Seperti biasa yuri dengan ahjuma hwang berdiri di trotoar dengan koran menumpuk di tangan mereka sembari menyodorkan satu persatu koran pada orang yang berlalu lalang. Siang ini matahari cukup terik seakan membakar kulit yuri, memanggangnya hidup-hidup.
Dia tak tahan dengan ke adaan seperti ini meskipun ia harus memakai jaket tebal dan topi sebagai pengahalang dari sinar matahari yang menembus langsung kulit kepala. Rasany yuri ingin membuang tumpukan koran di tangannya karena tak ada pembeli satupun yang tertarik pada koran yang di jualnya. Kerongkongannya sudah kering menahan haus yang menyiksa, ahjuma hwang tak peduli akan hal itu karena terlalu fokus menjual koran.
Yuri menggurutu beberapa kali mengumpat kesal, ia harus menyeka keringat tiap kali kelelahan. Seharusnya di jam seperti ini yuri sudah berada di salon kecantikan merawat tubuh dan rambutnya. Tapi, semua itu musnah dalam sekejap setelah dirinya dengan mudah melarikan diri dari rumah mewah yang ia tempati. Yuri tak kuat lagi untuk berdiri dan memilih duduk di kursi yang tersedia dekat ia jualan.
"Ahjuma!! " yuri memanggil ahjuma hwang sambil menatap wanita paruh baya itu yang sibuk sendiri dengan koran-korang di tangannya.
Ada sedikit ke banggaan dalam diri yuri melihat perjuangan wanita paruh baya itu dengan semangat 45 masih berjualan tanpa mengeluh sekalipun. Kalau di fikir-fikir seharusnya dia lebih semangat lagi berjualan karena diriny yang terlampau muda dan memiliki energy lebih kuat dari wanita paruh baya yang sebentar lagi umurnya semakin tak muda lagi.
"Wae? " ahjuma hwang menoleh menghampiri yuri dan mengambil ubi rebus untuk istrahat sejenak. Mengupasnya lalu melahapnya.
Yuri diam menatap wanita yang berwajah agak keriput tersebut.
"Anii, aku hanya bangga saja melihat ahjuma sebegitu keras berjualan" tangannya mengambil ubi rebus juga dengan tatapan masih fokus pada ahjuma hwang.
Ahjuma hwang mendesah pelan dia sedikit terkekeh dengan lontaran yuri.
"Inilah hidup, kalau kau ingin sesuatu yang berharga maka janganlah mengeluh. Mengeluh hanya akan mengulur waktumu agar tak mendapatkan sesuatu yang kau inginkan."
Yuri tertegum mendengar penuturan ahjuma tersebut. Yuri tak pernah mendengar nasehat dari ke dua orang tuanya seperti ahjuma yang katakan barusan. Ucapan ahjuma hwang berhasil membuat yuri terbungkam, dia mengerti sekarang mengapa ahjuma tersebut begitu keras menjalani hidup meski hanya bergantung pada tumpukan koran itu. Yuri tak bisa bayangkan bagaimana ahjuma hwang melawan kesendiriannya selama ini, di masa tua yang seharusnya duduk santai menikmati kebahagiaan setelah semasa muda ia bekerja keras menghidupi anak semata wayangnya. Tapi, semua itu jauh dari perkiraan yuri wanita paruh baya ini masih saja bekerja tanpa henti setiap hari dengan bekal ubi rebus. Tempat tinggalpun tak layak di sebut rumah lebih tepatnya hanya sebuah kardus rongsokan yang di jadikan benteng sebagai pelindung kala ia tidur dan hujan dan lagi terhindar dari terik matahari.
Dengan hal itu yuri semakin memantapkan dirinya untuk membantu ahjuma hwang mencari putrinya yang hilang. Mempertemukannya membiyarkan mereka hidup bahagia layaknya orang yang berkumpul bersama keluarga. Pasti ahjuma hwang sangat bahagia jika bertemu dengan putri semata wayangnya yang selama ini hilang.
"Ahjuma, apa selama aku tinggal di tempat ahjuma. Aku ini menyusahkan? " yuri bertanya hati-hati takut ahjuma hwang tersinggung dan merasa bersalah atas sikapnya yang bertanya seperti sekarang.
"Tidak yuri-si. Justru aku tidak ke sepian lagi kau tinggal bersamaku" dari mata ahjuma hwang tampak ketulusan tanpa ada yang di tutup-tutupi.
Yuri mengangguk mengerti dan kembali berdiri berjualan koran. Ia tak ingin mengecwakan ahjuma hwang yang telah menolongnya dan memberinya tempat tinggal. Yuri juga tak perduli meski makanan yang tiap harinya hanya ubi rebus yang penting ia tak merasakan lapar lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario (END)
RastgeleCast : Kwon yuri, Tiffany hwang, Jessica jung Other cast : Snsd Genre : Romance, Yuri Awalnya aku kira kehidupanku akan berubah setelah kabur dari rumah megah yang aku huni dari semenjak aku belum lahir dan sampai se dewasa ini. Ya, benar-benar b...