21.0🌱

12.2K 1.3K 65
                                    

Gelembung−gelembung kecil menghiasi kamar rawat Baekhyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelembung−gelembung kecil menghiasi kamar rawat Baekhyun. Warna jingga langit sore Seoul menembus dinding−dinding gelembung itu, membuat kilatan cahaya sehingga membentuk pelangi−pelangi kecil.

Di pintu balkon, Chanyeol menghiasinya dengan lipatan−lipatan bangau kertas yang disambung menjadi seperti tirai. Ruang rawat ini tampak nyaman dan membuat Baekhyun merasa betah meskipun ada aroma obat yang cukup mendominasi.

Selama ia tidak sendiri, Baekhyun selalu merasa seperti di rumah. Ada ibunya ketika Chanyeol tidak ada, ada Tiffany jikalau kedua orang itu tidak ada, dan yang terbaik adalah keberadaan Chanyeol setiap sore. Tidur bersamanya di ruang rawat ini, setiap malam tanpa terlewat.

Tiupan nafas Chanyeol kembali membentuk gelembung−gelembung sabun itu dan jemari Baekhyun dengan lincah meletuskan beberapa gelembung tersebut. Atau terkadang ia juga meniupnya tinggi−tinggi sembari berlompatan layaknya anak kecil.






"Lagi, tiupkan lagi, Chanlie!"

Dengan senang hati Chanyeol menurutinya. Senyuman Baekhyun yang tak pernah luntur membuat euphoria kebahagiaan sendiri baginya.

Wajah manis suaminya tak pernah melelahkan jantungnya yang terus−terusan berdebar. Justru, wajah manis itu membuatnya semakin bersemangat setiap detiknya. Membuatnya ingin terus mengukir senyuman di wajah favoritnya itu.

Baekhyun kembali berlompatan kecil, terkikik riang, jiwanya seolah bebas. Hangat. Rasanya begitu melegakan karena wajah sendu itu kini dihiasi rona merah lucu saat beberapa kali ia mendaratkan kecupan di pipi suaminya saking gemasnya.






"Duduklah, kau bisa letih." Si mungil itu menurut, mendaratkan dirinya di depan Chanyeol ㅡmenyelipkan tubuhnya diantara kaki Chanyeol seolah meminta perlindungan.

Sikapnya yang menggemaskan ini membuat Chanyeol lagi−lagi jatuh cinta padanya.

"Kau lelah?" Kepala berambut coklat di depannya mengangguk. Surai halusnya membuat Chanyeol tergoda untuk menciumnya.





"Geli, Chanyeol! Hentikan!" kikiknya saat ciuman Chanyeol jatuh pada perpotongan lehernya, menghirup aroma disana sebanyak tarikan nafas suami jangkungnya.

Bukannya berhenti, Chanyeol justru semakin menggodanya dengan menghujaninya kecupan−kecupan mesra di tengkuk dan bahunya.

Jemari Chanyeol terulur ke depan, melepaskan dua kancing piyama putih bercorak biru yang dikenakan Baekhyun. Menarik lengan piyamanya turun, memperlihatkan bahunya yang indah.

Ciuman Chanyeol kembali bersarang disana, kali ini diiringi dengan sedikit hisapan dan jilatan sensual yang berhasil membuat hawa tubuh Baekhyun langsung memanas.




"Ngh, geli, Chanyeolh..." rengeknya manja. Lehernya refleks miring, berlawanan arah dengan posisi kepala Chanyeol di lekuk lehernya.

Sebelah tangan Chanyeol menggenggam jemari Baekhyun, menuntunya ke depan perut rata Baekhyun. Mengusapnya pelan dari luar piyamanya dengan gerakan memutar.

[☑]『 ᴊᴜɢʜᴇᴀᴅ ꜱᴘᴏᴜꜱᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang