Happy Reading
Vote and CommentHampir memasuki hari ketiga Delancy menetap di sisi Hugo. Malam nanti ia akan memutuskan untuk pulang. Kasihan anak nya jika tidak bertemu dengan dirinya, pasti ia sangat merindukan Delancy saat ini.
Selama kedatangannya pun Hugo sama sekali tidak melontarkan pertanyaan apapun. Membuat diri Delancy canggung untuk menceritakan kedatangannya. Sebenarnya ia sadar, kedatangan dirinya adalah suatu masalah bagi Ryle. Ia pun tau bahwa Ryle sangat mencintai dan membutuhkan sosok Hugo.
Sepenuhnya Delancy tidak membutuhkan sosok Hugo, ia datang kemari hanya ingin menceritakan semuanya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tapi, yang terjadi adalah Hugo terus-menerus menempel pada Delancy.
Saat makan malam kemarin pun ia hanya melihat Ryle yang terlihat murung dan sedih. Ryle cemburu melihat keromantisan yang Hugo berikan pada Delancy.
Saat ini berendam di dalam air busa bisa membantu memanjakan tubuhnya. Sudah hampir tiga puluh menit ia berada di dalam genangan air busa tersebut. Delancy memejamkan matanya menikmati sensasi yang cukup nikmat.
Pintu terketuk bersamaan dengan teriakan pria diluar sana. Tiba-tiba terbuka lebar menunjukan sosok pria yang sedang marah menatapnya.
"Aku berfikir bahwa kau telah mati."
"Kau bermimpi,"
Delancy menghiraukan Hugo yang sudah khawatir. Ia tetap memainkan busa-busa yang menutupi tubuh polosnya.
"Apa yang ingin kau lakukan!"
Ia menatap Hugo yang ingin melepas jas dan kemeja nya. Seakan tau maksud Hugo, Delancy segera bangkit dan membilas tubuhnya. Ia segera keluar dan memakai pakaian untuk menutupi tubuh polosnya.
"Ada apa denganmu? Berusaha mengabaikanku?"
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu,"
Delancy mengajak Hugo untuk berbicara di taman belakang, mereka berdiri berhadapan. Dihadapan mereka terdapat pemandangan perkotaan yang padat. Delancy sedikit menarik nafas untuk memulai pembicaraan, sedikit relax karena adanya angin pagi yang menerpa.
"Semua terjadi begitu saja. Sejak kejadian empat tahun lalu, aku memutuskan untuk pergi ke Thailand."
"Jangan membahas kejadian yang membuat aku marah."
Delancy menatap punggung Hugo yang menjauh darinya. Pandangannya beralih ke atas balkon dimana Ryle yang sedari tadi berdiri melihat mereka. Kini Ryle juga pergi dari tempatnya, tinggal lah Delancy yang berdiri sendirian disana.
Jika ia tidak menjelaskan semuanya, maka kondisi akan menjadi semakin rumit dan sulit untuk dijelaskan satu-persatu.
Perseteruan antara Ayah dan anak menjadi masalah yang besar. Kisah cinta segitiga memanglah sulit untuk diterima, Delancy lebih dulu mengenal Hugo daripada Roger. Pertemuannya dan Hugo bermula saat Hugo menyelamatkan nyawanya dari para polisi, ia dulu terjerat kasus narkoba yang membuatnya menjadi buronan.
Hugo berlaku baik padanya saat itu, secepat itu pula perasaannya mulai berkembang.
"Delancy," Hugo datang dari balik pintu dan mengecup puncak kepala Delancy.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Killer✔
Romance[COMPLETED] Kisah cinta segitiga memang selalu membawa bahagia sekaligus petaka dalam waktu yang sama. Sehingga, orang-orang yang terjerumus ke dalam lingkaran cinta segitiga akan mengalami hal-hal yang dilematis. Mereka tidak bisa bahagia secara ut...