SO - BAB 47

11K 990 12
                                    

Diana mengerang dan mencoba membuka matanya. Telinganya berdengung menyakitkan hingga rasanya ia ingin berteriak. Sekujur tubuhnya nyeri seolah baru saja dihantam...

Dan ia memang baru saja menghantam sesuatu.

Ia mengerjap dan mendapati pemandangan buram pohon yang tumbang di depan mobil. Kaca depan telah pecah hingga rantingnya nyaris memasuki mobil. Diana mencoba bergerak namun terasa sesak. Kemudian ia teringat sabuk pengamannya. Ia meraih-raih pengait dan melepaskannya.

Ia memaksa lehernya berputar untuk melihat Ryan, namun Diana hampir menjerit ketika melihat Ryan yang tak sadarkan diri dengan kepala berlumuran darah. Diana merasa dadanya mulai sesak. Ia mendorong pintunya supaya terbuka. Ia butuh udara. Ia harus keluar dan menyelematkan Ryan.

Jangan panik. Jangan panik.

Tidak bisa. Ryan tidak baik-baik saja.

Darah. Ryan. Bayinya―oh, astaga, bayinya. Diana memeluk perutnya dan berusaha membuka pintu yang telah penyok. Diana mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong pintu.

Jangan egois. Jangan menyerah.

Ketika pintu terbuka dengan sebuah sentakan keras, ia keluar tanpa menjejakkan kakinya. Ia terguling ke tanah berumput. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya. Kepalanya berdetam menyakitkan, tapi ia memaksa dirinya bergerak. Ia harus menolong Ryan.

Diana menyeret tubuhnya. Pahanya bergesekan dengan tanah. Ia harus ke sisi satunya dan menarik Ryan keluar.

Jangan. Jangan. Jangan.

Diana mencoba menjejalkan itu ke kepalanya ketika pandangannya menjadi buram. Ia bersandar ke bada mobil dan menangis. Ia tidak seharusnya menangis, tapi ia mengutuk betapa ia tak sanggup bergerak untuk menyelamatkan Ryan.

Jangan ambil Ryan.

Diana menyeret kembali tubuhnya. Ia harus bergerak. Ia harus melakukan sesuatu. Ia harus mencari bantuan. Ia harus...

...[]   

Surrender of ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang