Dengan bergegas gue membawa peralatan gue, dan membawa peta jalan mudah yang di kasi abang gue. Dengan cepat gue membereskan semua nya dan sarapan sedikit. Gue pun turun dan menuju ke halte bus, menunggu bus yanh akan datang. Tak lama itu bus pun datang. Dengan cepat gue masuk kedalam bus. Gue melihat seorang cowok di sebelah gue sepertinya dia sekilah lain. Gue menikmati dan melihat perjalanan, sangat indah
_SKIP_
"Ah, aku lupa memberikan ponsel kepada Isabel" ucap Kevin
"Siapa Isabel?" tanya seorang cewek
"Dia adik ku sayang, jangan cemburu" ucap Kevin
"Ooh, apakah dia cantik?" tanya lagi sorang cewek tersebut
"Iya, dia imut dan cantik" ucap Kevin
"Oo begitu"
"Hanna, bisakah kau membantuku?" tanya Kevin
"Apa? Pasti akan ku bantu. Tapi padahal kamu kaya, sedangkan aku hanya orang yang biasa-biasa saja" ucap Hanna
"Eeits, ini bukan permintaan ku, tetapi Isabel" jawab Kevin
"Kenapa dengan nya?" tanya Hanna
"Dia ingin tinghal di tempat kecil dan hiduo mandiri, apakah di tempat mu ada yang kosong?" tanya Kevin
"Klau tidak salah ibu ku bilang kemaren ada yang kosong. Mungkin itu bisa jadi tempat tinggalnya. Dan itu berada di atas atap tempat ku tinggal" ucap Hanna
"Baiklah aku akan mengambil itu, terima kasih kamu memang pacar yang terbaik buatku" ucap KevinHanna hanya tersenyum
_SKIP_
Tak lama itu aku sampai di sekolah. Di sekolah memang sudah sedikit ramai. Gue melihat semua diantar dengan supir-supir mereka. Sepertinya mereka adalah anak-anak orang kaya. Mobil yang mewah mengantri untuk mengantar nona mereka
"Hah, aku sangat gugup" gumam ku
Aku sengaja membuat penampilanku seperti ini agar aku tidak mau, mereka tau kalau aku adalah anak dari pemilik sekolah ini. Gue menuju ke ruang guru, gue mengingat semua
Perkataan abang gue."Permisi, pak buk" ucap gue
"Oh, kamu ya anak pindahan?" ucap salah satu guru tersebut
"Pak Ranz, dia adalah muridmu dia berada di kelas 11-3" ucap guru itu lagi
"Kamu isabel?" tanya salah seorang pak guru
"I...iya pak" ucap gue gugup
"Mari ikut bapak" ucap guru trsebutKami berjalan ke koridor sekolah, aku melihat sekeliling.
Ternyata seperti ini sekokah ya? Beda yang kulihat dari majalah yang biasa aku baca. Ucap batin gue
"Kamu adik dari Pak Kevin kan?" ucap bapak itu
"Eh? Bagaimana bapak tau?" ucap gue
"Pak Kevin, membicarakan nya kepada bapak, tenang hanya bapak kok yang tau di sekolah ini" ucap pak Ranz
"Hah, syukurlah"
"Nah ini kelasmu" ucap pak RanzPak Ranz memasuki kelas yang terlalu sangat berisik. Gue masih berdiri diluar sebelum pak Ranz menyuruh gue masuk
"Perhatian, anak-anak" ucap pak Ranz
Semua tidak memperdulikannya
"Kenapa mereka tidak diam, padahalkan Pak Ranz sudah menyuruhnya mendengarkan" gumam gue
"TENANG SEMUANYAA" ucap pak Ranz tegas
Semua diam dan memperhatikan pak Ranz kembali.
"Kalian mendapatkan teman baru, silahkan masuk" ucap Pak Ranz
Dengan bergegas aku masuk, semua memandang ke arah ku. Tetapi ada beberapa orang menatapku dengan tajam. Perasaan gue udah gak enak setelah melanahkah ke kelas ini
"Silahkan perkenalkan diri kamu" perintah pak Ranz
"P...perkenalkan saya Isabela Stam..."Gue terdiam sejenak, semua lagi fokus ke arah gue.
"Kenalkan nama saya isabela"
Semua diam, hanya beberapa orang yang menepuk tangan, yang barisan paling belakang hanya menatap gue dengan sensitif. Gue hanya menunduk.
"Isabel, kamu bisa duduk di tengah sana" ucap pak Ranz
"Baik pak"Gue pun duduk di tempat koaong itu, tak lama itu pak Ranz keluar dari kelas. Ruangan kelas menjadi berisik kembali. Gue melihat seorang cewek di samping gue yang menatap buku nya. Terlihat beberapa luka lebam di tangannya.
Apa yang terjadi dengannya? Batin gue
Gue melihat sebelah kiri gue terdapat seorang cowok, muka nya sedikit lebam seperti di pukul seseorang
Mereka kenapa? Batin gue
Tak lama itu 3 orang cewek mendekati orang yang ada disebelak kanan gue, dia menunjal kepala cewek yang duduk di kursi tadi. Gue melihat dengan kaget. Di dalam kelas itu tidak ada yang peduli dengan tindakan mereka bertiga. ini adalah tindakan pembulian di sekolah ini. Apa guru tidak tau ini semua?
Mereka bermain-main dengan cewek tadi hingga mereka menjambak kuat ramut cewek tadi. Salah satu memandangi gue karna gue memperhatikan kelakuan mereka"Eh lo, anak baru. Lo mau aduin sama guru? Silahkan, tapi jangan harap ya karna kami adalah salah satu penerus perusahaan besar si kota ini. Mengerti?" bentak cewek tersebut
Gue melihat nametag cewek itu, disana bertuliskan nama Patricia Waltson.
Apa yang harus gue lakukan? Ucap batin gue
Rasanya gue ingin nangis, melihat mereka di perlakukan seperti itu.
Bener kata papa, dunia luar memang kejam. Mereka menggunakan kekuasaan mereka dari pada pikirannya. Ucap batin gue
_*****_
KAMU SEDANG MEMBACA
school
Teen FictionGue Isabel Stamford. Gue adalah anak dari perusahaan W&W yang terkaya di dunia. Gue selalu menjadi peroritas kedua dari keluarga gue. Ini adalah pertama sekali gue sekolah, sejak gue kecil sampe gede gue hanya homeschooling oleh orang tua gue, karna...