2. Safira dan Aska

122 10 0
                                        

Di tengah perjalanan menuju kelas, Safira tidak sengaja tertabrak oleh seorang lelaki yang sibuk memainkan ponselnya sambil memegang tumpukan kertas laporan tugasnya. Safira pun juga seperti itu, ia sibuk memeriksa isi tasnya hingga ia pun lupa jika ada orang yang lewat di depannya. Tumpukan kertas yang dibawa oleh lelaki itu pun tercecer jatuh ke lantai. Safira merasa bersalah dengan apa yang terjadi, akhirnya dengan sigap ia membantu lelaki itu.

"Aduh sorry banget, yah tadi gue nggak sengaja nabrak elo. Soalnya tadi gue sibuk banget loh nyari sesuatu di tas gue. Sorry banget yah." Kata Safira meminta maaf pada lelaki itu.

"Iya nggak papa juga kok, tadi gue juga yang salah nggak liat kalau ada orang di depan. Nggak papa kok." Jawab lelaki itu.

"Beneran nggak papa. Karena kan soalnya ini tugas - tugas lo. Jadinya tercecer kan." Ucap Fira merasa bersalah.

"Udah nggak papa kok. Gue udah maafin kok." Ucap lelaki itu seraya berdiri setelah mengumpulkan kertas yang berceceran itu.

"Yaudah kalau gitu gue cabut ke kelas dulu". Sambungnya sambil tersenyum tipis.

Sebelum langkah lelaki itu menjauh, Fira memanggilnya untuk berkenalan

"Hei," panggil Safira.

Lelaki itu pun berbalik badan. Safira pun menghampiri lelaki itu sambil mengulurkan tangannya

"kenalin nama gue Safira." Lelaki itu menatap Safira sambil menerima uluran tangannya

"Aska."

"Oh... Aska. Tadi gue minta maaf banget yah, nggak sengaja tadi. Sebagai bentuk permintaan maaf dari gue, lo bisa nyuruh gue kok bawain tugas itu" Kata Safira sambil menunjuk tumpukan kertas yang Aska bawa.

Aska pun mengulumkan senyum tipisnya, ia merasa gadis yang ada didepannya ini terlihat sangat lugu, ia pun berkata "nggak papa kok. Gue udah maafin lo tadi. Kalau tugas ini lo nggak usah repot repot mau bawain, soalnya kelas gue udah deket, tuh." Ucap Aska sambil menunjuk arah ke kelasnya.

"Kebetulan banget, kelas gue juga ada di sana. Berarti kita satu fakultas dong. Yaudah kita barengan aja yuk ke kelasnya." Ucap Safira setelah ia tahu bahwa Aska satu fakultas dengannya, yaitu fakultas ekonomi.

****

Setelah sampai di kelas, Safira langsung menuju ke tempat duduknya. Santi yang telah tiba di kelas lebih dulu, kini merasa kepalanya di penuhi banyak tanda tanya. Ia pun menghujani beberapa pertanyaan pada Safira.

"Darimana aja lo, Ra? Kirain lo udah sampai di sini duluan. Trus cowok yang tadi itu siapa, sih? Terus gimana caranya lo bisa barengan sama dia?". Safira yang mendengar beberapa pertanyaan dari Santi, mengeluh dengan sesaat.

"San, udah deh, kenapa sih kepo amat" Gerutunya.

"Lo kenapa sih Ra, nggak biasanya deh lo kayak gini. Yaudah deh, kalau lo nggak mau kasih tau nggak papa kok."

Safira yang mendengar hal tersebut langsung menolehkan kepalanya pada Santi

"San, lo jangan marah dong. Ya, tadi gue cuma bercanda doang. Lagian lo kenapa sih sensi amat sama gue barusan."

Santi hanya memutar bola matanya malas. Sahabat satu - satunya Safira ini, memang agak menjengkelkan. Jika tidak diberitahu yang sebenarnya, maka ia akan ngambek.

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang