20. The Fairy Queen : Part 2 of 2

39 1 0
                                    

Namanya adalah Gepetto. Gepetto adalah seorang tukang pahat kayu yag tinggal di Desa Sebrang Kawah , Gepetto muda tinggal sendiri di rumahnya yang terletak di atas bukit dan bisa dibilang memisah dari pemukiman utama. Meskipun begitu warga desa mengenal Gepetto sebagai pribadia hang ramah dan sangat menekuni pekerhaannya. Suatu sore saat hendak mengambil air di sungai yang tidak terlalu jauh dari rumahnya Gepetto melihat sesuatu yang ganjil dari kejauhan. Gepetto yang penasaran lalu berjalan dan mendekati sesuatu tersebut dan betapa terkejutnya Gepetto mendapati seorang wanita yang terbaring kuyup tidak sadarkan diri. Gepetto lalu memperhatikan wanita itu lebih seksama dan melihat kaki wanita itu yang tertusuk sebuah anak panah , melihatnya Gepetto langsung bergegas menggendong wanita itu dan membawanya kerumahnya meninggalkan 2 ember kosongnya di tepi sungai.

Selama 3 hari Gepetto merawat dan mengobati wanita yang bahkan dia tidak kenal. Setelah 3 hari wanita itupun terbangun dan tentu dia kebingungan. Gepetto menjelaskan siapa dan dimana dia kepada wanita itu , namun sepertinya si wanita tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan Gepetto. Wanita itu menjulurkan tangannya ke arah Gepetto dan 2 pasang sayap seperti sayap kupu-kupu muncul di belakangnya lalu kilauan biru keluar dari tangannya yang terjulur tadi dan membuat Gepetto terpental menabrak dinding rumahnya.

"Gepetto... Nama yang mencurigakan. Apa mau mu ? Mencabut sayapku ? Mengambil sihirku ? Sayang sekali sepertinya kamu berurusan dengan peri yang salah"

Gepetto terkejut mendengar apa yang wanita itu katakan , juga dia terus terpana melototi sayap yang menawan dan berkilauan itu.

"Tu-tunggu dulu peri ?" Tanya Gepetto sambil kembali menegakan kakinya "Baiklah aku minta maaf jika kamu merasa aku punya niat jahat. Tapi dengarkan dulu , aku tidak ada niat jahat atau apapun kepadamu. Waktu itu kamu terluka dan tidak sadarkan diri di pinggir sungai , lalu aku melihatmu dan langsung membawamu kesini dan merawatmu dan melihatmu tadi terbangun membuatku bersyukur.."

Mireska yang mendengarkan apa yang dikatakan Gepetto mulai mengingat kembali apa yang terakhir kali terjadi dengan dirinya. Dia mengingat 2 orang pemburu yang mengejar dan membuat dia terjatuh ke sungai dan tak sadarkan. Setelah mengingat rasa bersalah dan malu mulai memasuki Mireska "Ya ampun , aku benar-benar minta maaf tuan aku tidak ta-"

"Tidak , tak apa , dirimu yang seorang peri dan aku yang seorang manusia , wajar jika responmu seperti itu. Dan panggil saja Gepetto"

"Terima kasih. Namaku Mireska , Mireska Bluewings" bilang Mireska yang kembali menyembunyikan sayapnya , lalu tiba-tiba perut Mireska berbunyi sangat kencang sampai bisa terdengar seruangan "Maaf aku.." bilang Mireska merasa malu "Ya ampun , tentu saja kamu lapar. Baiklah tunggu disitu aku akan menyiapkan makanan" lalu Gepetto pergi ke dapur membuat makanan untuk Mireska yang masih terduduk lesu dengan semua yang terjadi dan hari itu mereka habiskan tanpa keluar dari rumah sekalipun. Esoknya Gepetto bangun di pagi hari dan mendapati Mireska sedang berdiri di ruangan kerjanya menatapi semua hasil pahatannya "Umm..Mireska apa yang kamu lakukan ?" Tanya Gepetto

"Aku sedang memahami apa yang kamu buat ini , aku ada pertanyaan untukmu kenapa kamu tidak menyelesaikannya saja secepatnya ?"

"Karena.. aku butuh waktu untuk menyelesaikannya. Kedua tangan ini memang mahir tapi juga ada batasanya"

"Hmmm.. kenapa kau tidak menggunakan sihirmu ?"

"Sihir ? Aku tidak punya itu"

"Kalau begitu kekuatan elementalis / magis seperti para Imp ?"

"Aku juga tidak punya itu"

"Kuku dan gigi super seperti Orc atau Troll ?"

"Aku juga tidak punya , Mireska aku hanyalah manusia biasa"

Women In RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang