Daily Love [혁재❤수화]

#12 You Should Know

"Jelaskan, Soo Hwa." Tuntut Hyukjae.

"Maafkan aku..." lirih Soo Hwa yang takut dengan Hyukjae.

"Haruskah seperti ini terus?" Geram Hyukjae.

Perlahan Soo Hwa memberanikan diri untuk menatap Hyukjae. Bukan amarah seperti dulu yang ada di wajahnya. Hyukjae benar-benar hanya ingin mendengar penjelasan Soo Hwa sekarang. Hanya itu yang dibutuhkannya.

"Apa kau mau aku pergi seperti dulu, hm?" Tanya Hyukjae yang kembali menuntut.

Soo Hwa menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kembali menangis dalam diam. Hyukjae menarik napasnya dalam-dalam dan dihembuskannya perlahan.

"Dengar..." tutur Hyukjae yang meraih wajah Soo Hwa untuk lebih menatapnya.

"Kau tidak mau kan aku kembali lari lagi? Kalau begitu jelaskan. Ani. Ceritakan. Ceritakan padaku apa yang kau rasakan sekarang. Jangan pendam semua itu sendiri, Sayang." Lirih Hyukjae.

Soo Hwa yang masih berhasil untuk mendengar panggilan sayang itu pun tersentuh. Dia bisa merasakan Hyukjae dengan sabarnya menghadapi istri sepertinya.

"Aku... Aku kesepian." Lirih Soo Hwa.

Kerutan di kening Hyukjae perlahan menghilang. Dia yang meminta jawaban dari Soo Hwa, namun setelah mendapatkannya dia sedikit menyesal, karena seharusnya dia tau apa yang dirasakan Soo Hwa.

"Aku tidak tau apa yang harus kulakukan saat aku sendirian di rumah. Seul Hee tidak bisa menemaniku terus karena dia juga kuliah. Aku takut untuk berpergian keluar. Aku benar-benar takut. Akhirnya aku mengaktifkan akun SNS-ku kembali. Tapi setelah kau kembali... aku tidak tau semuanya seperti terulang lagi, Oppa..." lirih Soo Hwa yang sekuat tenaga mengatur napasnya.

"Aku... aku takut berterus terang padamu karena pasti aku akan kembali membebanimu. Aku selalu membebanimu..." rengeknya.

"Soo Hwa-ya..." lirih Hyukjae yang terlihat sedih dengan jawaban Soo Hwa.

Hyukjae menarik Soo Hwa ke dalam pelukannya. "Kau tidak membebaniku, Sayang." Bisiknya.

"Kau selalu mengatakan itu, padahal nyatanya aku membenanimu, Oppa. Perkataan mereka ada benarnya. Kau itu menikahi..."

"Geumanhae..." potong Hyukjae yang menahan emosinya. "Jangan mengulang perkataan yang nantinya membuat kita bertengkar." Tambahnya.

"Maaf..." lirih Soo Hwa, "Maafkan aku, Oppa. Maaf."

Hyukjae mengendurkan pelukannya dan menghapus air mata Soo Hwa, "Jangan menangis sendirian lagi. Itu menyakitiku." Bisik Hyukjae.

Soo Hwa hanya bisa menatap kedua mata Hyukjae, menangkap kenyamanan yang dikirimkan Hyukjae dari kedua matanya itu.

Tangan Soo Hwa terangkat untuk mengusap pipi Hyukjae. "Eo? Oppa..."

Raut wajah Soo Hwa berubah terkejut saat merasakan suhu tubuh Hyukjae yang terasa panas di telapak tangannya.

"Kau sakit?" Tanya Soo Hwa masih dengan suara seraknya.

Hyukjae tersenyum tipis, "Hanya sedikit demam saja." Jawab Hyukjae yang mengusap kepala Soo Hwa.

Soo Hwa menatap wajah Hyukjae dengan serius. Dia baru sadar dengan mata sayu Hyukjae, lenguhan napasnya yang sedikit tak teratur. Bagaimana bisa dia baru menyadari itu?

"Oppa sudah makan? Sudah minum obat? Sudah tau sakit kenapa pulang larut?" Tanya Soo Hwa beruntun pada Hyukjae.

Hyukjae tersenyum tipis lagi, "Sudah. Belum. Maaf." Jawab Hyukjae untuk tiap pertanyaan Soo Hwa.

"Kami benar-benar sibuk, aku juga berperan aktif dalam proses comeback kami. Jadi aku tidak bisa pulang awal, Sayang." Tambah Hyukjae.

"Aish, selalu begitu. Yasudah, Oppa ganti baju lalu berbaringlah. Aku ambilkan obat dulu, hm?" Ucap Soo Hwa yang perlahan bergegas.

Grep!

Sebelum dia meninggalkan Hyukjae untuk mengambil obat, Hyukjae menahan tangannya. Soo Hwa pun hanya menatap Hyukjae.

"Berjanji padaku untuk tidak memendam apapun sendirian lagi, hm? Kita sudah menikah, Sayang. Semuanya harus kita lewati bersama-sama." Tutur Hyukjae yang terdengar begitu lembut.

Soo Hwa tersenyum tipis bercampur dengan kerutan bibirnya, lalu mengangguk. "Aku janji. Maaf, Oppa." Lirih Soo Hwa.

Hyukjae tersenyum dan bangkit untuk menyamakan wajah mereka, lalu didaratkannya ciuman ringan di bibir Soo Hwa, "I love you. You know that, hm?"

Soo Hwa tersenyum dan mengangguk dengan cepat, walaupun terlihat jelas dia masih menahan air matanya untuk keluar.