[7] CAFE

253 12 1
                                    

Terkadang jatuh cinta tidak selalu dimulai dengan kesan pertama yang manis. Tapi justru dengan benci yang membuat kita semakin rindu.
.

.

Irene tengah bersiap di kamarnya, sore ini ia ingin sekali menghabiskan waktunya sendirian di Cafe Story. Cafe yang tak jauh dari rumah tantenya itu telah lama menarik perhatian Irene dengan namanya yang unik.

Ia berniat untuk menghabiskan segelas cappucino hangat di temani cake oreo di Cafe itu yang menurut warganet sangatlah lezat. Sambil ia beristirahat dari segala kegiatannya yang melelahkan.

Saat sampai di Cafe, begitu membuka pintu Irene sudah di sambut dengan dekorasi hitam dan putih yang sangat memorial. Sejauh matanya memandang ia tak menemukan satu pasanganpun di tempat itu. Semua orang hanya pergi dengan teman atau bahkan sendirian.

Irene memilih duduk di bagian pojok, karna menurut Irene tempat itu dengan tak sengaja mengarah ke jendela. Jadi ia bisa menikmati pesanan sambil melihat jalanan di kirinya.

Begitu Irene menikmati cappucino hangat kesukaannya, seorang lelaki tiba-tiba duduk di kursi, satu meja dengan Irene.

Begitu mendongakan kepalanya ia adalah Devin. Irene begitu jengkel, ia duduk tanpa izin bahkan saat dudukpun ia hanya sibuk dengan ponsel hitam miliknya seakan menganggap Irene tidak ada di hadapannya.

"Lo Devinkan?"

"He.. lo tau nama gue" Devin menjawabnya dengan senyum sinis seperti mengejek Irene

"Lo, kalo mau duduk satu meja tapi meja itu gak kosong, izin dulu ke, main duduk aja lo pikir gue kesini sengaja mau ketemuan sama lo apa?"

"Ya terserah gue dong,"

Devin memanggil pelayan dan memesan es Cappucino namun dengan taburan coklat di atasnya. Irene merasa minuman itu tak aneh baginya. Ia merasa bahwa saat ia kecil, temannya sering memesan minuman seperti itu.

"Kenapa harus ada taburan coklat di atasnya?"

"Soalnya cappucino ketemu taburan coklat itu, syurga buat gue"

Tiba-tiba saja Irene kembali ke 5 tahun yang lalu, ia ingat sekali bahwa Vino, teman kecilnya pernah berkata persis demikian saat mereka membeli ice di bandung.

Irene menggelengkan kepalanya seperti ia tak mau terima kenyataan jika Devin benar Vino. Ia kembali meminum Cappucino hangatnya dengan potongan cake oreo yang sangat lembut di mulutnya.

Tanpa Irene sadari, cake oreo itu membuat mulutnya belepotan. Devin yang menyadari hal itu pun tertawa kecil dan mengambil tissue, lalu mengusapkannya pada Irene.

Kini, kedua bola mata mereka benar-benar bertemu, Devin mengelap bibir Irene dengan penuh kelembutan dan perhatian. Hingga membuat Irene kaku dan mulai bergetar.

Saat adegan romantis itu berlangsung, Gilsha, pacar Devin dengan sigap menarik tangan Devin dari kerjaannya dan memarahi Irene.

"Eh cewek gatel! Maksud lo apa hah berduaan sama pacar gue disini? Lo suka sama Devin! Iya? Devin itu pacar gue?!"

Teriakan Gilsha membuat satu cafe memperhatikan mereka bertiga, Irene tak tau harus menjawab apa ia hanya menundukkan kepalanya dan membuat Gilsha semakin memojokkannya. Geram dengan sikap Gilsha yang cerewet Devin angkat bicara.

Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang