part 29

36.2K 1.1K 4
                                    

Sudah beberapa bulan gue disekolah itu. Gue bangun pagi seperti biasa. Dan lakukan hal seperti biasa.

"Pagi ma" sapa gue sambil mengecup pipi mama
"Cuma mama doang?" tanya papa

Gue langsung memeluk papa dan mencium pipi papa

"Pagi pa" sapa gue
"Sini sarapan sayang" ucap mama

Gue duduk dan sarapan. Gue melihat papa yang sibuk dengan laptop nya. Sedangkan mama sibuk dengan berkas-berkas nya

"Ma, pa gak sarapan?" tanya gue
"Dulu aja, mama sama papa harus selesaikan ini dulu. Oh iya hari ini papa dan mama akan ke luar kota selama 3 hari aja, jadi mama nitip kamu sama om Tommy" ucap papa
"Hah? Gak ma. Nanti ketemu John. Isabel males banget ma. Tiap hari gak akur" ucap gue
"Bisa jatuh cinta tu" ucap mama
"Amit-amit. Udah ah, isabel berangkat dulu" ucap gue

Gue berangkat dengan supir gue. Sudah terlihat ramae di sekolah. Gue turun dari mobil dan menuju ke kelas. Gue melihat anak kelas berkerunun di depan kelas menutup jalan pintu

"Ada apa?" gumam gue

Gue langsung menuju ke kelas

"Maaf permisi, gue mau ke dalam" ucap gue

Gue melihat Paricia, Steven, dan Ellina di dalam kelas

"Anjing lo ya, LO PURA-PURA GAK TAU HAH?" ucap Steven marah
"Apa?" ucap Patricia santai
"Orang tua lo nyogok mama nya Selena untuk tutup mulut ya cewe sialan?" ucap Steven

Gue menghampiri Ellina dan bertanya

"Apa ini masalah Selena?" tanya gue

Ellina hanya mengangguk

"Hah, bukan gue. GUE BUKAN PEMBUNUH" ucap Patricia
"Kita lanjutkan di luar. Lo akan malu di lihat semua anak kelas" ucap Steven sambil menarik kasar tangan Patricia

Gue ingin mengukuti mereka berdua. Gue takut akan terjadi sesuatu. John menarik tangan gue, tapi tangan gue ditarik lagi dengan Resky. Genggaman tangan dari John lepas, gue dan Resky pergi keluar

"Res, kita mau kemana?" tanya gue

Resky menarik tangan gue dan berjalan dengan cepat. Resky membawa gue ke atap

"Jangan ikut campur urusan mereka berdua, nanti lo terluka" ucap Resky
"Gue gak ingin mereka berantem" ucap gue
"Benar kata Steven, Patricia yang membuat Selena bunuh diri. Itu membuat Steven marah besar akibat papa nya memberikan kehidupan mewah dan uang banyak kepada ibunya Selena. Agar menutup mulutnya" ucap Resky
"Hah. kejam" ucap gue

Gue melihat rambut Resky ada sesuatu di rambutnya. Gue mendekat kan wajah gue. Gue menatap Resky

sepertinya muka ini gak asing. Ucap batin gue

Gue tersenyum, dan mengambil sesuatu di rambut Resky

"Ada kelopak bunga" ucap gue tersenyum manis

Resky hanya menatap gue diam. Gue melambaikan tangan gue di hadapan muka Resky

"Ky, Resky. Woi.. Kok ngelamun sih" ucap gue
"Aah, gak ada"

Resky pov

Dia mendekatkan wajah nya di hadapan gue. Gue  melihat senyum nya yang begitu manis

Deg deg deg

Jantung gue terus berdetak kencang.

"Ada kelopak bunga"  ucap nya sambil tersenyum manis

Please, jangan tersenyum. Lo aja udah kelihatan manis saat lo tersenyum. Belum lagi tertawa. Duh wooi. Jantung gueee. Ucap Resky

Isabel pov

"Ya udah gue mau balik ke kelas" ucap gue

Gue berbalik, tangan Resky menahan gue.

"Ada apa?" tanya gue

Dengan cepat Resky memeluk gue dengan erat. Sontak gue membulatkan mata gue.

"R...Res ada apa ini?" tanya gue

Gue mendengar detak jantung Resky yang begitu cepat

"Gue jadi serba salah bel" ucap nya
"M..m..maksud nya?" tanya gue gugup

Resky gak jawab. Dia mengeratkan pelukan nya

"Besok kan libur, lo mau gak jalan sama gue. Please bel, kali ini aja gue mohon" ucap nya

Gue diam sejenak, dan mengangguk sebagai jawaban gue. Resky belum melepaskan pelukan nya

"R...r..Resky lepasin pelukannya" ucap gue
"Bentar bel, berikan gue 5 menit aja" ucap Resky

Gue diam, sepertinya Resky ada beban di benak nya. Gue mengerti

"Woi bel"

Gue mengarah ke suara tersebut

"John. Apa?" ucap gue
"Malah pacaran di sini" ucap John
"Gue gak pacaran" ucap gue kesal.

Gue turun meninggalkan mereka berdua

John pov

Gue mencari Isabel dan Resky. Gue menuju ke atap gue mendengar pembicaraan Resky

"R...r..Resky lepasin pelukan nya" ucap Isabel
"Bentar bel, berikan gue 5 menit aja" ucap Resky

Gue melihat Resky memeluk Isabel. Entah kenapa itu membuat gue merasa sakit

"Woi bel" panggil gue
"John. Apa?" ucap Isabel
"Malah pacaran di sini" ucap ghe
"Gue gak pacaran" ucap Isabel kesal

Dia pergi dan meninggalkan kami berdua. Gue memandang Resky dengan tatapan tidak suka

"Jangan dekat dengan Isabel" ucap gue
"Emang nya Isabel itu milik lo. Bukan kan?" ucao Resky
"Kita bisa bersaing secara baik-baik" ucap gue lalu pergi meninggalkan Resky

Isabel pov

Gue turun dan menuju ke kelas. Gue belum melihat Steven dan Patricia kembali ke kelas

"Apa yang mereka bicarakan?" gumam gue

Steve pov

Gue menarik tangan Patricia dengan kasar

"Lepaskan gue anjir" ucap Patricia

Gue merekam pembicaraan kami. Tanpa Patricia sadar

"Lo jujur dengan gue. Lo yang membuli Selena sampai Selena seperti itu?" ucap gue
"Mungkin" ucap Patricia
"JAWAB DENGAN BENAR BRENGSEK"
"IYA GUE NJIIR. DIA GAK PANTES BERADA DI SINI. GUE JUGA YANG MENYURUH PAPA GUE UNTUK MENUTUP MULUT MAMA SELENA BRENGSEK"

Gue tersenyum sinis di hadapan Patricia

"Makasih Pat" ucap gue

Gue mengeluarkan ponsel gue dan memutarkan rekaman nya

"Lo jujur dengan gue. Lo yang membuli Selena sampai Selena seperti itu?"
"Mungkin"
"JAWAB DENGAN BENAR BRENGSEK"
"IYA GUE NJIIR. DIA GAK PANTES BERADA DI SINI. GUE JUGA YANG MENYURUH PAPA GUE UNTUK MENUTUP MULUT MAMA SELENA BRENGSEK"

Patricia langsung terkejut. Dia mau merampas ponsel gue

"Hapuskan BRENGSEK" ucap Patricia marah
"Hah, kali ini gue gak akan biarkan orang seperti lo sekolah di sini" ucap gue

Patricia ingin menampar gue. Gue dengan cepat menahan tangan Patricia

"Dasar sok paling kuat di sekolah ini lo. Lo seperti ini cuma cari teman. Nunjukin lo hebat di sini. Dasar gak berguna" ucap gue

Gue langsung meninggalkan Patricia yang menangis

"Cuma ini yang bisa gue lakukan untuk sepupu gue. Maafin gue Sel. Semoga lo tenang di sana"

_*****_

schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang