1. Dua Insan

30.6K 2.3K 54
                                    

"Besok jam satu siang pemotretan buat majalah Star, terus sorenya ada promo film lu di radio Hallo Indo, abis itu lanjut shooting di acara talkshow. Vitamin jangan lupa dibawa." Firdha selaku manajer sekaligus kakak kandung Farrikho Abimanyu kembali mengingatkan jadwal adiknya itu untuk besok hari.

Sebagai anak lelaki satu-satunya dalam tiga bersaudara, menjadikan Farrikho Abimanyu─yang akrab disapa 'Abi'─ harus mengemban tugas sebagai tulang punggung keluarga, menggantikan ayahnya yang telah lebih dulu meninggal dunia sejak Abi duduk di bangku SMA.

Jatuh bangun kehidupan telah Abi rasakan semenjak ayahnya meninggalkan keluarga kecil mereka untuk selamanya. Setelah lulus dari SMA, Abi harus menunda keinginannya untuk berkuliah seperti teman-temannya yang lain. Abi sibuk mengapply lamaran kerja kesana-kemari, mencari lowongan demi lowongan pekerjaan yang sekiranya bisa ia lakukan demi membiayai hidup keluarganya. Sebab Abi tahu tak selamanya ia bisa bergantung pada harta peninggalan ayahnya, ataupun pada belas kasihan sanak saudaranya.

Abi telah melakoni beragam macam pekerjaan, dari mulai menjadi satpam toko, pelayan sebuah restoran, sales obat herbal, model majalah, hingga akhirnya sampailah ia pada posisinya saat ini. Menjadi aktor yang membintangi film layar lebar. Meski telah berada di posisi atas, tak membuat Abi lantas melupakan orang-orang yang menemaninya merintis karir dari bawah. Sebisa mungkin jika temannya membutuhkan bantuan, maka Abi akan mengulurkan tangannya.

"Lu emang lagi deket sama Janita ya?" Abi mengalihkan perhatiannya yang sedari tadi sedang stalking model-model jaket terbaru. Ia kemudian menatap kakaknya dengan dahi yang berkerut.

"Kata siapa?" tanyanya balik. Pasalnya Abi memang merasa tidak pernah melakukan hal-hal yang berbau pendekatan dengan Janita. Bagi Abi, Janita hanyalah rekan sesama selebritis yang pernah adu akting bersamanya.

Harus Abi akui ia memang nyaman bekerja sama dengan Janita yang telah lebih senior berada di dunia seni peran sehingga dapat memberinya banyak masukkan, tapi itu tak lantas membuat Abi ingin dekat dengan wanita itu lebih dari sekadar rekan. Sejauh ini Abi masih mempertahankan profesionalisme dalam pekerjaannya. Kedekatan yang terjalin diantara keduanya hanya semata-mata demi membangun 'chemistry' untuk peran sebagai pasangan yang pernah mereka mainkan.

"Di sosmed beredar foto-foto mesra kalian berdua, tapi bukan dari photoshoot kalian. Lu diem-diem pergi sama dia?" Firdha menunjukkan beberapa foto Abi dan Janita yang beredar di dunia maya.

Abi hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Editan paling. Gue aja belum ketemu lagi sama Janita selama project film yang sekarang ini." Sebagai seorang publik figur, Abi sudah tidak heran kalau foto-fotonya diedit sembarangan oleh orang-orang. Abi tak mau ambil pusing soal hal itu. Selama editannya tidak berbau pornografi, atau memicu konflik besar, Abi akan membiarkannya. Toh, itu memang sudah jadi risiko pekerjaannya dimana privasinya akan selalu jadi buruan media.

"Kalaupun lu emang mau deket sama Janita juga gak apa-apa sih. Lagian umur lu udah mau kepala tiga juga. Wajar kalau lu mau cari pendamping hidup," tutur Firdha. Ia tak ingin karena terlalu sibuk bekerja, adiknya itu jadi tidak memperhatikan kebutuhan dirinya sendiri.

Abi menghela napas sesaat. "Gue masih punya tanggungan. Farsha belum lulus kuliah. Najma juga masih kelas tiga SD."

"Najma mah tanggung jawab gue," koreksi Firdha. Iya, Najma adalah anak perempuan Firdha yang baru berusia sembilan tahun.

"Lu juga masih tanggung jawab gue selama lu belum menemukan lelaki yang bisa menggantikan mantan suami lu untuk menjadi ayah bagi Najma," ralat Abi lagi membuat Firdha mendecih pelan dan membuang muka.

Abi mengulum senyumnya melihat perubahan ekspresi pada wajah kakaknya. "Makanya gak usah rewel nyuruh gue nikah," ujarnya.

"Terserah lu sih kalau emang mau jadi perjaka tua."

PREDESTINASI [DaMay Friend's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang