5. Arumi

12.2K 1.5K 27
                                    

Abi tahu ini tidak sopan, tapi entah kenapa ia tidak bisa memalingkan tatapannya dari wajah Arumi. Abi akui Arumi memang cantik, tapi ini bukan kali pertama Abi bertemu dengan wanita cantik. Sebelumnya, Abi telah banyak bertemu bahkan berkenalan dengan wanita cantik dari beragam kalangan, tapi entah kenapa tidak ada satu wanita pun yang membuat hatinya berdebar seperti Arumi.

"Mata, Bi," sindir Firdha secara terang-terangan. Abi yang merasa kepergok lantas hanya bisa meringis dan mengalihkan pandangannya ke arah Firdha.

"Dia donatur panti ini ya?" tanya Abi. Udah kepalang kepergok juga, mending sekalian aja Abi tanya-tanya sama Firdha. Toh tadi kan kakaknya itu ngobrol-ngobrol dengan Ibu pemilik panti ini.

Firdha menggedikkan bahunya, "Mana gue tahu dia donatur apa bukan. Gue kira sih tadi anaknya ibu pemilik panti ini, tapi dari perawakan mah gak mirip ya."

"Iya, bukan anaknya," gumam Abi pelan.

"Dih, tahu dari mana lu?"

"Itu tadi kata lu kan gak mirip," kilah Abi. Gak mungkin dong dia bilang sama Firdha kalau Abi pernah membicarakan Arumi bersama Jafrey? Pokoknya seingat Abi kata Jafrey Arumi itu keturunan Indo-Jepang, dan yang murni Indo itu ayahnya bukan ibunya. Jadi Abi rasa gak mungkin kalau Arumi anaknya ibu pemilik panti ini. Tapi kenapa Arumi bisa ada disini dan kelihatannya ia cukup dekat dengan orang-orang di dalam panti ini? Abi mulai bertanya-tanya dalam hati.

Firdha menyipitkan matanya menatap Abi, tetapi kemudian ia kembali fokus pada jalannya acara. Terserah Abi saja lah, Firdha enggan ambil pusing dengan sikap adiknya itu.

"Sekarang kita dengarkan pembacaan ayat suci Al-Qur'an beserta terjemahannya yang akan dibacakan oleh Kak Arumi dulu ya sebelum nanti kita tutup acaranya dengan do'a bersama untuk Najma Shafira yang hari ini telah bertambah usianya. Kepada Kak Arumi kami persilahkan."

Abi ikut menegakkan tubuhnya saat mendengar bahwa Arumi akan membacakan ayat suci Al-Qur'an. Ia tak ingin ketinggalan untuk mendengarkannya.

Arumi kemudian bangkit dari posisi duduknya dan berjalan ke tengah lingkaran sambil membawa Al-Qur'an. Ia kemudian duduk di tengah-tengah lingkaran anak-anak panti dan para tamu yang mana juga termasuk Abi di dalamnya. Arumi mulai membuka Al-Qur'an di tangannya. Menarik napas sejenak, Arumi pun melantunkan satu demi satu ayat suci dalam salah satu surah yang telah dipilihnya untuk ia bacakan.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A-’uudzu bil-laahi minas syai-thaanir ra-jiim

"Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahir-rohmaanir-rohiim

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

اَلرَّحْمٰنُ
Ar-rohmaan

"(Allah) Yang Maha Pengasih,"

عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ
'Allamal-qur'aan

"Yang telah mengajarkan Al-Qur'an."

خَلَقَ الْاِنْسَانَ
Kholaqol-insaan

"Dia menciptakan manusia,"

عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
'Allamahul-bayaan

"mengajarnya pandai berbicara."

اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
Asy-syamsu wal-qomaru bihusbaan

"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,"

وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدٰنِ
Wan-najmu wasy-syajaru yasjudaan

PREDESTINASI [DaMay Friend's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang