Jangan lupa vote and comment ya teman-teman😊
.
.
.Brug.
"Rin!! Lo apaan si ah!?" Marah Dara karna ia merasa dibuat kaget oleh Irene yang membantingkan nampan berisi makanan ke meja.
"Gue manusia lah! Pake nanya si lo" jawab Irene kesal.
"Gue kira lu setan!"
"Berisik lo!"
Dara mendumel tapi sedikit terdengar oleh Irene. "Dia yang berisik gue yang dimarahin"
"Apa lo bilang?!" Marah Irene yang hampir teriak membuat sebagian pengunjung restaurant memperhatikan mereka aneh.
"Mbaknya bisa pelan-pelan aja gak ngomongnya? Malu kali! Nyesel gue ngajak lo kesini"
Irene tidak bergeming lagi, ia meluapkan emosi-nya pada makanan yang kini ada dihadapannya.
Selain coklat, makanan pedas adalah sasaran Irene saat emosi-nya sedang memuncak. Seperti sekarang ini ia memesan samyang dengan menambah bubuk bon cabe beberapa sendok.
Melihat mie yang super merah saja sudah cukup membuat Dara bergidik ngeri. Ia sudah tak bisa membayangkan bagaimana nasib perutnya nanti.
"Rin! Itu lo gak pedes gitu? Gak pesen minuman lagi"
"Omongan si Gilsha sama kak Dinda lebih pedes Dar!"
"Sudah kuduga Irene" kata Dara sambil menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi.
"Kesel cuma gara-gara mak lampir dua itu mah udah jadi hoby lo kan?" Sambung Dara
Merasa terganggu Irene mengancam Dara dengan menunjukan garpu ke wajah Dara. "Bisa diem gak lo? Atau mau gue sumpel nih mie sepiring?"
Spontan Dara menggelengkan kepalanya cepat. Gadis keturunan korea itu memang tidak menyukai makanan pedas. Meskipun negeri asalnya merupakan rumah bagi makanan pedas.
☆☆☆
"Sha! Bukannya itu si Irene?" Tunjuk Dinda pada Gilsha.
"Bodo amat ah kak. Sebel gue sama dia" Gilsha tak menanggapi Dinda, ia tetap fokus dengan baju-baju didepannya.
Kebetulan sekali sekarang mereka berada di mall yang sama. Merasa belum puas dengan ejekannya, Dinda menghampiri Irene dengan Dara yang akan menuju pintu keluar.
Dinda menghadang langkah Irene dengan tubuhnya yang cukup besar. "Irene putri lestari. Gue benerkan?"
"Iya kak. Ada apa ya? Saya mau pulang."
"Ada yang tersakiti disini rin. Gilsha sini!" Panggil Dinda sambil melambaikan tangannya pada Gilsha.
"Kenapa kak?"
"Nih ada cabe busuk murahan!" Tukas Dinda sambil mengangkat dagunya mengarah ke Irene.
"Udahlah kak, aku gak ada waktu buat liatin mereka!"
"Udah gue bilang omongan mereka berdua lebih pedes dari samyang manapun" bisik Irene pada Dara yang kemudian sedikit mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [SLOW UPDATE]
Teen FictionTerkadang kita hanya bisa berimajinasi, tanpa bisa mewujudkannya. Dan kita hanya bisa berekspetasi tanpa bisa merealitakannya. Apalagi sampai kita berharap bahagia ternyata kecewa yang kita terima. ❤Happy reading guys❤