[11] KEPALA RODA

211 8 1
                                    

Vote sebelum baca, share sesudahnya☺
.
.
.

Hari ini SMA PELITA JAYA sangat kacau, semua kelas berisik karna tidak ada satupun guru yang masuk untuk mengajar. Dikarenakan para guru sedang ada rapat di sekolah lain. Keadaan sekolah makin absurd dengan para murid yang berlarian di koridor atau bermain basket di lapangan.

Dara tidak tahan dengan keadaan kelas, mereka memutar musik dangdut dengan keras sekali menggunakan sound kecil yang dibawa Galih murid paling gila dangdut di ipa5. Dan beberapa murid berjoget ataupun bernyanyi sambil berteriak tapi sayangnya suara mereka fals.

Takut gendang telinganya pecah karna kelakuan teman sekelasnya, Darapun mengajak Irene ke kantin, sekalian liat Rafa yang lagi main basket.

"Dara? Ini kalo gak ada guru juga, kenapa gak diliburin aja si? Sumpah nih seisi sekolah udah kaya rumah sakit jiwa tau"

"Sekolah ini tuh emang gitu, mau guru rapat mau guru gak ada juga gak bakal diliburin, apalagi pulang cepet. Gak bakalan deh"

"Emangnya kenapa?"

"Soalnya dulu pernah pulang cepet, terus ada siswa yang tawuran sama sekolah lain" jelas Dara yang masih fokus dengan langkahnya.

Irene mengangguk mencoba memahami keadaan sekolahnya itu. Saat sedang berjalan tanpa dugaan Devin menghampiri Irene. Entah ada angin apa manusia jutek itu menyapa Irene.

"Hai rin"

"Devin"

"Kantin yuk. Gue traktir deh"

"Ini gue mau ke kantin sama Dara"

"Hmmm.."

"Kenapa? Lo gak mau ngajak gue? Ya udah gue pergi ke kantin satu lagi aja. SENDIRI!!" Dara sedikit menekankan pada kata sendiri mengisyaratkan ia akan pergi sendirian ke kantin di belakang sekolah.

Dara pergi menuju kantin satunya lagi. Entah kenapa Devin seperti ingin berdua saja dengan Irene. Sepertinya ada yang ia ingin katakan pada Irene.

Devin dan Irene menuju kantin dengan beriringan. Tangan Irene seperti mengisyaratkan untuk digandeng. Tapi Devin memasukkan tangan besar dan dinginnya itu ke saku celananya.

Sempat Irene berpikir apa tujuan Devin mengajaknya berdua ke kantin, dan kembali pada sikap dingin dan juteknya ke Irene.

Devin memesan makanan untuk Irene, tapi tanpa bertanya apa yang sedang Irene makan. Jutek so tau pula. Saat makanan datang mereka menyantap makanan tanpa satu kalimatpun. Tak seperti yang Irene duga Devin tak berkutik apapun padanya.

"Mmm Irene. Kamu sore ini ada acara gak?" Akhirnya satu kalimat keluar dari mulut Devin.

"Enggak tuh. Kenapa gitu?"

"A-Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Ada yang mau aku omongin"

So what? Aku-kamu? Irene bingung sekali menanggapi sikap Devin yang terus berubah-ubah terlebih Devin mengajaknya ke suatu tempat untuk bicara. Kenapa gak ngomong sekarang aja?, begitu pikiran Irene meskipun sebenarnya ia senang karna Devin mengajaknya pergi.

Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang