#24 My Reply (Hyukjae's side)

488 33 5
                                    

Hari ini jadwalku kosong, seperti biasanya, menyebalkan sekali di saat aku memiliki waktu yang banyak untuk kuluangkan di rumah, istriku justru harus sibuk di kampusnya. Ya, setelah keadaannya sudah benar-benar membaik, Soo Hwa meminta izinku untuk kembali beraktivitas di kampusnya. Jika saja dia sedang tidak mengurus tugas akhirnya, aku tidak akan mengizinkannya untuk kembali ke kampusnya itu.

Sudah terhitung 2 jam setelah aku bangun tidur dan aku hanya menyibukkan diriku dengan ponselku, akhirnya aku memaksa tubuhku untuk bangun dan keluar dari kamarku. Ruang tengah kami rapih seperti biasanya, lalu aku beralih ke satu ruangan yang menjadi ruangan khusus untuk Soo Hwa mengerjakan tugas akhirnya. Soo Hwa bilang dia ingin fokus mengerjakannya, jika aku sedang di rumah, aku akan mengganggu konsentrasinya.

Cklek.

"Astaga, yeoja ini." keluhku saat aku sudah membuka pintu ruang belajar Soo Hwa, "Kau melarangku untuk masuk karena takut mengganggu konsentrasimu, apa kau tidak ingin aku marah melihat ini? Hah~"

Akhirnya, aku memilih untuk mengisi waktu luangku di rumah untuk merapihkan semua kertas-kertas dan buku-buku yang berantakan ini. Catat! Akan kurapihkan, tidak akan kupindahkan, karena bisa saja kertas ini sangat penting kan? Dan juga aku hanya terus menggerutu sendiri untuk mengisi kegiatan bersih-bersihku ini.

"Satu sisi sudah rapih, sekarang yang ini..." kataku berbicara sendiri saat merapihkan barang-barang ini, lalu aku mengangkat beberapa buku dan menaruhnya dengan rapih.

Srak!

"Eo? Kertas. Dari buku yang mana dia jatuhnya?"

Lalu aku menaruh buku itu kembali dan meraih kertas itu, saat kubalik, aku membaca judul di kertas itu yang bertuliskan: "Dear My Husband." 

"Eo? Untukku?"

 Setiap melihat wajahmu, sering sekali aku ingin mengatakan dua kalimat ini: "I love you so much" dan "You mean world to me Mr. Lee Hyukjae."  

Aku tersenyum saat baru saja memasuki baris yang menjelaskan tentang diriku menurut Soo Hwa, dia tidak pernah mengatakan ini secara langsung padaku, kalimat yang kedua itu, dia tidak pernah mengatakannya.

Also, I really happy to know and have you in my life. Kau juga telah menjadi alasanku untuk hidup seperti apa yang aku inginkan. Kau juga mengajariku banyak hal. Tentang menjadi pribadi yang baik dan juga menjadi anak yang baik. Aku bangga padamu.  

Entah apa ada kalimat yang lebih tinggi dari "Aku mencintaimu," jika ada, aku ingin mengatakannya padamu setiap saat.

Aku ingin selalu menjadi orang pertama yang kau lihat saat kau membuka matamu dari tidup lelapmu, atau sebaliknya, aku ingin selalu melihatmu saat aku pertama kali membuka mataku saat aku terbangun dari tidur lelapku.

I love you so much, Hyukjae.

"Aigoo, yeoja ini benar-benar." Tuturku sambil mengusap air mataku yang entah kapan mengalir tanpa perintahku.

Cklek.

"Oppa? Sedang apa kau di sini?"

Di tengah-tengah rasa terharuku, tiba-tiba saja Soo Hwa datang. Aku menoleh dan menatapnya bingung, "Kau sudah pulang?"

"Eung~ Orang yang kutemui tiba-tiba tidak bisa hadir. Kau sedang apa di sini?" Tanyanya lagi.

Aku tersenyum lalu mengangkat kertas yang kubaca tadi, "Membaca ini." Jawabku sambil tersenyum tipis padanya, alu kuserahkan kertas ini padanya.

"Eh? EO! K-kau membacanya?" Tanyanya yang entah dengan ekspresi apa yang diperlihatkannya sekarang padaku.

Aku tersenyum dan melangkah untuk lebih mendekat padanya, "I love you so much and you also mean world to me... Lee Soo Hwa." Tuturku yang seakan menjawab suratnya itu, bukankah surat itu harus dibalas?

Baru saja aku mengatakan itu, Soo Hwa sudah terlihat tersentuh. Matanya mulai berkaca-kaca. Lalu kuraih kedua tangannya yang ingin kugenggam itu.

"Akulah orang yang seharusnya bahagia untuk mengenal dan akhirnya memilikimu. Aku orangnya, Sayang. Kau segalanya untukku." Lanjutku yang kini mengusap pipinya yang mulai basah dengan air matanya yang mengalir dengan deras itu.

"Jika ada kalimat lebih tinggi dari kalimat itu? Aku juga ingin mengucapkannya padamu, Soo Hwa-ya. Aku juga bangga padamu." Lanjutku lagi lalu meraih wajahnya agar lebih mendekat padaku.

"Dan yang terakhir. Selamat. Karena kau sudah berhasil menjadi orang itu. Begitupun denganku." Tambahku sebagai penutup.

Soo Hwa mengangguk lalu langsung masuk ke dalam pelukanku dan mulai terisak menangis. Aku membalas pelukannya dengan mengusap punggungnya itu.

"Kenapa kau menyimpannya? Itu kan untukku?" tanyaku.

"Aku malu." jawabnya.

"Aigoo~ kau malu dengan suamimu sendiri, eo? Gwiyeowo." balasku yang mengacak rambutnya dengan gemas.

Perlahan dia melepaskan pelukannya, dan mengangkat kepalanya untuk menatapku, "Gomawo. Telah membalasnya secara langsung." tuturnya.

Aku tersenyum dan mengusap kedua pipinya yang masih basah itu, "Terima kasih juga untuk kalimat-kalimat indahmu itu. Aku juga tersentuh tadi."

"Aku mencintaimu!" seru kami bersamaan yang setelahnya diikuti oleh suara tawa kami yang merasa lucu tiba-tiba mengungkapkan kalimat itu.

Dan setelahnya...

Kalian pasti tau jika suasana romantis seperti tadi, apa yang akan terjadi setelahnya kan? ^^

Daily Love [혁재❤수화]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang