🌱6.0

10.3K 1.4K 189
                                    

Baekhyun terdiam sembari memandangi Chanyeol yang terpejam di ranjang mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baekhyun terdiam sembari memandangi Chanyeol yang terpejam di ranjang mereka. Dadanya bergerak naik turun secara perlahan dengan tenang. Wajahnya sangat polos dengan helaian poni yang sedikit basah.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga malam, yang artinya Baekhyun tetap pada posisinya selama hampir tiga jam. Menatap suaminya dengan pandangan penuh arti.

Tak ada suara selain detikan jam dinding yang memenuhi ruangan temaram itu. Baekhyun menghela nafas.




Luhan sudah pulang satu jam yang lalu bersama Tiffany setelah sebelumnya membuatkan sup dan teh hangat untuknya serta Chanyeol. Baekhyun sadar betul kalau ia memperlakukan Luhan dengan sangat tidak manusiawi.

Ia sadar kalau kata−kata kasarnya tadi telah menyakiti hati Luhan. Namun lelaki China itu masih mau saja memperhatikannya. Merawat Chanyeol disaat dia istirahat untuk mengurangi rasa mabuknya tadi.




"Apa kau sangat menyayangi Luhan, Chanlie?" tanyanya pada sosok yang terlelap itu.

Jemarinya mengusap peluh di dahi Chanyeol perlahan dan hati−hati. Matanya berkaca−kaca dan dadanya terasa sesak. Otaknya kembali dipaksa untuk mengingat kenangan−kenangannya bersama Kris.

Pernah dulu, ia memaksa Kris untuk menemaninya melihat cincin pernikahan mereka bahkan disaat suasana hati Kris sedang buruk. Lelaki tinggi itu selalu tersenyum walau terlihat sangat terpaksa. Dan Baekhyun sadar, kalau ia bahkan tak pernah memikirkan perasaan lelaki itu.

Yang ada dipikirannya saat itu hanya memiliki Kris lalu hidup bahagia bersama. Apa itu terdengar egois? Cinta memang egois.



Dan kini ia melakukan kesalahan yang sama. Menyakiti dua orang yang −mungkin− saling mencintai. Chanyeol dan Luhan.

Ia tak bisa sepenuhnya menyalahkan Luhan karena lelaki itu mengenal Chanyeol jauh sebelum ia menjadi kekasih Kris dulu. Baekhyun juga baru tahu dari Tiffany kalau Luhan ternyata sudah hidup bersama Chanyeol sedari kecil dan mereka sangat dekat.

Siapa yang tahu kalau mungkin ada perasaan lebih diantara keduanya mengingat betapa lengketnya hubungan mereka. Lagi−lagi dia hanya bisa tersenyum pahit.

Apa dia juga harus merelakan Chanyeol untuk lelaki China itu?

Apa salah jika dia ingin bahagia sekali saja?

Apa ia tak bisa egois untuk kali ini?






"Aku ingin sekali merelakanmu bahagia bersama pilihanmu, Chanyeol. Tapi... tapi aku tak bisa melakukannya. Aku juga ingin bahagia." Tetes demi tetes liquid mengalir di pipi pucatnya.

Ia mengusap puncak kepala Chanyeol dan turun kearah pipi lelaki tinggi itu.

Ia mendekatkan wajahnya dan mencium kening Chanyeol dalam beberapa detik, diiringi dengan tetesan air matanya tepat di dahi suaminya, seolah mewakilinya untuk mengatakan kalimat permohonan yang akan menohok hati siapapun.




[☑]『 ᴊᴜɢʜᴇᴀᴅ ꜱᴘᴏᴜꜱᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang