Di tengah perjalanan pulang ke rumah, ponsel Aska berdering. Ia melihat beberapa deretan nomor yang tak dikenal. Ia pun berdecak. Spontan, ia hanya membiarkan ponselnya berbunyi terus.
****
"Nggak diangkat lagi. Nyebelin banget nih cowok. Susah juga di luluhin," ucap Reina.
"Gue harus cari cara, supaya Aska bisa ngelupain cewek itu," ucap Reina dengan senyum licik.
Pikiran licik Reina seketika buyar karena panggilan Papanya.
"Reina??"
"Iya Pa?"
"Kamu ngapain ngomong sendiri?"
"Eh, tadi aku, lagi ngafalin rumus. Biar nggak lupa," ucap Reina dengan gelagapan.
"Bener?"
"Iya Pa. Ish... Papa. Oh iya, kenapa panggil tadi?"
"Ini, tolong kamu anterin parsel makanan ini ke rumah Aska," ucap Candra.
"Oke. Pa, boleh nggak aku main di rumah Tante Monika?"
"Mm... Boleh. Tapi awas, jangan macem-macem di rumah calon mertua."
"Iya Pa. Itu udah pasti kok. Yaudah, aku pergi dulu."
"Iya. Hati-hati bawa mobilnya. Jangan ngebut."
"Iya Papa."
****
Tiba di rumah Aska, Reina segera keluar dari mobil dengan membawa sebuah parsel makanan.
"Permisi," ucap Reina sambil menekan bel pintu.
Tidak lama setelah itu, pintu terbuka. Dan kebetulan sekali, yang membuka pintu adalah Monika.
"Eh, Reina. Masuk dulu sayang."
Reina mengikuti Monika dari belakang menuju ruang tamu.
"Ini Tante. Dari Papa ku," kata Reina sambil menaruh parsel di atas meja.
"Wahh... Makasih ya. Cantik banget parsel nya. Mana makanan mahal-mahal semua,"
Reina terkekeh, "Tante bisa aja. Oh iya Tan, Aska ada?"
"Ada. Dia ada di kamarnya. Tunggu, Tante panggilin dulu ya"
"Iya Tante."
Monika segera bangkit sambil membawa parsel menuju ke dapur. Lalu segera memanggil Aska untuk segera turun.
Sementara itu, Reina menyempatkan diri untuk melihat-lihat foto yang tertempel di dinding. Di sana banyak foto keluarga Aska. Reina tersenyum saat melihat foto Aska yang masih kecil. Menurutnya, Aska terlihat begitu lugu.
Di sisi lain, Monika tengah mengetuk pintu kamar putranya tapi tidak di buka sama sekali. Karena Aska tidak merespons, Monika pun mencoba membuka pintu. Dan ternyata tidak dikunci.
Monika masuk ke dalam dan ternyata Aska tidak ada. Padahal pas pulang dari kuliah, Monika melihat Aska. Tapi sekarang entah pergi ke mana.
Monika pun keluar dari kamar putranya dan segera turun ke bawah.
"Rein, Aska nggak ada di kamarnya,"
Reina berhenti melihat-lihat foto dan beralih menatap Monika.
"Dia pergi kemana Tante?"
"Tante juga nggak tau. Mungkin dia lagi main ke rumah temennya. Coba kamu telfon,"
Reina mengangguk.
Ia pun mencoba menghubungi Aska. Tapi hasilnya nihil. Ponselnya malah tidak aktif.
"Nggak aktif Tante"
"Aduh, gimana ya?"
"Nggak papa kok, Tan. Nanti aja ketemu nya. Mungkin Aska lagi sibuk. Yaudah, aku pamit pulang dulu Tante,"
"Iya. Hati-hati ya. Kapan-kapan, kamu main ke sini ya"
"Iya Tante."
Keluar dari rumah Aska, Reina mencoba lagi menghubungi Aska. Tapi hasilnya tetap sama. Ponselnya tidak aktif.
"Aska, jika lo ngehindar dari gue, maka gue akan semakin berusaha buat ngedapatin lo. Meskipun lo tetap menjauh, gue bakal semakin mendekat," gumam Reina.
Ia pun segera masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan rumah Aska.
****
Maaf kalau part ini pendek 🙏 karena menurut ku, cukup sampai di situ aja. Oh iya, kalau kalian mau koreksi, silahkan comment ya. Jangan pernah merasa sungkan untuk mengoreksi suatu karya. Karena tidak semua hasil karya orang lain itu sempurna.
Buat yang mau tanya-tanya, silahkan kalian follow akun instagram ku.
warzuqnidila
Sekian,
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
SafirAska
RomancePertemuan pertama di koridor kampus membuat perasaan di antara keduanya muncul secara perlahan-lahan yang membuat mereka menjalin suatu hubungan yang serius. Suatu hari nanti hubungan yang mereka buat akan menimbulkan sebuah masalah yang baru mereka...