12. Wolf Within : Part 1 of 3

87 6 0
                                    

"For every person , theres wolf inside them"

Bertahun-tahun lalu.

Ditengah hari , dia berlari dengan wajah panik dan tempat tujuan yang tak biasa. Walau sinar matahari meneriki tepat diatas kepalanya , Rose tetap berlari sampai akhirnya dia mencapai pintu tempat yang ia tuju dan membukanya mencari seorang pria. Satu-satunya pria yang ia pikir bisa menolongnya.

"Can we help you miss ?"

Tanya seorang polisi menanyai Rose yang masih terlihat kelelahan sehabis berlari sepanjang jalan. Dengan nafas terengah-engah , Rose menjawab si petugas.

"Where....wheres Bruce ? , i need to see Bruce Wolf"

Si petugas tau siapa yang Rose maksud , namun ia masih belum mengetahui apa tujuan Rose ingin bertemu dengan atasannya. Tapi sebelum mampu menanyakannya , datanglah dia , orang yang Rose ingin temui dengan rokok tebal masih menempel di mulutnya.

Rose melihatnya dan langsung mendekat dengan wajah memelas. Tentu Bruce tau ada gerangan apa hanya dengan sekilas melihat wajah Rose. Dengan hisapan dalam terakhir , dia mematikan rokoknya , membuangnya dan beranjak menuju pintu keluar bersama Rose.

"Wallen , tell Phillip to look after office. Im going out for a while"

"Where are you going ?"

"Save my family"

Dengan langkah yakin , Rose dan Bruce pergi ke tempat tinggal Bruce yang mana disana dia bersiap-siap.

"Tell me , what happen ?"

Tanya Bruce sambil melepas peralatan kepolisiannya. Rose yang kini terlihat lebih baik menjawab dengan nada yang dipenuhi kekhawatiran.

"I dont know , she suddenly transform and ran away from me"

"To where ?"

"To North , the north forest. I saw her go to there"

Bruce mengecangkan pegangan tas nya dan tali sepatunya. Dia berjalan menuju mobilnya ke tujuan dia selanjutnya , yaitu hutan di Utara dimana dia akan melakukan sebuah pencarian , pencarian serigala. Sebelum beranjak dari kursi mobil , niat Rose ingin membantu sudah dihentikan oleh Bruce terlebih dahulu.

Bruce lebih ingin bekerja sendiri. Rose pun paham dan mengerti , karena dia tau dia tidak salah memilih bantuan , Karena bukankah yang terbaik untuk mencari serigala adalah serigala lainnya ?

"Dont go very far kiddo , i'll come to save you"

Gelapnya hutan bukanlah sesuatu yang asing bagi Bruce. Alam juga sudah merupakan bagian dari aliran darah dalam dirinya , jadi bertahan dan berkelana di tebalnya hutan bukanlah hal sulit baginya. Namun menemukan seseorang yang hampir seperti dirinya bukanlah perkara yang mudah baginya. Bruce mampu mencium aroma apa yang dicarinya , namun tentu Bruce tau ini berbeda dengan makanan yang berdiam ditempat.

Sulit dikarenakan dia bergerak cepat , dan Bruce tau , oleh karena itu dia harus lebih cepat. Setiap petunjuk , setiap tanda cakaran , setiap jejak dan aroma segar , Bruce mampu mengikutinya. Dia berada dalam jalur yang benar. Tapi bukan jalur dalam menemukannya yang ia khawatirkan namun apa yang akan dia temukan di akhir jalur tersebut yang ia khawatirkan.

Akhirnya Bruce menemukan petunjuk yang paling ia tunggu , petunjuk yang menandakan dia sudah sangat dekat dengan apa yang dia cari. Bruce mendengar suara. Bruce mendangar geraman dan gonggongan kecil. Dia berlari sesunyi mungkin mengikuti apa yang angin sampaikan ke hidung dan telinganya. Dia dapat merasakan bahwa dia semakin dekat dengan apa yang dia cari , dan akhirnya dia menemukannya.

Yang ada di hadapan Bruce sekarang adalah serigala berbulu abu-abu setinggi 2 meter dengan tudung jubah merah masih mengikat di leher belakangnya. Serigala itu juga kini menyadari kehadiran Bruce , dia menggeram pelan layaknya anjing yang mengancam. Mata merah besarnya berfokus pada Bruce seorang.

Bruce tak mundur , dia mengambil langkah kedepan.

"Red , its me Bruce. Easy there , im not gonna hurt you , no one will"

Entah bagaimana , setelah mendengar dan melihat Bruce beberapa saat ekspresi nya mulai berubah. Matanya mulai melugu , dan geramannya mulai menghilang. Kini serigala itu mulai mencoba mendekati Bruce. Bruce juga mulai mendekatinya dan melepaskan tas yang ia kenakan ke tanah. Bruce memeluknya dan berbisik kepadanya.

"Its okay , i know you tried to control it and failed. Its okay i understand , its not easy. But most importanly no one hurted , especially you. Now , close your eyes and try to change back. You can do it"

Sang serigala menuruti apa yang Bruce bisik ke telinganya. Beberapa saat kemudian tubuhnya berubah menjadi seorang gadis dengan rambut pirangnya yang tidak mengenakan sehelai benangpun selain tudung dan jubah merahnya. Bruce lalu mengambil beberapa pakaian dari tas nya dan memberikannya kepada gadis itu.

"Lets go home , Red"

Sekarang.

Red berada di kamarnya sedang memandangi kedua tangannya. Kematian Danny di depan matanya , bagaimana dia tak berdaya menyelamatkan Danny dan Rose walaupun dia berada disana masih mengambang di pikirannya.

Dia ingin menyelamatkan orang yang ia pedulikan , tapi ia masih takut cara yang ia lakukan justru akan lebih melukai mereka lagi.Setidaknya itulah yang ia pikirkan sebelum akhirnya Rose datang membuka pintu.

"Hey wassup girl , why so blue ?"

"Rose , good timing. Can i ask you something ?"

"Anything fur milady , hehee. What is it ?"

"I...uhhh...i..its nothing. I need to go somewhere "

"What ?!! Where are you going ? We supposed to watch movie together , dont you remember ?"

"Ohh , umm maybe next week"

bilang Red sambil menghilang menggunakan cermin ajaib nya. Meninggalkan Rose yang kini sendirian di kamar , bingung dengan semuanya.

Sementara itu Red kini berada di Inggris. Ia pergi menuju ke Istana King Arthur , namun apa yang dia cari di sana mengejutkan semuanya bahkan King Arthur sendiri.

"I beg your pardon Mrs. Red ?"

"I said , I need your best knight to train me of swordmanship"

King Arthur yang masih tidak percaya dengan apa yang Red minta akhirnya tidak punya pilihan lain selain memberikan apa yang tamu nya minta. Dia lalu memanggil Ksatria andalannya , Lancelot of The Lake , dan memberikan tugas kepadanya untuk melatih Red Riding Hood dalam ilmu berpedang dan bertempur.

Red pun diajak untuk memasuki ruang pelatihan bersama dengan Lancelot. Namun sebelum diberikan izin untuk mengangkat senjatanya Lancelot ingin memastikan sesuatu.

"Why you choose this m'lady ?"

Pertanyaan yang sebenarnya mendasari apa yang Red lakukan disini. Kenapa ? Kenapa dia membutuhkannya ? Red masih bertanya dalam hatinya , masih terdapat ragu di dalam dirinya. Namun yang ia tau pasti , dengan melakukan ini dia memiliki cara melindungi diri nya sendiri dan orang yang dia peduli tanpa menggunakan cara yang ia dapatkan dari Bruce yang mana belum dia bisa kontrol.

"Ummm i dont know , i lost my pistol so it makes me feel want to use sword instead"

Bahkan Lancelot pun langsung menyadari aroma keraguan dari jawaban Red. Tapi dia juga tidak memiliki pilihan , karena ini adalah tugas dari rajanya. Akhirnya Lancelot mengizinkan Red untuk mengangkat pedangnya.

Red pun juga terlihat siap untuk mengayunkan tebasan pertamanya.

Women In RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang