Epilogue

4.7K 121 4
                                    

Kemarin ia meninggalkan Hugo di apartemen tersebut. Berat rasanya saat menatap Hugo yang penuh kesedihan. Matanya menyiratkan penyesalan dan kekesalan. Jika dipikir-pikir, ini bukanlah keputusan yang Ryle inginkan. Tapi, ia membiarkan semua terjadi begitu saja. Ia tak ingin semua menjadi rumit dan bertambah kacau.

Saat ini ia berada di kediaman Jack, mengayuh sepeda dan mengelilingi halaman tersebut. Jack sedari tadi menatap Ryle yang terus bermain dengan sepeda nya. Menyesap kopi di pagi hari agar kantuknya tak mengusiknya lagi.

Jack melambaikan tangannya pada Ryle agar wanita itu menghampirinya.

"Sarapanmu sudah siap."

Ryle mengangguk sedangkan Jack menuntun nya agar memasuki rumah.
"Makan dan nikmati,"

"Kau yang memasak?" Jack tertawa kemudian ia meraih sehelai roti.

"Aku tak bisa memasak, pelayan yang memasak ini semua."

Ryle hanya mengangguk mengerti, satu hal lagi yang Ryle temukan dari kepribadian Jack, bahwa Pria tersebut adalah pria yang sangat lembut kepada wanita. Sebenarnya, Jack dan Hugo sama sifatnya tetapi karena suatu hal membuat sifat kasarnya Hugo muncul dengan tiba-tiba.

"Kenapa kau hanya memakan sehelai roti?"

"Aku tak lapar, lagi pula perutku sudah terisi penuh dengan kopi."

Ryle memakan lasagna nya. Ruang makan diselimuti oleh kesunyian, hanya denting sendok Ryle yang mengeluarkan suara. Pikirannya masih terpaut pada Hugo, apa yang sedang dilakukan pria itu di jam seperti ini.

"Apa Hugo mengetahui keberangkatan kita?"

Jack menggeleng kemudian memberiskan sisa-sisa makanannya.
"Aku tidak memberitahunya, tetapi aku yakin ia segera tau. Kau ingat bukan, anak buah dan orang kepercayaannya tidak hanya satu."

"Mungkin salah satu orang suruhannya tengah mengamati kita dari jauh."

Rumah Jack sangat mudah terlihat, gerbang nya pun tak terlalu tinggi. Hampir setiap sisi rumah ini memiliki kaca yang besar, hal itu pasti memudahkan orang suruhan Hugo mengamati kegiatan mereka.

"Apa yang akan kau lakukan selepas sarapan?" tanya Jack memperhatikan Ryle.

"Kupikir akan ada sebuah misi,"

Jack mengendikkan bahunya, setelah perampokan uang tersebut ia tak lagi mendengar kabar yang membawanya ke sebuah misi. Mungkin saja Hugo telah memecatnya dan mencari pengganti dirinya.

"Tak ada misi, tapi kita akan membuat misi itu sendiri."

Jack tertawa dan meninggalkan Ryle begitu saja. Teka-teki Jack begitu misterius membuat Ryle semakin penasaran.

•••

Mereka telah berdiri seratus meter dari casino. Tempat itu sudah ramai pengunjung walau di pagi hari. Jack menatap Ryle sekilas, lalu kembali memperhatikan tempat incaran nya tersebut.

"Masuk, hitung jumlah cctv dan penjaga keamanan. Beritahu aku dimana posisi penjaga tersebut. Temukan pintu keluar dari arah belakang."

A Romantic Killer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang