjaan hari ini "

.......

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar.  Sepertinya hari ini aku lelah sekali.  Penuh drama sekali hidup ku hari ini.
Ku lihat Mas Danish sedang menerima telepon,  akh..  Aku tidak peduli.  Dan  aku ketiduran.

"  Sha..  Bangun,  sholat zuhur dulu sayang.  Udah jam berapa ini? "
"  aku yang terkejut langsung melihat jam dinding menunjukan pukul setengah 2 "
"  ya Allah..  Aku ketiduran Mas "
"  mas kira tadi kamu masuk kamar mau siap siap sholat, ternyata kamu tidur.  Yaudah yuk kita sholat dulu ,  habis ini kita makan siang.  Mas sudah memesan makanan tadi, setelah itu kita ke rumah Ibu yaa..  "
"  kerumah ibu??  Wahh..  Kok dadakan sih?"
" udah,  nanyanya nanti aja. Udah siang ini"
" oke oke Mas" aku langsung bergegas mengambil wudhu dan sholat zuhur bersama Mas Danish.

"kita mau ngapain mas kerumah Ibu tiba tiba? "
" jadi sebenernya tadi Faqih nelp,  katanya Faiz tadi hubungin Faqih,  dan sekarang kita di suruh ke rumah ibu karena Faqih mau jelasin semuanya disana "
" apa mas yakin kita harus kesana? "
"  gpp sayang, setelah mas pikirkan matang matang  pasti dia punya alasan dibalik ini semua, dan ketika dia kembali lagi pasti ada sesuatu yang ingin di jelaskan. Jadi kita dengarkan saja yaa apa alasannya"
" apa mas siap?? "
" seharusnya pertanyaan itu untuk kamu " sambil mencubit lembut hidung ku.

" Insya Allah aku siap, kan ada Mas Danish. Heheh"

Sepanjang perjalanan ke rumah Ibu aku sangat bersyukur memiliki suami seperti Mas Danish.
Ya Allah, betapa bijaksananya suami aku.
Aku semakin yakin dengan perasaan ku kepada Mas Danish.
Aku mengencangkan pelukan ku di pinggang Mas Danish selama di motor menuju rumah ibu.
Perasaan aku jauh lebih tenang, karna aku akan bertemu  dengan Kak Faiz bersama Mas Danish. Suamiku.

Yeayy..  Dapet satu part lagi. ALHAMDULILAH
Baca terus yaa ceritanya, jangan lupa vote dan comment, karena itu bakalan bikin aku makin semangat nulis part part selanjutnya.. 

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang