17. Wheres Pinocchio ? : Part 2 of 3

100 6 0
                                    

Pinnochio.

Nama Storian yang tak asing dilidah Normies manapun. Tentu , yang ada dibayangan mereka setelah nama itu tersebut adalah seorang boneka anak kecil yang polos nan baik hasil buatan tangan Papa Gepetto yang keinginan terhebatnya adalah menjadi anak manusia sungguhan , Juga mantra yang ia dapatkan jika ia berbohong. Walaupun cerita tersebut tak sepenuhnya benar dan tak juga sepenuhnya salah.

Pinocchio kecil lahir dan tumbuh dibawah asuhan Papa Gepetto. Papa Gepetto mencintai dan merawat Pinocchio layaknya anak kesayangan. Namun Pinocchio kecil tak tumbuh dengan keluguan dan senyum manis berseri , ia malah tumbuh menjadi pribadi yang candang , gegabah , dan suka membuat onar dan masalah untuk Storian lainnya.

Lebih cekatan dari Imp tergesit , lebih licik dari goblin terulung membuat para Storian korban dari keonarannya selalu melaporkannya dan mengeluh kepada Papa Gepetto. Tentu Papa Gepetto sendiri juga tidak tahan dengan kelakuan anaknya dan keluhan-keluhan yang terus datang kepadanya tentang anaknya , namun apa di daya , pada akhirnya dia tetap anaknya dan dia mencintainya.

Bulan melangkahi hari lalu tahun menjemput bulan untuk melewati tahun lainnya , keluhan-keluhan dan ancaman terus berdatangan ke Papa Gepetto mengenai anaknya. Sampai pada akhirnya Papa Gepetto sendiri telah mencapai batas. Saat itu Pinocchio melakukan sebuab kesalahan yang bahkan di mata Gepetto tak bisa dimaafkan , dan dia tak memiliki pilihan lain. Dengan berat hatu ia mengusir keluar Pinocchio dari rumahnya.

Pinocchio muda meneteskan air mata mendengar apa yang dikatakan ayahnya , saat itu rasa menyesal dan bersalah mengalir deras dalam diri Pinocchio. Namun semua sudah terlambat , apel yang sudah dipetik tak akan bisa dikembalikan lagi. Pinocchio lalu mengambil langkahnya menjauhi tempat yang akan selalu ia sebut rumah menuju dunia luar sana.

Tak ada yang tau kemana Pinocchio menjejakan kakinya , namun tak lama berselang setelah kepergiannya terdapat kabar bahwa ia hidup di antara para Normies dan membangun kehidupannya sendiri. Lalu , 1 tahun yang lalu ia kini kembali kerumahnya sebagai laki-laki yang telah berubah. Kepulangannya kerumah sangat disambut , terutama oleh ayahnya.

Namun tanpa aba-aba diantara angin , seketika dia pergi kembali atau lebih tepatnya menghilang dari hadapan ayahnya. Hal ini lah yang membuat kepala Snow hampir terjaga semalaman , terlebih dengan apa yang Ratu katakan kepadanya kemarin

"Cari dan temui Pinnochio secepatnya , sebelum ia menemukan apa yang dia cari"

Ini semua bagaikan teka-teki bagi Snow , dan sialnya dia tak pandai dalam soal memecahkan teka-teki berbeda dengan adik-adiknya.

"Apa yang dilakukan Red jika dia ada di posisiku ? Hmmmm"

Bilang Snow sambil menggaruk kepalanya , mencoba mencari jalan. Untungnya Snow adalah orang yang handal dalam mencari informasi , dan dia pun memutuskan untuk mencari infomasi sebanyak yang ia bisa dapatkan terlebih dahulu. Walaupun kebanyakan yang Snow ketahui tentang Pinocchio sama dengan yang Storian lain ketahui , namun ada 1 hal yang ia ketahui tentang Pinocchio yang kebanyakan Storian lain tak mengetahuinya.

Pagi itu dia langsung mengambil jubah putihnya adan kunci ajaibnya dan membuka pintu ke dalam sebuah rumah kayu yang sekilas mirip dengan miliknya. Di dalam bau mint dan madu memekati sekitar , dan sejauh mata  memandang senjata api dan boneka beruang memenuhi tembok rumah tersebut.

Snow berjalan memasuki rumah tersebut dan tak lama menemui seseorang di dalamnya. Seorang perempuan dengan rambut berwarna emas dan kunciran ponytailnya sedang mengasah manja senapan yang ia pegang dengan kain yang ada di tangan kirinya. Sebuah boneka beruang kecil berada disampingnya juga setangkai lolipop yang menemani mulutnya.  Perempuan itupun menyadari kehadiran Snow dan melihat ke arahnya.

"Hai bos"

Bilang perempuan itu , sebelum sibuk kembali dengan senapannya.

"Pagi Goldilocks" balas Snow "apa aku mengganggumu ?"

"Hmmm , yaa tidak terlalu sih. Apa ada sesuatu ? Apa para dewansudah  memberi kasus baru lagi untukku ?"

"Tidak , a..ah maksudku i..iya , maksudku ti..tidak"

Kini perhatian Goldilocks mengarah penuh ke Snow setelah mendengarnya berbicar terbata-bata.

"Hufthh , baiklah , jadi begini. Raja dan Ratu memberikanku sebuah tugas , dan aku butuh bantuan dalam melakukannya oleh karena itu datang menemui mu" jelas Snow kali ini.

"Dan tugas tersebut ?"

"Aku harus menemukan seseorang , aku harus menemukan Pinocchio"

Mendengar apa yang dikatakan Snow seperti membuat Goldilocks terkejut dan ia mencoba membuang perhatiannya kembali ke senapannya.

"Lalu kenapa datang kesini ? Bukankah kamu bisa meminta bantuan Red dan Rose ?" Tanya Goldilocks yang kini tidak memperhatikan Snow sedikitpun.

"Mereka...mereka tidak bersamaku... , mereka pergi. Lagipula aku mengetahuinya Gold , sebelum Pinocchio pergi , kau sangat akrab dan selalu bermain bersamanya. Oleh karenanya , menurutku tidak ada Storian lain yang lebih mengenalnya selain dirimu" Jawab Snow yang kini lebih mendekat "jadi , maukah kamu membantuku ?"

Sesaat terdapat keheningan , Goldilocks tidak menjawab. Lalu dia mengambil boneka beruang kecil yang ada disampingnya dan mendekatkan mulut si beruang ke arah telinganya. Eksperesi dari wajah Goldilocks berganti-ganti , bagaikan boneka beruang itu berbicara kepadanya langsung. Snow pun hanya terdiam melihatnya dengan mata memaklumi.

Lalu setelah mengangguk 2 kali , Goldilocks langsung berdiri dan mengambil rompi coklatnya.

"Baiklah , aku akan membantumu. Jadi berikan aku informasi-informasi yang dibutuhkan"

"Terimakasih Goldy , tapi aku harus menemukannya secepat mungkin"

"Heh , Tenang saja Snow. Seekor beruang tak akan kalah oleh serigala dalam hal mencari buruannya" jawab Goldilocks dengan setengah senyumannya.

Lalu mereka pun langsung pergi dan memulai kerja sama untuk mencari Pinocchio. Setelah 2 hari pencarian dan pengumpulan informasi , Snow dan Goldilocks mendapati diri mereka di sebuah hotel di Brimingham , Inggris.

"Apaka kamu yakin dia akan ada disini ?"

"Instingku tidak akan salah Snow"

Mereka pun masuk dan menuju lantai 2 , ke kamar nomor 9 lebih tepatnya. Goldilocks pun mengetuk pintu kamar tersebut dan tak lama berselang seseorang membuka pintu tersebut dari dalam. Seorang laki-laki dengan hidung mancungnya juga rambut yang agak ikal dan bola mata berwarna biru.

"G..Goldy ?"

Bilang laki-laki itu bagaikan terpanah melihat Goldilocks.

"Tahan nafasmu , Pinocchio. Bukan aku yang datang untuk menemui , tapi dia"

"Putri Sno-- Hmmpf!!"

Sebelum Pinocchio bisa menyelesaikan kalimatnya , Snow langsung mengangkat tangannya dan membuat akar-akar pohon keluar dari lantai melilit dan menahan Pinocchio ditempat.

Women In RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang