[10] SENJA

199 13 3
                                    

Vote sebelum baca, share and comment sesudah baca😊
.
.
.

Irene masih terduduk di kursi kayu di balkon kamarnya dari pulang sekolah. Bahkan ia belum mengganti seragam sekolahnya. Ia terus melamun sambil melihat jalanan yang sepi di komplek rumahnya. Entah apa yang ada di pikiran Irene, yang membuatnya mematung beberapa jam.

Handphone irene berdering, sepertinya ia mendapat pesan dari seseorang. Ia mengambil benda pipih itu di meja samping tempat tidurnya. Ia mendapat pesan dari Rafa.

Rafa Aditya
Irene, kamu sekarang lagi sibuk gak? Kita ketemuan di taman deket rumahmu ya? Bisa gak?

Irene

Maaf Rafa, gue gak bisa☺

Gadis itu menolak ajakan Rafa. Ia masih ingin berdiam diri di kamarnya. Tiba-tiba hpnya bergetar kembali, itu adalah notifikasi dari facebook Devin. Ia memosting sebuah status di akunnya.

DevinP12
Taman yang rame aja jadi sepi ya kalo gak ada dia

"Lebay banget si nih cowok" seketika Irene tersenyum melihat status Devin ia pun berniat pergi ke taman sore ini. Gadis itu bergegas menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi ia menuju meja riasnya. Kali ini Irene mengepang rambut panjangnya dan menguntaikannya ke bahu kanannya. Ia menggunakan lipbam di bibirnya yang sudah manis meski tanpa tambahan apapun.

***

Saat di taman ia menyapu pandangannya ke seluruh bagian taman, tapi ia tak menemukan sosok Devin. Akhirnya ia duduk di kursi taman dan menghirup napasnya dalam. Saat hendak membuka ponselnya ia menyadari sesuatu.

"Ntar dulu, gue ngapain disini? Pake dandan segala lagi" Gadis dengan kumis tipis di atas bibir merahnya itu baru menyadari bahwa untuk apa ia datang ke taman tapi tidak ada yang mengundangnya.

Lagi pula jika niatannya untuk bertemu dengan devin, tapi ia tidak tau taman mana yang dimaksud Devin di facebooknya.

Ia juga baru sadar bahwa tadi Rafa sempat mengajak bertemu di taman tapi ia tolak. Lantas untuk apa ia menolak tapi ia pergi ke tempat itu.

Irene mengusap wajahnya lalu ia berdiri dan berniat pulang. Karna pandangannya terus ke bawah ia tak sadar bahwa menabrak sesuatu yang keras dan kuat hingga tubuhnya terpental dan terjatuh ke tanah.

Saat gadis itu mendongakkan kepalanya ia melihat sesosok lelaki tampan dan gagah yang membuatnya secara tak sadar pergi ke taman itu, Devin. Wajah malasnya kini berubah memerah karna malu.

Devin mengulurkan tangannya ke Irene, tapi gadis itu menolaknya. Ia berdiri tanpa menerima bantuan dari Devin.

"Rin, lo ngapain disini?" Tanya Devin dengan senyum miringnya.

"I-inikan taman. Tempat umum, jadi gue bebas dong mau kesini kapan aja" jawab Irene tanpa memandangkan wajahnya ke Devin.

"Ya bener si. Tapi tadi gue liat lo baru aja datang terus duduk. Kok sekarang udah mau pergi aja"

"Lo ngikutin gye ya?" Marah Irene sambil menodorkan telunjuknya ke wajah Devin. Devin tidak berkata apa-apa. Lelaki itu mengambil tangan Irene yang tepat di wajahnya dan menggenggamnya kuat. Ia menuntut gadis itu pergi ke suatu tempat.

Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang