15. Hujan

7.4K 1K 13
                                    

Arumi tengah menatap saldo tabungannya dari layar ponselnya. Matanya kemudian beralih pada beberapa brosur dari universitas berbeda yang ia letakkan di atas meja. Dari ponsel ke brosur, dari brosur ke ponsel, Arumi terus saja mempusatkan perhatiannya pada kedua benda itu. Hatinya tengah dilanda rasa bimbang sejak Ramzi menemuinya dan meminta Arumi untuk tetap melanjutkan studinya saja selagi menunggu waktu sampai dirinya akan mengunjungi ibunya di Jepang nanti. Arumi benar-benar merasa dilema. Di satu sisi Arumi ingin segera ke Jepang untuk menemui ibunya, tapi di sisi lain Arumi juga ingin srkali melanjutkan studinya.

Memang sih saldo pribadi tabungan Arumi masih jauh dari kata cukup untuk bisa berangkat ke Jepang, tapi kalau sambil menunggu saldonya cukup lalu Arumi mengambil kuliah dulu ia khawatir akan memakan waktu lebih lama lagi baginya untuk bisa pergi ke Jepang, dan sepertinya memang itulah tujuan Ramzi. Dari yang semula pria itu mengizinkan Arumi untuk menunda melanjutkan studinya lalu tiba-tiba saja sekarang meminta Arumi untuk tetap melanjutkan studinya dulu.

Sempat Arumi mencoba jalan tengah dengan mengusulkan untuk mencoba beasiswa agar dapat berkuliah sekaligus menemui ibunya di negeri sakura itu tetapi Ramzi dengan tegas menolak usulnya. Penolakan dari Ramzi itu tentu saja menciutkan harapan Arumi sebab ia tak ingin pergi tanpa izin dari Ramzi. Ramzi hanya memberinya izin untuk pergi menemui ibunya di Jepang kelak ketika uang Arumi telah mencukupi tetapi ia tidak memberi izin jika Arumi harus melanjutkan studi dan menetap lagi disana. Sebagai gantinya, Ramzi malah memberikan Arumi brosur-brosur ini dan menyuruh Arumi untuk memilih satu dari beberapa pilihan universitas tersebut.

"Ya Allah..." Arumi menghela napas pasrah. Untuk saat ini ia belum bisa menentukan pilihan. Disimpannya kembali brosur-brosur itu ke dalam laci mejanya. Ia pun meletakkan ponselnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Digelarnya sajadah di samping ranjangnya. Setelah mengucap basmalah, Arumi kemudian membaca niat untuk shalat istikharah

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

"Ushallii sunnatal-istikhaarati rak’ataini lillahi ta’alaa."
[Saya niat shalat sunnah istikharah dua raka'at karena Allah ta'ala].

Kemudian diangkatnya kedua tangannya seraya mengucap takbir. "Allahu akbar."

Usai menunaikan dua raka'at shalat istikharah, Arumi menadahkan kedua tangannya. Berdoa, memohon petunjuk pada Allah pilihan manakah yang harus diambilnya. Haruskah ia menunda lagi pertemuan dengan ibunya dan melanjutkan studinya, ataukah studinya yang harus ditunda lagi demi bisa mengumpulkan uang agar dapat menjumpai ibunya?

Di luar, hujan mulai turun menyapa bumi. Suara rintiknya terdengar sampai ke telinga Arumi. Gadis itu pun lantas melepas mukenanya dan melipatnya sebelum beranjak keluar untuk mengambil seprai yang tadi sore dijemurnya agar tidak basah lagi karena terkena cipratan air hujan.

Ditatapnya langit malam yang semakin menggelap karena awan hitam yang menyelimuti.

اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

Allahumma shayyiban naafi’an
[Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat], ucap Arumi dalam hati.

Arumi masih enggan masuk ke dalam rumahnya, ia masih ingin menikmati aroma tetesan air hujan yang membasahi jalan serta embusan kesejukan angin yang menerpa wajahnya. "Ya Allah, bisakah hamba bertemu kembali dengan ibu hamba tanpa harus meninggalkan keluarga hamba yang lain disini?" lirih Arumi. Ia menghela napas sejenak sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam rumah kontrakannya karena suhu udara yang semakin dingin dan curah hujan yang juga kian bertambah deras.

●●●

Hujan yang tiba-tiba turun membuat kemacetan di beberapa ruas jalan semakin bertambah parah. Para pengendara sepeda motor banyak yang menghentikan kendaraannya di kolong-kolong terowongan ataupun di bawah jembatan penyebrangan untuk berteduh sehingga kepadatan di jalan pun semakin tak terhindarkan.

Salah satu mobil yang terjebak di dalam kemacetan itu adalah mobil milik Abi. Pria itu baru saja selesai shooting acara talkshow di salah satu stasiun TV. Tadinya ia pikir mumpung hari ini jadwalnya selesai lebih cepat, Abi akan dapat segera bertemu dengan kasur yang dirindukannya. Nyatanya justru sekarang pria itu tetap saja masih harus terjebak di dalam mobil ditemani dengan suara rintik hujan dan klakson yang saling bersahutan.

"Orang-orang kenapa pada gak sabaran banget ya? Jelas-jelas yang di depan juga belum gerak," keluh Mang Jaja yang mungkin pusing karena kendaraan di sekitarnya terus saja membunyikan klakson.

"Biasa dah, Mang, kelakuan warga ibukota. Biarin aja mungkin mereka mau bikin orkestra klakson," sahut Firdha.

Mang Jaja tertawa mendengarnya. "Bisa aja si Non," ujarnya.

Abi yang mendengarkan percakapan Firdha dan Mang Jaja hanya tersenyum tanpa berniat menanggapi. Tangannya mengambil ponselnya dari saku celana untuk mencari info di internet apakah hujan ini merata atau hanya di beberapa titik saja.

Menariknya, selain info tentang hujan Abi juga menemukan sebuah artikel yang menuliskan tentang waktu-waktu mustajab untuk berdo'a dimana ketika hujan turun termasuk salah satu diantaranya.

Abi memandangi tetesan air hujan yang turun mengalir ke kaca mobilnya. Benarkah? tanyanya dalam hati.

"Bi, Bi, lihat deh nih," ujar Firdha seraya menepuk-nepuk bahu adiknya itu. Memaksanya untuk melihat ke layar ponsel miliknya.

"Apaan siih?!" geram Abi karena Firdha begitu berisik, namun ketika Abi melihat apa yang ingin Firdha tunjukkan pria itu lantas terdiam dan menyimak.

"Adem ya kayak AC suhu 16?" goda Firdha.

Abi tidak menyahut karena terlalu fokus melihat Arumi dari layar ponsel Firdha. "Kok dia bisa ada di youtube?" tanya Abi.

"Bisalah. Arumi diam-diam terkenal tahu. Dia kadang suka jadi guest di acara-acara bertema islami gitu."

Abi diam. Bukan karena mendengarkan Firdha, namun karena mendengarkan suara lembut Arumi yang tengah bercerita di hadapan perempuan-perempuan muslimah lainnya tentang motivasinya untuk mempelajari ajaran islam. Dalam hati Abi mulai bertanya-tanya, jika Abi berdoa di saat turun hujan ini agar Allah mau menyandingkan Arumi dengannya, apakah benar doanya itu akan terkabul?

●●●

To be continue

PREDESTINASI [DaMay Friend's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang