part 1

115K 3.8K 60
                                    

Gue membuka pintu kamar, dan membanting pintu dengan keras. Gue duduk di atas kasur dan menangis.

"Kenapa gue berbeda dengan yang lain hiks .. hiks .. hiks kenapa mereka melarang?" ucap gue sambil menangis tersedu sedu.

Tak lama itu seseorang membuka pintu, gue berbalik dan tidak memandang arah pintu.

Itu pasti mama. Batin gue

"Woooy bel" teriak seorang cowok

Gue rasa gak asing dengan suara ini, gue berbalik dan melihat....

"Abaaaaang" ucap gue sambil memeluk abang gue dengan erat

Dia adalah abang gue, yang paling gue sayang. Karna dia lah yang selalu mendengar perkataan gue dan mendengar apa yang gue mau, mengerti apa yang gue mau. Kenalin ini abang gue, nama nya adalah Kevin Stamford. Dia adalah putra pertama di keluarga stamford, abang gue adalah pewaris perusahaan papa gue. Dan sebelum dia mewarisi semua nya dia di amanahkan oleh papa untuk memegang sekolah Hanlim High School, itu lah sekolah yang ingin gue masuk

"Bang, bantuin gue. Gue pengen sekolah seperti anak-anak yang lain bang hiks ... hiks" Ucap gue
"Udah jangan nangis, abang pasti bantu kok. Sekarang ikut abang mengahadap papa dan mama" ucap abang gue

Kami pun turun ke bawah untuk berbicara lagi kepada mam dan papa. Mereka tampak sibuk dengan dunia karier mereka.

"Paaaa, maaaa. Perhatikan kami dulu yaa" ucap abang gue dengan lembut
"Ooh kevin ku, kapan kamu pulang sayang?" tanya mama
"Makanya jangan ngurusin perusahaan aja, anak-anak nya juga harus di urus lah ma" ucap abang gue

Gue hanya diam dan mendengar ucapan abang gue

"Ma, pa. Aku pulang kesini, untuk membawa isabel ke tempat ku. Dan menyekolahkan nya disana" ucap abang gue" Ucap abang gue
"Enggak, isabel harus di sini saja" ucap papa
"Pa, isabel itu udah gede. Dia harus tau dunia luar itu seperti apa. Papa jangan ngurungin dia kayak Rapunzell" ucap abang gue lagi
"Tapi vin, isabel tidak tau apa-apa tentang dunia luar, kalau ada apa-apa gimana?" tanya mama
"Yaa salah mama, kenapa waktu kecil gak ngajakin Isabel main keluar, pikinik bareng. Kenapa mama ngurungin Isabel?" jawab abang gue

Mama dan papa tidak bisa menjawab lagi. Gue menatap abang yang tersenyum menang. Gue tau abang gue pasti banyak akalnya.

"Mama sama papa tenang aja, aku pasti jagain Isabel dengan baik kok" ucap abang gue lagi

Mama dan papa bertatap satu sama lain. Dan akhirnya mama dan papa memutuskan....

"Baiklah, kami akan memberikan izin kamu membawa isabel, tapi ingat isabel harus tinggal di apartemen yang mewah, kalau pergi sekolah harus ada yang nganterin, tidak boleh makan sembarangan, tidak boleh pergi sendiri, tidak bol....." Ucapan mama terpotong
"Ma, Isabel udah gede. Dia bisa kok jaga dirinya sendiri. Gak usah ada pelayan gak usah ada bodyguard huga. Mama percaya deh sama Kevin" ucap abang gue

Abang gue emang paling top dah!. Bantin gue

"Oke-oke yang penting kamu jagain Isabel. Mengerti?" ucap papa
"Oke pa, nah bel kamu siapkan barang-barang kamu yang perlu dibawa nanti. Malam ini kita akan berangkat. Meninggalkan kota Paris ini. Dan tinggal di kota baru. Malam ini kita akan berangkat pake pesawat pribadi kita. Kamu kan gak pernah naik pesawatkan?? Kamu cuma lihat gambar di tv doang" ucap abang gue
"Ini gak adil, abang bisa keluar kemana-mana dan bisa melihat dunia luar bagaimana" ucap gue
"Makanya jadi anak pertama dong" ucap abanh gue sambil mengacak rambut gue

Terkadang gue kesal dengan sifat abang gue.

"woi bang, makasih yaaaa"
"Iya, sono kudu siap-siap" ucap abang gue

Gue pun pergi siap-siap untuk keluar dari rumah istana ini. Dan melihat dunia luar


yeeeeaaay dunia luar, i'm coming...........

schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang