22. Harapan yang Pupus

28 2 0
                                    

Original Sound Track for this part (Judika-Jikalau Kau Cinta)

****

Setelah jadwal kuliah pagi usai, Safira dan Aska bergegas keluar dari kelas. Kuliah hari ini tidak terlalu lama, karena dosen hanya menjelaskan bagian inti dari bab yang dipelajari.

"Aska, lo duluan aja, nanti gue nyusul," kata Safira.

"Mau kemana?" Tanya Aska.

"Ada urusan sebentar sama Santi. Nggak lama kok,"

"Oh, yaudah,"

Safira pun segera pergi. Aska hanya berusaha bersabar dulu. Sebentar lagi. Ya, sebentar lagi. Bisa dibilang hanya hitungan menit saja, Safira akan memberikan jawaban dari pertanyaanya kemarin.

Baru Aska ingin melangkah, suara dering ponselnya, mencegahnya. Di sana tertera nomor yang tak dikenal. Tanpa berpikir panjang, ia pun segera mengangkat telfon.

"Halo?"

"..."

"Maaf, ini siapa ya? Mungkin salah sambung kali,"

"..."

"Lo dapat nomor gue darimana?"

"..."

"Apa? Lo mau cari masalah?"

"..."

"Maaf, gue nggak bisa. Lagian, urusan kita udah selesai."

"..."

Aska menghela napasnya dengan gusar. Apalagi ini? Kenapa Reina datang ke kampusnya? Gara-gara perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, hidupnya jadi sesak sekarang karena gadis ini.

Jika Aska menolak ajakan Reina, pasti cewek ini akan melaporkannya. Dan sudah pasti Aska merasa tidak bebas jika Mama Papa nya tahu kalau ia sering jalan dengan Safira. Ah, Aska jadi bingung sekarang.

"Oke, gue bakal turutin kemauan lo hari ini. Tapi nggak lama. Gue ada urusan yang harus gue selesaiin," ucap Aska.

Setelah menutup telfon, ia pun segera berjalan keluar dari kampus.

****

"Aska, kita mau ngapain di tempat ini?" Tanya Reina.

Aska membawa Reina di taman air mancur. Ia sengaja membawa Reina ke sini, karena sekalian ia tidak pulang pergi kemana-mana. Karena jika Aska menuruti kemauan Reina untuk pergi ke mall, bisa-bisa ia yang membuat Safira menunggu.

Aska tidak ingin membuat Safira yang menunggu. Cukup dirinya saja yang menunggu.

"Gue kan, udah bilang sebelumnya, kalau  urusan kita udah selesai. Tapi lo malah ngotot buat ketemu gue. Jadi ya, gue bawa lo ke sini. Lo inget kan, tadi malam gue bilang apa ke lo?" Jedanya.

Reina hanya menatap ke arah lain sambil memasang ekspresi jengahnya.

"Kalau orang yang gue suka, bakal ngasih gue jawabannya hari ini. Jadi please, lo jangan ganggu gue. Karena gue nggak suka sama lo. Salah lo sendiri, kenapa juga lo mesti bilang setuju segala ke orang tua gue. Jadi ribet kan, sekarang?" Ucap Aska sambil mengusap rambutnya dengan penuh frustasi.

Tanpa ada aba-aba sekalipun, Reina langsung memeluk Aska dengan erat. Membuat Aska langsung terlonjak kaget dengan yang dilakukan Reina.

"Eh, lo apa-apaan sih?" Ucap Aska sambil melepaskan pelukan dari Reina.

"Aska, aku nggak bisa tahan lagi buat bilang ini ke kamu. Jujur Ka, pas tadi malem, aku pertama kali liat kamu, itu udah ngebuat aku yakin, kalau perjodohan ini harus aku setujui. Karena aku suka sama kamu Aska. Aku jujur sekarang. Aku nggak bohong," ungkap Reina.

Tanpa sadar, dari balik pohon Safira mendengar ucapan dari Reina. Dan itu membuat hati Safira rasanya mau remuk. Setetes air bening pun lolos dari pelupuk matanya.

Baru saja Aska ingin membalas ucapan Reina, suara dari Safira pun mengalihkan perhatiannya.

"Oh, jadi semua yang lo ungkapin ke gue itu cuma mainan?" Jeda Safira seraya menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak habis pikir ya, kalau lo itu cuma mempermainkan gue, Ka. Ternyata dibelakang gue, lo udah di jodohin sama orang lain. Lo emang pengecut Aska. Gue benci sama lo," ucapnya.

"Bukan gitu, Ra. Lo salah paham. Ini nggak seperti yang lo kira--"

"Nggak. Gue nggak denger penjelasan lain dari lo. Intinya, jawaban yang harus gue kasih ke lo hari ini adalah, TIDAK. Gue nggak bisa bales perasaan lo. Makasih, selama ini lo udah baik sama gue," ucap Safira lalu pergi dari hadapan Aska.

"FIRA! DENGER DULU PENJELASAN DARI GUE. FIRA!"

Sekeras apa pun Aska berteriak, Safira tidak akan menggubrisnya. Karena hatinya jadi sakit sekarang.

Aska mengusap wajahnya dengan frustasi. Kacaulah sudah. Aska berharap, jawaban yang ia dapatkan adalah IYA. Tapi malah sebaliknya pula yang ia dapatkan hari ini.

Aska beralih menatap Reina.

"Ini semua gara-gara lo. Jika bukan karena lo, ini semua nggak akan terjadi," ucap Aska dengan penuh amarah dan langsung pergi dari hadapan Reina.

Setelah Aska pergi dari hadapannya, Reina tersenyum penuh begitu arti.

"Aska, Aska. Apa kamu kira, aku cuma berhenti di situ aja? Nggak. Sampai kapan pun, aku nggak akan ngebiarin orang lain memilikimu. Cukup aku aja. Karena kamu adalah calon tunangan aku," ucap Reina dengan wajah penuh kelicikan.

Reina tahu jika hari ini gadis yang Aska sukai, akan segera memberikan jawaban yang sebenarnya. Dan hal ini, Reina manfaatkan untuk membuat semuanya jadi kacau. Dan akhirnya pun berhasillah rencananya.

****

Gimana? Lanjut?

Maaf kalau nggak nyambung. Soalnya baru bisa up lagi. Sebelumnya, aku dilanda kesibukan, karena ujian yang aku lewati sebelumnya.

Dan alhamdulillah, aku udah nyelesaiin masa SMA ku. Sisa menuju tahap selanjutnya 😊

Sekian dari aku. Jangan lupa tinggalkan vote dan comment dari kalian. Setidaknya, itu udah buat aku seneng 😊

Silahkan follow akun instagram ku
warzuqnidila

TERIMA KASIH

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang