================!!================
1jam, 2jam, 3jam Tiffany berdiri, duduk, mondar-mandir dan duduk lagi. Begitu sekiranya yang dia lakukan sejak kepergian Yuri dari apartment. Kuku jarinya terluka karena gigitan yang tanpa sadar ia tekuni sejak tadi.
Khawatir dan takut menjadi satu, khawatir terjadi sesuatu dan takut Yuri meninggalkannya. Dia berusaha untuk menghubungi namun ponsel pintar Yuri tertinggal diatas meja ruang tengah.
Beberapa kali menarik nafas lalu menghembusnya kasar, dia juga melirik pintu apartment alih-alih Yuri datang dan membuka pintu. Namun, tak ad jejak langkah Yuri yang masuk. Tiffany menyerah, dia memilih untuk mencari Yuri keluar menyusulnya ke supermarket dekat apartment.
Tiffany membuka pintu apartment kasar, rasa gelisah terus menggangu fikirannya. Gemma dari high-hell terdengar memantul dilorong apartment menandakan wanita itu tak sabaran. Wajah gusar dan perasaan tak tenang membuat Tiffany tak bisa berfikir jernih. 3jam dia menunggu Yuri, tapi wanita tan itu tak kunjung pulang.
"Yul..!! " Tiffany mengerutkan kening tanda khawatir sambil menyebut nama wanita itu. Tubuhnya sudah berada didalam lift, menunggu benda besi itu menghantarnya kelantai bawah. Dia tidak pernah merasa sekhawatir ini pada seseorang, kecuali pada Hyura.
Benar!! baru pertama kali ia menghkhawatirkan Yuri, entah karena rasa nyaman yang disuguhkan Yuri atau karena perasaan lain yang mengganggunya akhir-akhir ini. Dia terlalu pusing untuk menyimpulkan perasaan itu, dia hanya merasakan sakit saat Yuri dengan wanita lain, dan dia akan merasakan nyaman kala perhatian dan kasih sayang Yuri begitu wanita itu berikan.
Pintu lift masih belum terbuka membuat Tiffany semakin gelisah, angka yang tertera disana menunjukkan 10, masih 10 lantai lagi untuk dilewati.
5 menit kemudian akhirnya penantian Tiffany tidak sia-sia oleh pintu besi yang mengurungnya, terbuka. Saat kaki jenjangnya melenggang keluar, saat itupula Jessica datang untuk memasuki lift. Mereka berpapasan, namun Tiffany tak menghiraukan Jessica yang mengerutkan kening.
"Dimana Yuri?" harusnya, Tiffany sudah menjauh pergi tetapi karena pertanyaan Jessica itu membuat Tiffany berhenti. Dia melirik sekilas.
"Jangan ganggu Yuri, lepaskan Yuri dari kontrak gilamu itu. Sebelum kau menyesal." kali ini Jessica yang memberi peringatan pada Tiffany, sekali lagi wanita itu tak acuh.
Dia tidak mendengarkan ucapan Jessica dan memilih pergi meninggalkannya, itu sangat tidak penting baginya untuk didengarkan.
Tiffany melewati trotoar tanpa mengendarai mobil, pohon-pohon yang berjejeran dipinggiran jalan sebagai pengiring langkahnya menuju tempat perbelanjaan. Jarak antara supermarket dan apartmentnya hanya beberapa meter untuk sampai. Dengan hanya melewati pertokoan dan menyebarangi zebracros diujung jalan.
Tiffany berdiri dekat tiang penyangga lampu lalu lintas, menunggu betapa lamanya lampu penyebrangan itu berganti hijau. Detik yang berjalan seperti menit menuju jam, orang-orang berdiri ikut menunggu untuk melintas. Diantara banyaknya wajah tenang dan bahagia hanya Tiffany yang menampakkan raut gelisah. Iya!! wanita itu takut kehilangan lagi, dia tidak ingin Yuri pergi.
Saat lampu berganti hijau, Tiffany lah yang paling utama melintasi zebracros dengan sedikit berlari. Seolah dia tidak perduli dengan sekitar dan pandangan aneh dari orang-orang, mata sembab karena kehilangan Hyura masih belum hilang begitupun duka dalam hati yang pilu.
Tanpa pikir panjang lagi, Tiffany langsung memasuki supermarket tersebut. Menghampiri rak-rak yang tersusun oleh berbagai sayuran maupun bahan masakan lainnya. Dari ujung ke ujung, sama sekali tak menemukan wanita yang dicarinya. Beberapa kali ia menegur petugas yang sedang menata sayuran namun semua menggeleng, seakan Yuri tenggelam dan hilang tanpa jejak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario (END)
DiversosCast : Kwon yuri, Tiffany hwang, Jessica jung Other cast : Snsd Genre : Romance, Yuri Awalnya aku kira kehidupanku akan berubah setelah kabur dari rumah megah yang aku huni dari semenjak aku belum lahir dan sampai se dewasa ini. Ya, benar-benar b...