Part 3

680K 6.3K 210
                                    

Part ini rombak habis-habisan dah, revisi semuanya😂 kalau masih ada typo jangan sungkan untuk berkomentar.

Revan Nothels adalah salah satu pria yang digandrungi oleh banyak wanita, itulah alasan mengapa Revan sering bergonta ganti pasangan karena urusan ketampanan dan ketajirannya ia memiliki semuanya.

Bagi wanita matre mereka hanya ingin memanfaatkan harta yang dimiliki Revan, karena Revan adalah pewaris satu-satunya di keluarga Nothels.

Papanya memiliki 3 perusahaan terkenal di Bandung dan beberapa kota besar lainnya. Sangat jarang sekali Papanya ini berada dirumah karena sibuk mengurus perusahaan-perusahaannya.

Saat ini Revan diberi kepercayaan untuk memimpin salah satu perusahaan besar di kotanya, dan itu menambah jalan Revan untuk mendapatkan wanita-wanita yang akan memuaskan nafsunya.

"Revan, ntar malam jalan yuk!" ajak Rasya. Ia salah satu pacarnya yang entah keberapa.

Rasya Anenci seorang wanita karier yang bekerja sebagai sekretaris nya, dan menjadi salah satu pacarnya.

"Sorry sya, aku sibuk banget nanti malam, lain kali saja ya sayang," ucap Revan berbohong.

"Kenapa sih kamu selalu nolak ajakanku, atau kamu ada janji sama pacar kamu yang lain!!" tuduh Rasya was-was kepada Revan pacarnya.

"Bukan begitu, hanya kamu pacar aku, aku  sedang tidak berbohong," kata-kata buaya yang sering keluar dari mulutnya membuat para wanita percaya akan ucapannya.

"Yaudah kapan kita jalan?" rengek Rasya seperti anak bayi dihadapan Revan yang masih bekutat dengan Laptopnya.

"Mmm yaudah besok gimana?" ucap Revan mencoba meyakinkan

"Bener ya besok, nanti sibuk lagi kamunya,"

"Iya sayang, aku akan luangkan waktu buat kamu,"

Alice yang kini sedang ditinggal mamanya keluar kota, harus makan diluar dengan Devi sahabatnya, karena tidak ada pilihan lain.

Hanya Devi yang sangat dekat dan pengertian, mau untuk menemani Alice walaupun ada saja permintaan aneh-anehnya.

Baginya uang bukanlah segalanya walau segalanya perlu uang, tapi baginya uang bukanlah apa-apa.

"Alice, kita makan di restaurant milik keluarga mu saja gimana?? Nanti kita bisa makan sepuasnya," ajak Devi menyarankan apa yang ada dipikirannya.

"Sudah, kamu terima beres saja," ucap Alice kesal.

"Aku hanya memberi saran saja," ucap Devi.

Kata-kata Devi ada benarnya, selain dekat dengan Mansion mewah Alice, ia bisa makan apa aja tanpa harus membayar.

Mereka pun berhenti disalah satu restaurant ternama milik orang tua Alice di daerah Jakarta. Urusan harga memang lebih berkelas dibanding restaurant lainnya.

"Ternyata kamu nurut juga ya dengan saranku," ucap Devi sinis melihat Alice.

"Ya terus kenapa? Kalau aku punya restaurant sendiri kenapa harus makan ditempat lain!" ketus Alice lagi lagi menanggapi omelan Devi.

"Yaudah, pokoknya aku mau makan banyak malam ini," ucap Devi tanpa malu dan memilih-milih menu yang terpajang di layar digital sebelah kasir.

"Makan lah sepuasmu, anggap saja ini traktiran terakhir dariku," perkataan Alice sedikit melemah dan memijat kepalanya yang terasa sakit.

"Traktiran terakhir? Maksudnya??" tanyanya heran.

"Iya,  tidak lama lagi aku akan tinggal di Bandung, jadi ini traktiran berkelas buat sahabatku yang sudah menemani aku selama bertahun tahun tanpa bosan," ujar Alice sambil memeluk Devi.

My Boy Is Savage 21+(COMPLETED) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang