part 9

61K 2K 3
                                    

"Lo...." ucap kami berdua serentak

Sial. Umpat gue

"Hah, ternyata lo kerja disini?"
"Terserah gue"

Kak Chelsea memandang gue heran. Gue hanya tersenyum

"Gue mau pesan woi" ucap John

Gue segera membuat pesanan John. Setelah selesai gue memberikan kepada John

"Nih"
"Wow, judes amat ya" ucap john

Gue abaikan. Dan gue siap-siap untuk pulang, tapi John menahan gue

"Eits, gue heran sama lo. Tampang lo gak kayak anak kelas sosial"
"Terus?" tanya gue
"Lo pasti antara 5 ini, yang pertama kamu anak dari keluarga pengadilan, ke dua anak dari keluarga manager, ke tiga anak dari keluarga entertaiment, ke empat anak dari direktur sekolahan, ke lima anak dari perusahaan terkaya di dunia. Diantara 5 ini pasti lo masuk katagori ini" ucap John sambil menunjukkan 5 jarinya
"Semua itu bukan gue" ucap gue sambil menutup tangan 5 John

Gue langsung cabut, tanpa melihat reaksi John

"Kak chelsea, aku pulang dulu ya" ucap gue

Gue menuju ke halte bus, rasa nya capek. Gue memejamkan mata sebentar.

Jadi seperti ini dunia luar? Ada aja cobaan. Masih ada yang kesusahan untuk sekolah. Mungkin kalo gue gak keluar dari rumah besar itu pasti gue gak tau apa-apa tentang dubia luar sekarang. Ucap batin gue

Gue melihat di sekeliling gue yang ramai, ada yang baru pulang kerja, ada penyanyi jalanan, dan banyak aktifitas lain nya. Rasanya gue sudah merasa hidup normal. Gue kangen mama dan papa. Sampai sekarang mama dan papa gak ada hubungi gue. Udah gue duga mama dan papa pasti sibuk sama pekerjaannya.

"Isabel kangen kalian, tapi kalian sibuk masing-masing. Di sini isabel akan belajar kesusahan dan mengubah sekolah itu" gumam gue

Bus datang, semua penumpang naik sedangkan gue masih duduk termenung. Bus pun pergi sekarang tinggal gue sendiri

"Isabel?"

Gue menoleh ke arah suara tersebut

"Oh Smith" ucap gue
"Apa yang lo lakukan disana?" tanya Smith
"Tadi gue pengen pulang, tapi gue malas pulang" jawab gue
"Ooh, lo kerja?" tanya Smith
"Eeh? Aah iya" jawab gue
"Ternyata ada juga anak orang kaya mandiri, kirain gue gak ada" ucap Smith sambil tersenyum
"Hah? Gak lah mereka anak orang kaya selalu seperti pasti karna orang tua nya selalu man...." ucapan gue terpotong

Gue mencerna kata-kata Smith. Gue kaget sontak gue membulatkan mata gue dan memandang Smith lagi tersenyum.

"Gue tau kok, lo Isabela Stamford anak dari keluarga Stamford" ucap Smith
"Bagaimana lo tau?" ucap gue
"Gue gak sengaja mendengar perbincangan lo dengan Steven di atap sekolah" jawab Smith
"Oh, gue harap lo bisa jaga identitas gue" ucap gue sambil tersenyum
"Lo gak pulang?" tanya Smith
"Ini mau pulang jalan kaki aja" ucap gue
"Gue anterin?"
"gak usah, gue bisa sendiri"
"Gak apa, Ini udah malam banyak preman keluar" ucap Smith
"Baiklah"

Kami pun berjalan menuju arah apartemen gue.

"Leher yang cantik" ucap Smith spontan
"Eeh?" ucap gue sambil memegang leher gue

Gue baru ingat, selama bekerja rambut gue ke ikat. Soalnya gerah dan gak nyaman. Gue lupa mau melepaskan nya

"Aahh, m...m... Maaf lupakan saja" ucap Smith gugup
"Ah, terima kasih" ucap gue sambil tersenyum

Smith diam dan tidak berbicara apa-apa, gue melihat Smith yang gugup. Lucu nya

Pov

"Leher yang cantik" ucap Smith spontan
"Eeh?" ucap gue sambil memegang leher gue
"Aahh, m...m... Maaf lupakan saja" ucap Smith gugup
"Ah, terima kasih" ucap gue sambil tersenyum

Bodoh lo Smith, hampir aja. Ucap Smith

Deg deg deg

Jantung gue, kenapa berdetak kencang? Rasa pengen copot. Bodoh kau Smith. Ucap bantin Smith




_******_

schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang