Ruangan hangat ini tiba-tiba terasa dingin saat Soo Hwa berhasil menangkap sosok namja yang memintanya untuk datang dan menemuinya.
Tangan Soo Hwa hanya bergerak untuk memainkan bulu lembut anjing peliharaan milik namja yang didatanginya itu, yang duduk tenang di atas pangkuannya.
"Kkoming, aku takut." Bisik Soo Hwa kepada anjing yang memiliki nama 'Kkoming' itu, seakan Kkoming mengerti apa yang diucapkannya.
Namja yang sedari tadi duduk diam di hadapan Soo Hwa pun merubah posisi nya untuk lebih menatap lurus ke arah Soo Hwa.
"Apa kau tau kenapa Oppa memanggilmu?" Tanyanya yang mulai membuka suara.
"Oppa aku..." suara mulai mengeluarkan suaranya, tapi dia terlalu takut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan untuknya.
"Sakit, menangis, berbohong.. Apalagi yang aku... Kakakmu ini tidak tau, huh?" Tanyanya lagi dengan penakanannya di akhir kata.
"Maafkan aku, Oppa." Lirih Soo Hwa. "Kalian sibuk. Oppa terlihat begitu sibuk dan pusing. Aku tidak berani untuk berkeluh kesah padamu. Maaf, Oppa."
Namja yang di hadapan Soo Hwa ini adalah kakaknya. Yesung. Super Junior Yesung. Dia merasa begitu kecewa dengan apa yang dilakukan Soo Hwa, dia merasa Soo Hwa melupakan perannya di kehidupan Soo Hwa.
"Sesibuk apapun aku, pasti aku menyisihkan waktuku untukmu. Bukankah kau tau itu?" Tanya Yesung memelan.
Soo Hwa mengangguk kecil, "Aku hanya tidak mau membebanimu terus. Atau mungkin juga bisa membuatmu kesal padaku, karena suatu masalah yang kupermasalahkan selalu sama. Dan membuat kalian pusing dan kecewa padaku." Jawab Soo Hwa.
"Sudah tau seperti itu kenapa diulangi." Geruti Yesung.
Soo Hwa menoleh ke arah Yesung dan menatap kakaknya itu tidak percaya, "Tuh kan! Aku tidak mengadu kau marah, aku sudah mengadu kau seperti ini. Makanya aku lebih memilih mengadu pada Donghae Oppa!" Pekik Soo Hwa.
Pletak!
"Yak!" Balas Yesung yang mendaratkan pukulan pelan di kepala Soo Hwa.
Bukannya meringis karena kesakitan Soo Hwa justru terkekeh. "Tapi aku tau kok kau seperti ini karena tidak ingin aku berlarut dalam kesedihanku kan?" Jawab Soo Hwa dengan menatap teduh pada Yesung.
Yesung tersenyum dan menarik Soo Hwa ke dalam pelukannya, sambil mengusap lembut kepala Soo Hwa dan sesekali mencium puncak kepala Soo Hwa.
Jika sudah berdua seperti ini, tidak ada yang bisa menebak seperti apa suasana yang diciptakan Yesung dan Soo Hwa. Kadang mereka bertengkar seperti anak kecil, bertengkar keras sampai Soo Hwa menangis dan takut bertemu dengan Yesung, tapi kadang mereka bisa terlihat begitu manis seperti layaknya kakak adik yang sesungguhnya.
"Kau... walaupun sudah menikah dengan Hyukjae. Kau selamanya adalah adik kecilku yang harus kulindungi kan?" Bisik Yesung.
"Jangan mulai, Jongwoon-ssi." Gumam Soo Hwa yang mulai terpancing untuk menangis dengan perkataan Yesung.
"Pilihan kalian berdua saat itu benar-benar mengejutkan kami semua, tapi... apa yang dikatakan si jelek saat itu benar-benar menghipnotisku untuk menyerahkanmu padanya." Lanjut Yesung yang tidak mempedulikan perkataan Soo Hwa.
Soo Hwa hanya tersenyum tipis saat mendengar perkataan Yesung, walaupun air matanya sudah mengalir. Mengingat kembali kenangan manisnya dulu begitu menyenangkan dan mengundang haru untuknya sendiri.
"Si jelek itu..."
"Hyukjae, Oppa." potong Soo Hwa yang terdengar tidak menerima suaminya diberi panggilan seperti itu.
"Arra. Hyukjae. Lee Hyukjae. Dia begitu berani menerima segala resiko dengan pilihannya itu. Dia benar-benar tidak bisa ditebak." Tambah Yesung.
"Setelah pernikahan kalian, kami disibukkan dengan jadwal kami. Setiap latihan dia tidak pernah berhenti untuk mengecek ponselnya. Untuk mengabarimu atau sekedar mengecek ada telepon atau pesan masuk darimu atau tidak. Dia tidak mau membiarkanmu kesepian. Walaupun pada nyatanya kau memang kesepian karena dia begitu sibuk kan?" Tanya Yesung di perkataan berikutnya.
Soo Hwa hanya mengangguk di dalam pelukan Yesung.
"Lalu saat pertengkaranmu dan Hyo saat itu. Kalian tidak bertemu untuk beberapa waktu. Kau tau sebelum kalian baikan apa yang dilakukannya beberapa hari sebelumnya?"
"Apa?" Tanya Soo Hwa dengan suara seraknya.
"Latihan berantakan. Emosinya tidak stabil. Tapi dia tidak marah-marah. Dia terlihat begitu sedih dan gelisah. Lalu dia melampiaskannya dengan tangisan. Dia menangis karena takut membuatmu sedih dan takut padanya." Jawab Yesung yang langsung membuat tangisan Soo Hwa pecah.
"Dia selalu ingin terlihat kuat di hadapanmu, Sayang. Itulah suamimu." Tambah Yesung.
Soo Hwa hanya bisa menangis terisak di dalam pelukan Yesung. Berbagai rutukan-rutukan penyesalan disampaikannya untuk dirinya sendiri di dalam hatinya.
Betapa egoisnya dia selama ini yang selalu meminta apapun yang dia inginkan dari Hyukjae, kadang tanpa mencari tau dulu sebabnya.
Dia tidak mau seperti ini. Dia tidak mau terus menerus membebani Hyukjae, tapi dia tidak bisa mempertahankan dirinya untuk kalah dari emosinya sendiri.
"Dia sangat mencintaimu, begitu juga denganmu. Aku tau itu. Kami semua tau itu. Jadi, jangan kalah dengan emosimu itu, hm?" Ucap Yesung yang seakan bisa membaca isi pikiran Soo Hwa.
Soo Hwa pun melepaskan pelukannya dan menatap Yesung.
"Kau pasti bisa." Tambah Yesung yang memberi keyakinan untuk Soo Hwa.
Soo Hwa pun mengangguk mengerti dan kembali memeluk Yesung, "Gomawo, Oppa."