Happy Reading
Vote and CommentIa tidak bisa membiarkan Hugo bersama dengan Delancy begitu saja. Namun apa daya, ia tidak memiliki kekuasaan apapun untuk memisahkan mereka. Berharap bahwa Hugo dan Delancy secepatnya berpisah atau mungkin ia terbangun dari mimpi buruk ini.
Ryle sedang duduk termenung ditemani rokok dan music Jazz yang memenuhi pendengarannya. Sesekali bibirnya tergerak mengikuti irama musik yang sedang ia dengarkan. Suasana hati nya sedikit tenang walau rasa kecewa masih menyelimuti perasaannya.
Pintu terketuk saat ia kembali menghembuskan asap dari mulut dan hidungnya.
"Oh, Ryle. Aku pikir kau sudah tertidur." Pria itu sedikit terbatuk saat memasuki kamar Ryle.
"Kau tidak mengetuk pintu," Ryle menjawab dengan sedikit malas.
"Aku mengetuk pintu, tidak ada sautan dari dalam aku pikir kau sudah tertidur."
"Yeah,"
"Temui aku di bawah." Pinta Mack pada Ryle.
Pria itu kembali menutup pintu saat mendapat anggukan dari Ryle. Sejak malam itu, Ryle memutuskan untuk pulang kerumah. Tak ada gunanya jika ia berdiam diri di sana tanpa Hugo.
Mungkin Hugo dan Delancy sedang menikmati kencan malam mereka. Pikir Ryle, bahwa Delancy menikmati ke-romantisan yang Hugo perlakukan. Ryle pernah diperlakukan romantis oleh Hugo, walau hanya beberapa kali tetapi momen itu lah yang masih terekam jelas di memori pikiran nya.
Saat menuruni tangga, Ryle menatap Mack dengan kaget. Tidak biasanya sang Ayah berpenampilan seperti sedang ingin mengencani seorang wanita.
"Apa penampilanku cukup aneh?" Mack bertanya pada Ryle yang menatapnya bingung.
"Ya, ini sangat aneh. Kau ingin mengencani seorang wanita?"
Mack menghembuskan nafasnya pasrah.
"Hanya makan malam biasa."Ryle mengingat suatu hal, bukankah Ayahnya sangat mencintai mendiang Ibu nya. Lantas apa yang membuatnya dapat menemukan pengganti Ibu. Ryle tidak marah karena hal ini ia bahkan senang jika benar Mack akan menikah lagi yang berarti Mack tidak akan sendirian lagi.
"Kau luar biasa, aku harap kencan mu sukses untuk malam ini."
"Apa untuk malam ini saja?" Mack menaikan sebelah alisnya seraya meraih kunci mobil yang tergantung di dinding.
"Tidak, jika kau ingin lebih dari malam ini."
Ryle terkekeh mengikuti langkah Mack. Ia menatap Mack saat memasuki mobilnya.
"Jangan lupa memakai pengaman," Ryle berbisik dan mengedipkan matanya untuk menggoda Mack yang tengah terkekeh mendengar perkataan Ryle.
"Kau sudah dewasa ternyata,"
Mobil melaju setelah percakapan dewasa tersebut.
Ryle menutup pintu dan berniat melanjutkan kembali aktifitas nya yang sempat tertunda. Tapi saat ia mencoba untuk membuka pintu kamar, seseorang dengan sigap memeluknya dengan erat.
Ryle menundukkan kepalanya dengan takut dan menatap jemari tangan yang dipikirnya adalah jemari pria tua. Dan benar saja, sosok Pria itu mencoba membalikkan tubuh Ryle agar menghadap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Killer✔
Romantizm[COMPLETED] Kisah cinta segitiga memang selalu membawa bahagia sekaligus petaka dalam waktu yang sama. Sehingga, orang-orang yang terjerumus ke dalam lingkaran cinta segitiga akan mengalami hal-hal yang dilematis. Mereka tidak bisa bahagia secara ut...