[19] BACK TO SCHOOL

168 11 0
                                    

Beberapa minggu lalu berlalu, hari-hari penuh santai kini tergantikan oleh hari-hari penuh rantai. Melepaskan keletihan dengan sang Ayah sudah sangat cukup bagi Irene.

Kini waktunya ia untuk kembali ke Jakarta. Meninggalkan Ayahnya, lagi.

"Irene, semuanya udah siap?" Tanya Anton pada Irene yang sedang menarik koper ke pintu depan.

"Udah, yah. Pak Ali mana?"

"Kamu pulang bareng Devin"

Devin lagi.

"Semua udah beres, kita berdua pamit ya, om" Pamit Devin.

"Iya Devin, hati-hati di jalan ya. Om titip Irene sama kamu"

Mata Devin melirik ke arah Irene. "Siap bos!"

***

Di perjalanan. "Lo kenapa si, rin. Diem mulu deh. Nggak ngomong-ngomong, bisu ya? Atau laper? Kalo laper bilang aja nanti kita berhenti di tempat makan. Atau lo ngantuk ya? Tidur aja si gue mah it's okay"

"..."

"Irene?"

"..."

"Ini gue bawa orang atau patung si? Kaya orang gila gue ngomong sendiri"

"Emang lo gila" Jawab Irene pedas.

"Iya gue gila. Gue gila karna dengan bodohnya nerima taruhan konyol, hanya karna gue gak mau di cap pecundang. Terlebih gue gak cari tau dulu siapa korban taruhan itu. Dan itu lo Irene, sahabat gue, temen kecil gue dan orang yang gue tunggu."


Irene terdiam mendengar perkataan Devin. Tapi tetap saja, taruhan adalah taruhan hal yang paling tidak disukai Irene.

***

Devin menghentikan mobilnya di depan gerbang pintu rumah tante Linda. "Udah sampe rin"

Irene membuka pintu mobil dan langsung melenggang pergi dari hadapan Devin. Tanpa sepatah kata.

"Tuh cewek kok jadi dingin gitu si?" Gumam Devin.

***

Kriiing.. kriiing..

"IREENNEEE!!.. jaljinaeseyo"

"Ngomong apaan si dar?" Kaget Irene yang langsung melepas pelukan Dara.

Dara memukul keningnya. "Astaga lupa saya, ini indonesia ya?"

"Sombong nih kelamaan di Korea"

Seketika tawa mereka berdua pecah. Mencuri perhatian dari beberapa murid yang sedang berlalu lalang mencari kelas.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, semua murid berpencar mencari kelas baru mereka.

"Rin, gue sekelas gak ya sama lo?"

"Gak tau. Bukan gue yang nentuin kelasnya."

"Isshh"

"Eh, gue denger si Devin pindah ke IPA tau"

Irene memutar bola matanya malas. "Bodo amat. Gak peduli gue"

"Gue ngasih tau doang"

"Pagi Irene!" Sapa seseorang dari arah belakang. Membuat Irene dan Dara memutar tubuhnya.

Hingga Dara terkejut. "Devin? Panjang umur lo"

"Ngomongin gue ya?" Kata Devin dengan cengiran-nya yang sungguh tak pantas ada diwajah dinginnya.

"PD banget si lo!" Timpal Irene yang langsung pergi meninggalkan Devin.

"Sial, gue gak sekelas sama Dara" umpat Irene saat membaca daftar nama murid yang menempati kelas XI IPA 3.

Dara menghampiri Irene dari arah samping. "Irene! Gue ipa 1. Gimana dong?"

"Ya gak gimana-gimana. Ya udahlah gak papa yang penting lo tetep sahabat gue, ya kan?"

"Sa ae mbaknya" tawa Dara sambil mencubit pipi Irene.

Irene meringis kesakitan. "Sakit kali! Udah sana lo pergi, gue mau cari tempat duduk"

"IRENE!!" Panggil seseorang dari arah pojok begitu Irene memasuki ruang kelas.

"LO DUDUK SAMA DEVIN YAA!!"

Ternyata itu adalah Ubed, salah satu teman Irene saat kelas 10. Wajar saja jika ia berani berteriak seperti itu.

Sebenarnya Ubed bukan nama aslinya. Namanya adalah Hasanudin. Hanya saja karna ia sering mengambil pulpen dengan sengaja, ia akhirnya mendapat julukan Ubed.

"Iya rin lo duduk bareng gue ya" kata Devin sambil menepuk bahu Irene. Hingga Irene terkejut. "Enak aja lo! Gue mau duduk sama anak cewek"

"Lo gak liat daftar muridnya emang? Jumlah siswa sama siswi ganjil. So, lo duduk sama gue, karna semuanya udah dapet temen semeja kecuali lo sama gue."
Jelas Devin yang membuat Irene kaku.

Irene menghela nafasnya dan membanting tasnya di meja hingga mendudukkan bokongnya dikursi pasrah.

Sekelas sama mantan?
Hmm
Its something..

Xixi lama tidak update😢 ada yg kangen ga si? Gak ya?😭

Ya udahlah gak pp, ini kewajibanku untuk update😊

SelviaEka📌

Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang