Jaebum, Sungjae, Daniel
Sungjae dan Joy baru saja sampai di parkiran apartment milik Joy setelah selesai mengantar Yeri pulang ke daerah Pyeongchang dong. Mereka memutuskan untuk tidak menginap karna Joy merasa lebih baik pulang ke apartmentnya karna esok hari ada jadwal pemotretan dan karna itu ia memutuskan untuk beristirahat. Suasana hatinya sangat bahagia saat itu, selaras dengan bunga cerri yang tengah ranum bermekaran di sepanjang jalan di Korea. Bagi Joy musim semi kali ini adalah musim yang paling indah karna Sungjae memberinya sebuah hadiah yang sangat ia impi impikan. Telah enam tahun sudah Wanita itu menunggu Sungjae mengatakannya, Joy bahkan sempat merasa ia akan menjadi perawan tua karna ke leletan Sungjae. Ia hampir menyerah karna Pria itu sangat lembek pada hubungan mereka.
"Oppa.." sapa Joy kepada Sungjae yang baru saja mematikan mesinnya.
"Eoh wae?" tanya Sungjae sembari menatap Joy, namun ia terkejut ketika melihat mata Joy telah berlinangan air mata. Joy terlihat tidak dapat menyembunyikan perasaan harunya.
"Oppa gomawo, hiks.." ungkap Joy sembari memeluk Sungjae erat erat.
"Aigoo uri Soyoung," Seru Sungjae yang membalas erat pelukan Joy. Sungjae merasa sangat bangga karna telah berhasil menjadi Pria sejati. "Maafkan aku karna telah membuat mu menunggu terlalu lama." lanjut Sungjae.
"Aniya, kau hanya sangat merencanakan dan memikirkan hubungan kita. Bukan berarti kau tidak menyayangiku kan?"
"Tentu saja, aku bahkan belum benar benar manjadi Dokter dan seperti orang gila aku memintamu manjadi Istriku, Ibu dari Anak Anak ku. Bukankan itu terasa seperti aku sudah gila?" tanya Sungjae membuat joy segera menggelengkan kepala.
"Aniya, kau terlihat paling keren tadi. Selama enam tahun kita bersama aku baru saja melihat kau paling keren tadi." puji Joy membuat Sungjae merasa wajahnya memerah.
"Aigoo kau benar benar hebat dalam memuji seseorang eoh, daripada aku mati karna terus di puji, bagaimana jika kita masuk ke Apartment mu dan segera makan ramyeon bersama?"
"Aku akan masuk asal kau menggendong ku. Bagaimana?" permintaan Joy membuat Sungjae menatapnya sejenak. Namun Pria itu segera tersenyum dan mengiyakan permintaan Wanitanya.
"Kajjaaaa..." teriak Joy ketika telah berhasil naik ke punggung Sungjae dan mereka segera menaiki lift menuju lantai Apartment milik Joy berada.
-------------;;;--------------
Daniel memasuki Kamarnya sembari menghela nafasnya pendek. Ia duduk di ujung ranjang sembari merenungkan banyak hal terutama tentang hubungannya dengan Sejeong. Bagaimana caranya ia bisa melupakan Wanita itu jika Sejeong malah menjadi Wali Kelasnya sekarang, apa Sejeong sudah gila hingga berbuat sejauh itu hanya demi dirinya? Atau Wanita itu hanya merasa kasihan padanya?
Drttt..
Ponselnya tiba tiba bergetar, tertera notifikasi pesan masuk dengan nama Sejeong disana membuat Daniel lagi lagi menghela nafasnya berat, Wanita itu benar benar membuatnya bimbang. Ia terdiam sejenak mempertimbangkan untuk membuka pesan itu atau mengabaykannya namun hati nurani Daniel tidak ingin membiarkan pesan itu menjadi tida berguna, Daniel akhirnya memutuskan untuk membukanya.
From : Sejeong ❤
Anyeong uri Kang Daniel, apa aku mengganggumu tengah malam begini? Aku ingin bicara banyak hal padamu tapi apa kau dapat mendengarkan ku dengan baik saat amarahmu tengah berada di luar kendali seperti itu?
Aku memikirkannya aku tidak akan memaksamu sebelum kau siap bicara padaku, tapi Niel ah.. Jinjja! percayalah aku tidak pernah melakukan apapun untukmu karna merasa kasihan aku sungguh sungguh mencintaimu itu satu satunya alasan yang masuk akal setelah selama ini aku mengikuti apa mau mu. Aku harap kita bisa segera bicara lagi aku sangat merindukanmu.Setelah membaca pesan itu, hatinya sedikit tergerak namun Anak itu masih tidak terlalu yakin untuk melakukan sesuatu. Akhirnya Daniel hanya menutup pesan itu dan melempar ponselnya ke atas tempat tidur begitu saja dan segera pergi membersihkan tubuhnya.
--------****--------
"Oppa, tekan kode pintunya," titah Joy kepada Sungjae sementara ia masih menemplok pada punggung milik calon Suaminya itu.
"Aigoo.." keluh Sungjae, namun seperti biasa di balik keluhnya Sungjae selalu menuruti apa mau Joy.
Mereka segera masuk ke dalam Apartment, Sungjae langsung membawa Wanita itu masuk ke dalam kamar dan segera menjatuhkannya di atas kasur. Namun tanpa berkata lagi, Sungjae malah bergegas masuk ke dalam toilet yang berada di Kamar Joy, sementara Wanita itu hanya menatap Sungjae dengan tatapan heran.
"Boeya.. Kenapa dia membuat ku berharap tapi malah mengabaykanku." ungkap Joy pada dirinya sendiri.
-------;;;---------
Seorang Dokter tengah terduduk lesu di Ruangan Praktiknya, matanya menatap keluar jendela yang tengah hujan rintik. Itu sudah nyaris tengah malam, matanya terlihat sedikit sayu.
Tujuh jam yang lalu..
"Sunbaenim.." teriak seseorang dari arah belakang membuat Dokter yang tengah berjalan santai itu menengok ke arahnya. Pria yang menghampirinya itu terlihat memancarkan aura yang berbeda dari biasanya. "Sunbaenim," lanjutnya lagi.
"Wae?" tanya Soohyun sembari tersenyum melihat Sungjae yang terlihat tengah gembira, Soohyun tidak ingin rasa lelahnya merusak mood oranglain.
"Sunbaenim aku akan membisikkan sesuatu padamu," ungkapnya yang segera mendekatkan bibirnya ke arah telinga Soohyun. "Aku akan melamar Joy malam ini."
Bisikkan Sungjae bagaikan petir di siang bolong bagi Soohyun. Dokter muda itu mencoba mengendalikan ekspresi terkejutnya. Namun sepertinya ia telah gagal.
"Waee, kau terlihat sangat terkejut," pungkas Sungjae setelah melihat wajah soohyun.
"Aniya, aku hanya terkejut karna tidak menyangka kau akan berani mengatakan itu secepat ini, kau sangat keren Sungjae ssi" kelit Soohyun sembari tersenyum kecut.
"Kamsahamnida Sunbaenim, aku akan memberitahu kabar baik lainnya nanti dan juga aku sangat berterimakasih atas bantuanmu kemarin malam." ungkap Sungjae sembari membungkukkan badannya.
"Gwaenchanna, kalau begitu aku akan mendoakan supaya apapun yang kau rencanakan segera terwujud dengan sempurna. Tapi Sungjae ssi aku sedang buru buru,"
"Nee Sunbaenim, kau bisa pergi sekarang." Jawab Sungjae sembari terus tersenyum.
Setelah melakukan percakapan pahit itu, Soohyun segera meninggalkan Sungjae seolah ia baik baik saja. Rupanya Pria itu belum sadar juga tentang perasaan Soohyun padanya.
Tokk.. Tok.. Tok..
"Euisa Nim, ini sudah waktunya melihat keadaan pasien atas nama Julian Tuan." panggil seorang Suster yang mengingatkan Jam praktiknya. Untuk sakit yang berat seperti Julian, memang Dokter di haruskan untuk terjaga hampir sepanjang malam, apalagi keadaannya belum benar benar stabil.
"Nee arrasseo.." jawab Soohyun yang mengaburkan lamunannya dan segera berdiri dari tempat duduknya iapun bergegas menuju ke ruangan di mana Julian berada.
Soohyun membuka pintu kamar itu pelan pelan, ia melihat Bomi dan Julian tengah tertidur di satu ranjang yang sama sementara Jaebum tidak berada disana. Namun baru saja akan masuk, seseorang menepuk pundak Soohyun dari belakang membuatnya spontan melirik ke orang itu.
Selamat Membaca Readers!!
Jangan lupa Voment <3
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHERS!! || JB, SUNGJAE,DANIEL
Hayran KurguPublish Date : 14 Maret 2018 WARNING : MENGANDUNG UNSUR DEWASA!! "Yakkkk, Sungjae ah kejar bajingan kecil itu! tangkap dan jangan beri ampun" "Ah Hyunggg aku Lelah si Daniel itu larinya cepat sekali Hyung" "Hyungdeul tangkap saja aku kalau bisa!!" ...