Bimbingan

78 6 1
                                    

Aku hadir kembali ..
Yeayy..
Terimakasih untuk  dukungannya, aku jd semangat nulis lagi.
Terimakasih udah setia membaca cerita ini.

2 pekan setelah pertemuan ku dengan kak Faiz

Pagi ini aku membuatkan segelas teh manis hangat dan nasi goreng dengan telur mata sapi untuk mas Danish.
Hari ini mas Danish akan menjual mobilnya untuk modal usaha kami.
Sebelumnya mas Danish meminta ijin padaku untuk menjual mobilnya ini, aku hanya bisa mendukung rencana mas Danish. pasti mas Danish sudah memikirkan ini secara matang .
"Gpp kan sayang mas jual mobil ini ? " Tanya mas Danish setelah menyelesaikan sarapannya.
"Gpp kok mas, kita kan masih bisa naik motor" jawabku meyakinkan.
" Insya Allah kalo ada rezekinya lagi mas akan beli mobil lagi untuk keluarga kita" ucap mas Danish sambil menggenggam tanganku.
"Aamiin.." jawabku sambil membalas genggaman tangan mas Danish.

Hari ini aku ada jadwal bimbingan dengan kak Faiz, tp aku rasanya kurang enak badan, sepertinya tubuhku mulai lelah dengan aneka kesibukan aku akhir-akhir ini.
Semenjak pertemuan itu, mas Danish tetap mengijinkan aku untuk bimbingan dengan kak Faiz, karena aku pun sudah meyakinkan mas Danish jika aku hanya mencintai mas Danish saat ini.
Hubungan aku dan mas Danish juga semakin romantis loh, mas Danish selalu menunjukan rasa cintanya sama aku dan aku pun terhanyut oleh perlakuan cinta mas Danish yang menjadikan aku ratu di rumah tangga ini.

"Hari ini kamu ada bimbingan skripsi kan Sha?" tanya mas Danish sambil membantuku merapihkan piring ke sink.
"Iya mas, tp sepertinya aku ga ikut bimbingan dulu deh hari ini.. " jawabku santai.
"Kenapa? " Tanya mas Danish penasaran.
" Gpp, aku lg kurang enak badan aja"
Tapi raut wajah mas Danish seperti memikirkan sesuatu.
Danish khawatir tentang Ayasha yang tiba-tiba tidak mau bimbingan hari ini. Apa  Ayasha masih memiliki perasaan dengan Faiz ?
Sehingga Ayasha takut bertemu dengan Faiz.
" kalo kamu gak bimbingan, nanti tertinggal loh.. Mas Anter ya ke kampus,nanti mas akan tunggu kamu di kantin kampus. Lagian tinggal sedikit lagi kan ?"
Ayasha yang merasa tarpaksa namun membenarkan ucapan mas Danish hanya bisa pasrah. Lagian Ayasha merasa senang saat mas Danish mau menunggunya dikampus, setidaknya  Ayasha akan tenang ada mas Danish nanti.

...

Hari ini Ayasha telah menyelesaikan bimbingan skripsinya dengan kak Faiz atau Pak Zaky.
Ya, mereka  sama-sama berusaha  profesional menjalin hubungan antara mahasiswi dan dosen.

" Habis ini kamu langsung pulang Sha ?" Tanya kak Faiz.
" Kurang tau kak, kebetulan mas Danish juga nunggu dikantin . Mungkin aku mau nemenin mas Danish ke Outletnya aja." Jawab ku santai sambil merapihkan kertas-kertas.
" Oke.. hati-hati dijalan. Segera selesaikan revisiannya yaa " terang kak Faiz .
" Oke terima kasih ya kak . Assalamualaikum" salamku sambil menutup pintu meninggalkan ruangan kak Faiz atau pak Zaki.
" Waalaikum salam" jawab kak Faiz.

Jadi, aku kalo di depan kak Faiz tetap memanggil kakak. Tapi saat bersama mahasiswa lain aku memanggilnya pak Zaki.
Mas Danish pun tahu akan hal itu.

...

"Hai mas.. aku udah selesai nih bimbingannya " sapa aku saat menghampiri mas Danish di kantin yang lagi sibuk dengan laptopnya.
" Alhamdulillah.. gimana? Lancar gak ? " Tanya mas Danish.
" Alhamdulillah aman, cuma tinggal revisi sedikit aja. Kan, selama ini udah dibantu banyak sama mas aku yang ganteng, Sholeh dan baik hati ini" jawabku setengah manja.
" Bisa aja kamu sayang ".

Setelah kak Faiz hadir kembali, aku menyadari kalo aku sudah jatuh hati dengan mas Danish, jadi gak heran kalo diwaktu-waktu tertentu aku akan sangat manja dan seperti gak mau lepas dari suamiku ini.
Sudah gak ada kata malu-malu lagi, aku bahkan sering mengungkapkan perasaan aku pada mas Danish.
Mas Danish pun juga begitu.

"Yaudah, kamu mau makan dulu gak sayang ?" Tanya mas Danish sambil mengusap punggung tanganku.
" Hmm.. mau sih. Tapi aku pengen makan pempek yang ada di dekat outlet kamu itu mas "
" Wah.. itu kan bukanya sore Sha" jawab mas Danish bingung.
" Oh.. jam segini belum buka ya ? " Tanya Ayasha sambil melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 11 siang.
" Ya belum lah.. nanti sore aja mas beliin pulangnya dari outlet. Mau ga ?" Tanya mas Danish.
" Pengennya sekarang disuruh nunggu sore" Ayasha sambil cemberut.
" Yaudah kita cari tempat lain aja gimana ? "
" Ga jadi deh mas.." jawab Ayasha singkat.
" Terus kamu mau makan apa sekarang ??" Tanya mas Danish lagi
" Ga tau .. " Ayasha pun bingung, perutnya lapar tapi makanan dikantin ini tidak ada yang sesuai dengan seleranya.
" Yaudah, kita sambil jalan ke outlet aja yuk. Kali ada dijalan nanti kamu Nemu Makana yang kamu mau "
Ajak mas Danish.
Ayasha pun menyetujui.

Danish segera merapihkan laptopnya dan menggandeng Ayasha menuju parkiran motor.
Sebelum naik ke  motor,  Danish selalu memakaikan helm ke Ayasha.
Memastikan istri tercintanya aman saat berkendara.
Ayasha yang selalu diperlakukan seperti itu pun tidak bosan-bosannya tersenyum manis dan mengucapkan terimakasih.
Membuat siapapun yang melihat mereka iri.
Termasuk sepasang mata dari balik jendela lantai 2 yang menyaksikan kemesraan mereka diparkiran.
Sepasang mata Faiz ,yang harus merasakan getirnya melihat Ayasha bersama orang yang dicintainya saat ini.
Seandainya waktu bisa diulang, harusnya saat ini Faiz yang sudah menikahi Ayasha, buka Danish.
Tapi.. mungkin Ayasha memang bukan jodoh Faiz.
Toh Faiz juga bisa menyaksikan Ayasha pun Sekarang sudah bahagia dengan Danish.

' harusnya aku yang disana..
Dampingimu, dan bukan dia.
Harusnya aku yang kau pilih dan bukan dia.'
Author mau nyanyi dulu buat Faiz.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surga AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang