05.Sickness

287 36 1
                                    

JB,Sungjae,Daniel

"Anyeonghaseyo" sapaan pertama Bomi kepada semua orang di ruangan itu membuat suasana tiba tiba hening.
"Eonni..." sapa Joy yang langsung menghampiri Bomi dan memeluknya. Jaebum yang melihat Bomi sangat tidak menyangka wanita yang mencampakannya kemarin malah datang dan perduli pada adiknya.

"Daniel kau tidak apa apa ?" tanya Bomi yang di balas anggukan oleh Daniel "Syukurlah.. Maaf Nunna tidak tahu kalau kondisimu seburuk ini. Maafkan Nunna" Bomi menggenggam tangan Daniel karna merasa heran kondisi anak itu tiba tiba memburuk padahal perawat Uks sekolahnya bilang sakitnya tidak begitu parah.

"Yaakkk kalian" bentak Bomi kepada Sungjae dan Jaebum "Jangan terus menerus memikirkan pekerjaan perhatikanlah dia, Adikmu ini masih di bawah umur dia sakit pasti karna kurang di perhatikan kan?"
Daniel hanya tersenyum di balik masker oksigennya "Oppaaa suruhlah Sungjae segera menikahi ku dan aku berjanji akan merawat Daniel dengan baik" kata kata Joy membuat Sungjae terlihat sedikit kikuk. Siapa yang tidak malu jika seorang lelaki dewasa dimintai melamar oleh kekasihnya di depan keluarganya.

"Anyeonghaseyo.." suara anak laki laki berseragam Sekolah berwarna biru tua masuk dengan di ekori dua orang siswa lainnya.

"Yakkk Park Jihoon,Park Woojin Yeri ahh" sapa Sungjae dengan langsung membawa satu persatu anak itu kedalam pelukannya.
"Sudah lama tidaj bertemu Hyung" sapa Woojin "Aaa waegeure Hyungg!" tanya Jihoon yang langsung menghampiri Daniel yang masih belum dapat banyak bicara "Hyung bagaimana bisa kami tidak tau kau sakit. Kita bahkan satu tempat latihan" Potong Woojin yang juga menghampirinya. Woojin dan Jihoon berbeda satu kelas di bawah Daniel yang artinya lebih muda satu tahun.

"Yaaa Kang Daniel, kau benar benar membuat Nunna ku khawatir. Sepanjang jalan mengantarku ke sekolah Joy Nunna hanya bicara padaku Yeri ah Daniel eotohke sambil menangis. Telingaku sampai sakit mendengarnya" oceh Yeri mencoba menyembunyikan rasa khawatirnya, Joy hanya tertawa malu mendengar cerita adiknya itu. "Aku baik baik saja aku akan berjalan jalan membuat keonaran dan menari lagi seperti yang aku mau. Iyakan Hyungdeul?" pertanyaan Daniel entah kenapa membuat ekspresi Jaebum terlihat miris.

"Iya Hyung benar tuh, Niel Hyung akan sembuh seperti semula benarkan Hyung?" tanya Jihoon yang hanya di balas anggukan oleh Daniel.

~~~

Mereka berbincang dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan Daniel telah tertidur pulas. Dokter bilang besok sudah bisa pulang jika kondisinya membaik. Tentu saja itu yang semua orang harapkan, termasuk gadis yang saat ini tengah bergelut dengan beberapa poster cetak biru Gedung apartemen yang akan di bangunnya. Yaa, Sejeong telah lulus dari Universitasnya di New York AS. Gadis bermarga Park ini kini bekerja di perusahaan konstruksi sebagai asisten kepala Desain di perusahaan Siiguk, anak perusahaan Kang. Entah kenapa Sejeong tiba tiba bekerja di tempat itu walaupun ia tau ayah Daniel lah pemiliknya.

"Park saejong jangan terlalu bekerja keras. Pulanglah saat waktunya pulang. Kau juga anak baru jadi bekerjalah sesuai kemampuan mu"
"Baiklah Sajangnim" balas Saejong kepada Manager Lee yang merupakan kepala Manager anak perusahaan Kang.

Saejongpun akhirnya menyudahi pekerjaannya karna haripun sudah malam. Ini pertama kalinya Saejeong melewati malam dengan bekerja di Seoul. Ia terus memikirkan Daniel dan perasaannya apakah big puppy miliknya itu baik baik saja? Saejeong sangat merasa khawatir bagaimana bisa dia sakit sampai di opname seperti itu.

~~~

"Sungjae pulanglah dulu sana antarkan Joy dan anak anak itu pulang. Hari sudah malam mereka pasti lelah" perintah Jaebum yang langsung di iyakan oleh adiknya itu.
Namun setelah kepergian Sungjae, ia hanya dapat terdiam karna sekarang dia hanya bersama Bomi "mantan" kekasihnya yang mencampakannya kurang dari 24 jam yang lalu.

"Nunna.." kata pertama Jaebum pada Bomi membuat wanita yang tengah menyeruput hot lattenya itu melihat ke arah Jaebum dengan tatapan heran "Kenapa tiba tiba memanggilku Nunna?" tanya Bomi yang walaupun memang umur mereka berbeda empat tahun Jaebum sangat jarang bahkan hampir tidak pernah memanggil Bomi dengan sebutan "Nunna"

"Hanya karna aku bingung ingin memulai darimana"

"Kalau begitu jangan pernah memulai sesuatu yang akhirnya membuat mu sendiri bingung" jawab Bomi dingin

"Menikahlah dengan ku!"

"Uhukkk uhukkk" Bomi tiba tiba tersedak mendengar ungkapan yang terasa seperti Jaebum sedang melamarnya.
"Apa katamu?" tanya Bomi masih dengan ekspresi herannya.

"Menikahlah dengan ku!" ulang Jaebum sekali lagi
"Hahaha.. Apalagi sekarang. Yakk kau terdengar lucu apa kau tau!" jawab Bomi mengejek "Terserah kau percaya atau tidak. Tapi Bomi, aku serius kali ini! Aku akan melamarmu secara resmi dan mendatangi orangtuamu jadi tolong, terimalah lamaran ku ini"

Bomi terdiam beberapa detik ia menundukkan wajahnya dan tangannya tiba tiba mengusap kedua belah matanya. Itu sudah pasti air mata namun Jaebum masih belum tau apakah itu air mata bahagia atau air mata kemarahan.

"Jaebum"
Jaebum menatap Bomi penuh antisipasi Jaebum mempersiapkan hatinya jika saja ia di tolak mentah mentah seperti kemarin .
"Kita coba saja"
"Hah?" Jawab Jaebum dengan ekspresi tidak menyangka "Apa ini nyata?"
"Aku ingin mencoba satu kali ini bersama mu. Aku akan pertimbangkan perceraian jika keadaan setelah kita menikah nanti menjadi buruk bagi keluargamu ataupun dirimu. Apa kau bisa mengerti?"

"Aigooo aku sangat kaget ternyata kau begitu mencintaiku juga" Jaebum memeluk Bomi percaya diri.
"Enyahlah sebelum aku berubah fikiran" Ancam Bomi membuat lelaki bertubuh sixpact itu segera melepaskan pelukannya.

~~~

Suasana Seoul sedikit ramai karna jam pulang kerja Sungjae dan Joy tengah berbincang hangat setelah mengantarkan Jihoon,Woojin,dan Yeri. Pertanyaannya kenapa Joy tidak pulang bersama Yeri, jawabannya karna mereka memang tinggal terpisah. joy di apartemen sedangkan Yeri bersama kedua orangtua mereka tinggal di daerah Pyeongchang dong.

"Kemarikan tanganmu" suruh Sungjae yang langsung menggenggam tangan kekasihnya itu "Joy apa kau tau seberapa aku mencintaimau. Ah kau tidak akan tau" ia menjawab pertanyaannya sendiri membuat Joy tersenyum malu.

"Apa kau ingat berapa tahun kita pacaran?"
"Tentu saja sekitar 6 tahun yang lalu"
Jawab Joy miris "Saat itu, aku jatuh cinta padamu karna wajahmu imut sekali. Kau juga gadis yang terkenal di sekolah jadi aku akan merasa sangat bangga jika bisa berjalan dan menjadikanmu pacar ku. Tapi alasan itu berbeda saat tiga tahun yang lalu" Sungjae mengencangkan genggamannya membuat Joy bingung dan bertanya tanya "Kenapa, ada apa, ah aku takut kau akan memutuskan ku sekarang"

"Tentu saja bukan Bodoh, aku tidak akan melepaskan mu walaupun aku harus mempertaruhkan hidup ku" jawaban Sungjae terasa sedikit menggombal namun Joy menyukainya "Terus ada apa?" tanya Joy untuk yang kedua kalinya.

"Saat Ayahku menyuruhku memutuskan apa yang akan aku lakukan karna saat itu aku sudah lulus sekolah dan hanya bermalas malasan, aku tidak berniat masuk kuliah dan berfikir hanya akan memakai uang Ayahku saja untuk membahagiakanmu. Tapi saat kau bilang kau berusaha agar dapat menjadi yang terbaik untukku. Aku merasa tergetar hatiku tergetar. Aku ingin menjadi Dokter karna ingin membuatmu bangga terhadapku bahagia karna usahaku"

"Mmm aku tau kau sudah banyak berubah menjadi lebih baik setiap harinya kerja bagus cintaku" balas Joy dengan senyum sendunya dan mengelus rambut hitam milik kekasihnya itu. Hati Joy tersentuh namun ia merasa janggal. sungjae suka bercanda dan cenderung tidak pernah serius dalam hal apapun namun malam itu Joy benar benar ingin menangis. Joy merasa Sungjae akan berubah sikap padanya.

"Jadi Joy ah.. Aku mohon tunggu aku beberapa saat lagi. Aku belum bisa membahagiakanmu seutuhnya sekarang"

Air mata Joy jatuh perlahan entah kenapa ia tidak bisa menahannya. Tapi ia segera menyembunyikannya Sungjae tidak boleh tau atau mereka akan bertengkar. Fikir Joy.





Continue

Lets voteeeeeeeeee 😂😂😂


CRAZY BROTHERS!! || JB, SUNGJAE,DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang