Dibawah terangnya langit Inggris dan dia atas kokohnya tanah yang dia pijak , Red mengambil kuda-kuda dan menggenggam erat hulu pedang dengan kedua tangannya. Tepat di depannya , berdirilah ksatria terbaik Round Table dengan tenang tanpa bergimik sedikit pun. Keringat bercucuran di sekujur wajah Red , begitu juga dengan nafasnya yang terengah-engah.
Walau begitu Red tetap memandang tajam lawan yang berada didepannya. Dengan langkah yakin , Red melaju kedepan. Lalu Red melompat dan mengangkat pedangnya tinggi dan mengayunkannya ke arah Lancelot yang dengan mudahnya dihindari oleh Lancelot. Red langsung berputar dan mencoba menebas ke arah Lancelot sekali lagi , namun dihindari kembali.
Setelah menghindar dengan cepat Lancelot menggunakan pedang kayunya dan mengadunya dengan pedang Red. Ketika pedang mereka bertemu , Lancelot memutar lengannya , membuat pedangnya berputar dan mementalkan pedang Red juga membuat Red jatuh terduduk.
"Damnit! , its the 5th time. Once again , and can we use real sword this time ?"
Bilang Red sambil merangkak mencoba mengambil pedang kayu nya yang terlempar tadi.
"No, we cant . And im afraid we can't continue this training anymore m'lady"
Bilang Lancelot sambil berjalan mendekati Red yang menoleh terkejut dengan apa yang dikatakannya , lalu mengulurkan tangannya dan membantu Red berdiri.
"What do you mean ? Why ? Am i a bad student ?"
"No M'lady , its not because you're a bad apprentice. Its because i feel you lack something , something in the inside"
Mendengar apa yang dikatakan Lancelot , Red menjadi terdiam dan memandangi kedua tangannya. Dia tahu maksud yang dikatakan , dan dia juga tahu dia sendiri tidak bisa menyangkalnya.
"Since you answer my question about the reason you came here , i feel doubtness in that and in you. I cant help you with that M'lady. But i know someone who can"
Lancelot kemudian memberikan secarik kertas kepada Red yang berisikan nama seseorang dan sebuah alamat. Lalu mereka keluar dari ruangan latihan kerajaan dan Red pun bersiap-siap untuk pulang kerumahnya.
"Are you sure he can help me ?"
Tanya Red kepada Lancelot yang sedang berjalan bersamanya dan mengantarkan ke pintu keluar.
"I assure you he can. But i warn you M'lady , he can be little unfriendly with strangers and hard to find...."
Setelah itu dengan cermin ajaibnya , Red pun pergi pulang kerumahnya dimana yang tak menemukan siapapun disana. Red mengecek ke kamar Rose dan mendapati pintunya terbuka tidak terkunci dengan kosong yang menempati ruangan tersebut. Red lalu bergerak ke dapur dan melihat beberapa kertas memo di meja makan.
Dear Ridey ,
If you reading this , it means im not at home. I decided to go out without you , with who i go out it doesnt matter and please dont cry while reading this :p anyway the important thing is snow said she wont come home. you know what that means no snow no delicious dinner and because of that i decided to not staying at home.
-Love , Queen of Flower :>
oh and one more thing snow said theres lasagna in refrigerator if you hungry
"Hehee , jerk"
Gumam Red sambil tersenyum sendiri membayangkan ekspresi dan suara Rose saat membaca memo tersebut.
"Hmmmm ,Better take a bath before i go"
Bilang Red sambil melihat jam yang menunjukan pukul 4 sore. Setelah itu , Red menaburkan mantra yang diajari Snow yang mana membuat rumahnya terkunci dan terjaga dari luar maupun dalam. Dengan semua persiapan telah selesai , Red kemudian pergi menggunakan cermin ajaibnya menuju tempat dimana ia akan bertemu seseorang yang diketahui Lancelot bisa membantunya.
Dalam sekejap Red pun mendarat di Jepang. Red memandang langit yang kini telah terselimuti gelap dan bertabur cahaya-cahaya putih kecil , lalu memeriksa jam di keranjangnya yang mana masih menunjukan pukul 5 sore. Red mengambil langkah pertamanya di matahari terbit dengan diikuti suara rumput terinjak. Dia teringat dengan apa yang dikatakan Lancelot tentang orang yang akan ditemuinya.
Red berjalan menyusuri gelap dan rindangnya hutan Bukit Futoshi , mencari sebuah gubuk berbentuk segitiga dengan 2 penjaga di depannya. Lancelot bilang mustahil bagi seorang manusia untuk mencari tempat tersebut dikarenakan tempat tersebut selalu "bergerak" bagaikan musang terlicik. Namun Red bukanlah seperti manusia , semua indranya berkali-kali lipat lebih tajam. Dan juga selicik-liciknya seekor musang , seekor serigala akan selalu satu langkah di depannya.
Setelah beberapa saat berjalan Red mencium dan mendengar sesuatu , bau asap dan suara kayu terbakar. Red mengikuti petunjuk tersebut dan menemukan apa yang dia cari. Sebuah gubuk dengan ujung kerucut dengan 2 orang berbaju zirah di depan pintu masuk. Red mendekati gubuk tersebut dan mencoba bertanya kepada penjaganya.
"Sumimasen , Jinsang-san wa koko ni iru desu ka ?"
Namun tak ada respon sedikitpun dari penjaga itu , mereka diam dan berdiri bagaikan pohon terkokoh. Red tahu mereka bisa mendengar atau melihat dirinya karena Red bisa mendengarkan suara nafas dan detak jantung mereka. Red mencoba bertanya beberapa kali lagi , namun tetap tidak ada respon. Akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sendiri.
Saat didalam Red tidak percaya dengan apa yang dilihat , ruangan yang dia masuki terasa jauh lebih besar dari ukuran gubuk yang ia lihat sebelumnya. Lalu diujung ruangan itu terlihat seseorang sedang duduk. Red mendekati orang tersebut dan mendapati seorang kakek tua dengan janggut putih dan baju panjangnya duduk menyilang dan memejamkan matanya.
"Ummm sumimasen. Watashi wa Ridley Red desu, Lancelot-san kara kairi ni mashita anata ni au tame ni"
Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya kakek itu membuka matanya dan menjawab Red.
"I know who you are Red Riding Hood , no need with the fake identity , i know many kind of you. Please sit down"
Mendengarnya , Red pun menuruti apa yang dikatakan kakek itu. Setelah duduk terdengar suara BAM yang kencang berasal dari arah pintu masuk. Red menoleh dan melihat kedua penjaga tadi kini berada di dalam dan pintu masuk yang telah tertutup rapat.
"I know the reason you came here. But i want to hear it from you"
Bilang kakek itu. Mendengar apa yang dikatakannya mata Red mulai melesu , dia tidak pernah mengatakannya kepada siapapun. Dia tidak pernah mengatakan rasa takutnya kepada siapapun.
"I uhh... , im afraid. I want to be free , free from my fear. And I need help with that , can you help me Jinsang-san ?"
"I can help you little Red. Now take off your hood and put away your basket"
"Wait , what ?"
"If you want to free from your fear , you have fight it yourself. It means without your equipment , just by yourself"
Red lalu menaruh keranjangnya dan melepas jubah merahnya menampakan rambut pirang panjang nan cerah miliknya. Red duduk kembali di depan kakek itu kembali kini dengan kaki menyilang.
"Now , balance your breathe , empty your mind and close your eyes"
Red mengikuti semua perkataan Jinsang. Red mengosongkan pikirannya , mengatur nafasnya dan memejamkan matanya. Setelah beberapa saat Red merasakan sentuhan di dahinya dan tanpa di sadari kini dia berdiri. Red masih memejamkan matanya , namun ia bisa mendengar suara gesekan-gesekan daun oleh angin dan mencium bau bunga dan bebuahan. Saat membuka mata , dia menyadari kini dia sudah tidak berada di gubuk tadi.
Kini dia berdiri di tengah-tengah hutan. Hutan yang berbeda namun begitu familiar bagi Red. Sinar mentari mengisi rongga-rongga hutan dan sebuah jalanan setapak yang juga familiar kini berada di bawah pijakan Red. Red mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Namun tiba-tiba dari kejauhan dia mendengar langkah kaki menuju ke arahnya juga sebuah suara , sebuah nyanyian.
Red bersembunyi di balik salah satu pohon , menunggu dan melihat siapa gerangan yang datang. Suara nya semakin mendekat. Dan Red melihat seorang anak kecil , dengan tudung dan jubah merah membawa keranjang yang hampir seukuran dengan tubuhnya. Dengan rambut pirangnya yang dikuncir kebawah , Anak kecil itu bernyanyi sambil berjalan dan melompat.
~~over through the river and the forest o, to grandmother house we go~~
"What the... ?"Gumam Red.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women In Red
FantasyPetualangan Red Riding Hood , Rose Red , dan Snow White di dunia dimana Storian , yaitu tokoh-tokoh dan karakter-karakter dalam dongeng , cerita dan nyanyian adalah nyata dan hidup diantara manusia secara rahasia. Bersama , mereka memecahkan berbaga...