🌱10.0

10.5K 1.3K 109
                                    

Tiffany, Luhan, dan Sehun berkumpul di sebuah cafe untuk sekedar berbincang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiffany, Luhan, dan Sehun berkumpul di sebuah cafe untuk sekedar berbincang. Hubungan ketiganya bertambah akrab setelah usaha Tiffany untuk mendekatkan Luhan dan Sehun.

Luhan sepertinya memang masih menutup hatinya untuk siapapun. Terbukti ketika Sehun mengajaknya makan siang, lelaki cantik itu justru menelepon Tiffany untuk makan bersamanya di cafe tempat janjian mereka.

Tanpa diketahui Sehun dan Tiffany tentunya. Membuat lelaki berwajah pucat itu kecewa, meski ia bisa menyembunyikan perasaannya dengan wajah super flat miliknya.

Hanya obrolan kecil yang mereka lakukan. Yang lebih mendominasi adalah kecerewetan Tiffany.

Itupun karena dia berusaha untuk mempromosikan sosok tampan Sehun dan membangga−banggakannya di depan Luhan ㅡwalau Sehun beberapa kali mendelik kearahnya. Namun Luhan nyatanya acuh.

Dia hanya tersenyum dan menanggapi seadanya. Memberi sedikit pujian yang membuat suasana tidak terlalu canggung. Sehun menyadari itu.

Luhan memang menutup hatinya rapat−rapat. Dia berusaha untuk tidak dekat dengan siapapun. Dan ia bisa menebak dengan mudah kalau perasaan Luhan masih setia untuk Chanyeol.




Suara deringan ponsel menginterupsi obrolan mereka. Itu milik Tiffany dan ia segera menggeser tombol hijau di layarnya. Ekspresi wajahnya yang terkejut dan panik membuat dua orang lainnya mengernyit heran.

"Ada apa?" tanya Sehun.



"Chanyeol... Chanyeol hilang terseret ombak." ujarnya lemas dengan mata yang memerah.

Saat itu juga Luhan merasa dirinya dihempaskan hingga hancur. Jantungnya berdebar ngilu dan pikirannya kosong. Bayangan−bayangan negatif mulai bermunculan.

Tanpa peduli Tiffany yang menangis dan Sehun yang mencoba menenangkan wanita itu, Luhan segera berlari keluar cafe dengan panik.




"Luhan!" Ia bahkan tak memperdulikan teriakan Sehun. Ia terus berlari mencari taksi kesana kemari layaknya orang gila. Wajahnya memucat dan keringat dingin mengucur di pelipisnya. "Luhan!"

Sehun dan Tiffany masih mencoba mengejarnya dari belakang. Ia acuh saja dan memilih berlari ke tengah jalan ketika matanya menangkap sebuah taksi kosong yang berhenti di lampu merah.

Saat ia berada di tengah−tengah perempatan, lampu berubah hijau dan itu tak berhasil membuat larinya memelan.





Suara klakson bersahutan saat ia hampir tertabrak berulang kali. Masih berusaha mengejar taksi itu tanpa menyadari kalau maut sudah menantinya.

Dengan mata yang semakin buram oleh airmata, Luhan tak bisa melihat dengan jelas dan justru menabrakkan dirinya sendiri pada mobil sedan yang melaju kencang. Kecelakaan pun tak terhindarkan.

[☑]『 ᴊᴜɢʜᴇᴀᴅ ꜱᴘᴏᴜꜱᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang