Happy Reading
Vote and Comment
Mereka kembali membicarakan tujuan dari mereka bertemu. Sebenarnya Ryle tidak ingin langsung membahas apa keinginannya dengan meminta bantuan Hugo kemari, hanya saja Hugo seperti terlihat lebih mementingkan pekerjaannya.Ryle begitu terlarut dalam pesona Hugo, lelaki itu memiliki tubuh yang sangat tinggi dan proforsional. Begitupun Ryle menyukai gaya rambut Hugo yang klimis dan tertarik pada formalitas cara Hugo berpenampilan. Terkesan rapi dan mewah.
Wajar bila sebagian orang terkesima bahkan terlalu menghormati sang Damares muda. Tapi, bagaimana bisa Hugo sering lolos dari beberapa anggota kepolisian bahkan wajahnya seperti terlihat asing dimata mereka
"Apa yang kau pikirkan?"
Ryle hanya mengendikkan bahunya.
"Aku hanya tidak mengerti. Bagaimana kau bisa tidak diketahui oleh anggota kepolisian?""Aku hanya akan memberi tahu mu sedikit bocoran, bahwa aku akan membunuh siapapun orang yang berusaha menjebloskanku ke penjara." Hugo berucap penuh penekanan dan masih memandang lurus fokus pada kendaraan yang dikendarainya.
"Ehm, kau ingin mengajakku kemana?"
"Coin Castle," Jawab Hugo santai dan tersenyum.
"Untuk apa."
Hugo hanya diam dan terkekeh pelan. Lalu ia memarkirkan mobilnya asal ke sembarang arah.
"Ayo!" Hugo mendahului Ryle yang masih terlihat bingung dan bodoh."Dengar! Tidak apa-apa jika kau mengajakku menuju Bar atau sebagainya. Tapi tidak menuju Coin Castle!"
Hugo berhenti tiba-tiba mengakibatkan kepala Ryle yang terhantuk pada dada bidang Hugo. Dua Pria bertatto yang berdiri menjaga pintu hanya tertawa kencang melihat Ryle meringis kesakitan. Tetapi Hugo sesegera mungkin untuk menatap mereka hanya dengan sekali tatapan tajamnya.
Jemari besar Hugo menyentuh dagu Ryle lalu menatap mata Ryle dalam.
"Kau takut pada mereka yang ada di dalam?"Ryle menjawab dengan sekali anggukan, matanya tidak terlepas dari mata Hugo. Ia seperti mencintai mata abu milik Hugo
"Harusnya kau takut saat melihat aksiku di dalam sana,"Hugo memasuki Coin Castle disusul oleh Ryle dibelakangnya. Siapa yang tidak mengetahui akan kebebasan kota Vegas, termasuk Ryle yang sangat tau betul akan kebebasan kota ini. Tapi, ia khawatir pada tempat yang belum pernah ia masuki ini. Sekilas cukup menyeramkan dari pada memasuki bar yang setiap harinya ia kunjungi.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Ryle berbisik kencang. Saat ini mereka berdua tengah berdiri di sudut ruangan padat pengunjung ini.
Hugo berpikir sejenak, mengumpulkan ide-ide terbaiknya lalu ia menyalurkan ide nya pada Ryle yang kaget setengah mati.
"You're telling me to be a bitch in front of them?!" Matanya melebar sempurna mendengar apa yang Hugo sampaikan.
"No! more precisely on that one-eyed man. You must remember the name!" Hugo menunjuk ke arah Pria kurus bermata satu dan memiliki banyak bekas luka di area wajahnya. Begitu mengerikan.
"Why should it be me? the man was so horrible!"
Apa yang dikatakan Hugo benar-benar diluar kemampuan seorang Ryle. Ia begitu lemah jika harus berhadapan dengan Pria-Pria menjijikan seperti mereka. Ditambah lagi dengan Hugo yang menyuruhnya agar menjadi wanita penggoda walau untuk sementara.
"Pakaianmu sungguh cocok jika berkaitan dengan Jalang," Hugo tersenyum meremehkan.
Ryle hanya menggeram tidak terima tidak ingin dikatakan pengecut, ia segera bangkit dan berjalan menghampiri Pria bermata satu yang bernama Drake itu. Tubuh Ryle sempat berbalik menatap Hugo yang sekarang menghilang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Killer✔
Romance[COMPLETED] Kisah cinta segitiga memang selalu membawa bahagia sekaligus petaka dalam waktu yang sama. Sehingga, orang-orang yang terjerumus ke dalam lingkaran cinta segitiga akan mengalami hal-hal yang dilematis. Mereka tidak bisa bahagia secara ut...